PopNovel

Reading Books on PopNovel APP

Terpaksa Menikahi Lelaki Judes

Terpaksa Menikahi Lelaki Judes

Author:Diujung Pena

Updating

Introduction
Christia, wanita cantik yang tidak lupa selalu mengenakan hijab panjangnya. Di usia yang sudah menginjak 18 tahun, ia di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan laki-laki judes namun tampan. Allvero, lelaki tampan sekaligus pengusaha muda yang memang juga terlahir dari keluarga kaya. Baik di lingkungan kantor mau pun keluarganya ia terbilang lelaki yang judes, cuek, tidak pernah dekat dengan wanita mana pun. Sampai di usianya yang ke 24 tahun, meski terbilang muda namun kedua orang tuanya sudah sangat khawatir dan berniat menjodohkan anaknya itu dengan Christia yang juga merupakan anak dari teman dekatnya. Christia yang mengetahui dirinya akan di jodohkan terlebih lagi dengan Allvero yang teryata adalah kakak kelasnya itu, ia sempat khawatir. Semasa sekolah dulu, Allvero lah yang selalu membuly Christia. Namun siapa sangka di usia yang sudah sama-sama dewasa ternyata mereka di takdirkan bersama? Dengan keberaniannya, Christia akhirnya menerima perjodohan itu.
Show All▼
Chapter

“Ayah, Christia ngga mau menikah muda! Christia masih mau mengejar impian menjadi wanita karier”.

“Tia, ayah tetap tidak mau kamu jadi seperti itu. Ayah mau kamu jadi diri sendiri dengan kesederhanaan ini, ayah juga sudah memilihkan lelaki yang tepat untuk kamu”.

“Hah, maksud ayah di jodohkan, begitu? Ini bukan zaman Siti Nurbaya yang adanya perjodohan, yah”.

“Tia dengarkan ayah baik-baik, ayah hanya ingin melihat kamu bahagia. Bagi ayah menikah muda itu jauh lebih baik dari pada kamu harus berkeliaran apalagi menjadi seorang terkenal itu berat ujiannya Tia”.

“Tia kan ngga ke mana-mana selama ini selain ke sekolah waktu kita di Jakarta pun Tia ngga pernah main”.

“Sudah kamu jangan membantah lagi”.

Begitulah kiranya gadis yang baru berusia 18 tahun itu selalu di tekan ayahnya untuk menikah muda. Setelah lulus dari SMA swasta 04 Jombang, Christia tidak mendapat restu sang ayah untuk melanjutkan pendidikan dengan kuliah. Salah satu alasannya karena kehidupan keluarga mereka yang sederhana di mana ayah Christia hanya seorang buruh tani yang tidak bisa membiayai anaknya kuliah. Orang tua Christia memang berbeda dari orang tua pada umumnya yang mati-matian bekerja untuk anaknya sampai mendapatkan gelar sarjana, namun orang tua Christia malah menyuruh anaknya menikah muda. “Di zaman sekarang ini bagi saya solusi terbaik untuk seorang gadis adalah menikah muda. Saya bukannya tidak mau melihat anak saya menjadi seorang yang sukses saya hanya khawatir di luar sana dia tidak bisa menjaga dirinya, karena wanita adalah sebesar-besarnya fitnah. Lagi pun setinggi apa pun karier seorang wanita pada ujungnya ia tetap akan menjadi seorang ibu rumah tangga yang tugasnya mengurus suami dan anak-anaknya”. Begitulah jawaban Pak Heno jika ada orang yang bertanya mengapa anaknya di suruh menikah muda.

Di balik itu semua ternyata Pak Heno diam-diam menyembunyikan kesedihannya saat sang istri sudah menjadi wanita sukses, ia meninggalkan suaminya sampai akhirnya datang kabar ia sudah menikah dengan laki-laki lain. Trauma, itu juga yang di rasakan Pak Heno ia tidak mau hal itu terjadi pada Christia jika ia sudah sukses. Di usia yang sudah dewasa ini, Christia masih belum tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan ibunya. Meski Pak Heno selalu mengatakan bahwa ibunya telah meninggal, Christia masih belum sepenuhnya percaya karena setiap kali Christia meminta di antar menuju makam sang ibu, Pak Heno selalu mengalihkan pembicaraan.

17 tahun lamanya hidup tanpa seorang ibu membuat Christia sangat sedih. Ia sangat merindukan pelukan seorang ibu. Keyakinan di hatinya bahwa sang ibu masih hidup itu lah yang membuat Christia ingin menjadi seseorang yang sukses agar bisa mencari tahu keberadaan ibunya. Namun mimpi dan impian itu seolah sudah tidak ada harapan lagi lantaran sang ayah memintanya untuk menikah muda. Bahkan Pak Heno katakan bahwa Christia sudah ia jodohkan dengan anak temannya di kota.

Dirga Gustino, teman akrab dari Pak Heno. Tempo lalu saat Christia sekolah di kota, ternyata ia berada di sekolah yang sama dengan anak Pak Dirga. Hal itu membuat mereka berdua yakin bahwa akan lebih mudah untuk mengenalkan anak-anak mereka dan sepakat untuk menjodohkannya.

Allvero, pemuda tampan yang terlahir dari keluarga ternama. Usia 24 tahun mungkin sangat muda bagi seorang lelaki. Sayangnya di usia itulah Allvero harus menikah. Menikah dengan wanita yang tidak ia tahu rupa dan latar belakangnya.

“Papa, Allvero bener-bener belum siap jika harus menikah sekarang. Allvero masih nyaman kayak gini bebas ke mana aja All mau”.

“All, kamu akan lebih nyaman ketika sudah menikah. Nanti bakalan ada yang siapin kamu makanan, ada teman jalan, bercanda, cerita dan yang paling pentingnya menikah itu sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Papa yakin kamu bisa bertanggung jawab nantinya dalam keluarga mu”.

“Kalo masalah siapin makan kan ada mama, teman jalan dan lain sebagainya itu juga All kan punya banyak teman. Kenapa harus secepat ini sih Pa, Allvero belum siap”.

“All... Kata papa kamu benar menikah itu sunnah yang sangat di anjurkan. Nabi pun sangat melarang untuk membujang. Papa kamu juga udah bilang kan tempo lalu bahwa wanita yang ia pilihkan itu sholehah. Jadi apa salahnya? Sudah waktunya All”.

“Yah mama malah belain papa”.

Jiwa yang dimiliki Pak Heno dan Dirga Gustino ternyata sama. Sama-sama sangat ingin melihat anaknya untuk menikah muda. Karena perkembangan zaman dan penuh dengan fitnah membuat kedua orang tua itu sangat khawatir dengan anak-anak mereka.