PopNovel

Reading Books on PopNovel APP

Kekasihku Ayah Tiriku

Kekasihku Ayah Tiriku

Author:Agatha Melia

Updating

Introduction
Hati mana yang tak kecewa melihat orang terkasih nya akan Menikah dengan orang lain. Bahkan lebih menyakitkan orang itu adalah ibunya sendiri Salahkah bila membenci keduanya. Salahkah bila harus balas dendam? dimana salahnya? Ini masalah hati,bahkan dunia pun akan mengerti. Tak akan kubiarkan mereka bahagia didepan mataku, Dimata ku sekarang ibuku tak jauh dari seoranga jalan, Dan kekasihku tak lelaki selangk*ngan
Show All▼
Chapter

Kekasihku,Ayah Tiri ku

"Aaaarrrggggghhhhh"

Ku hancurkan semua benda yang berada disekitarku.Hancur semua,sama halnya dengan hati ini.kubanting kursi riasku sampai menghancurkan kaca beserta semua yang ada diatasnya

Aku kecewa, Frustasi dan Kacau.

Entah bagaimana aku akan menjalani hidup ini, bagaimana bisa orang yang paling aku cintai akan menjadi suami dari ibuku.

Mengapa bisa dia melakukan hal keji,yang bahkan tak pernah kulakukan dengannya walau kita telah bersama tiga tahun lamanya.

Sekarang dia harus bertanggung jawab atas benih yang tumbuh pada rahim ibuku.Dia akan menjadi ayah sambungku,bagaimana bisa aku hidup serumah dan harus menerimanya sebagai ayah tiri ku.

Mengapa mereka Setega ini,mengapa harus Ibuku!!

Kalian bedeb*h.

Aku sudah cukup paham apa yang dirasakan ibuku,dia pasti kesepian setelah dua tahun lamanya ditinggalkan ayahku.

**

"Hahaha kalian membohongiku,apa kalian ingin memberiku kejutan?"

"Sudahlah keluarkan saja kejutannya,aku sudah tau jangan beracting lagi"lanjutku dengan wajah gembira.Karna kutahu pacarku dan ibuku sedang beracting untuk memberi kejutan padaku.

Ibuku bilang dia hamil,dan itu anak kekasihku.Dan Dimas kekasihku,meminta ijin untuk menikahi ibu.Tidak mungkinkan?aku tau mereka sedang mengerjai ku,aku langsung tertawa mendengarnya.

Tapi suasana hening,tak ada jawaban ataupun kejutan dari mereka yang aku tunggu-tunggu itu.

"Sayang,mana kejutannya,kamu sama mamah pasti lagi becanda kan"ucapku dengan senyum yang mulai memudar.

Tak.

Ibuku menyimpan sesuatu diatas meja dihadapan kami,kuambil benda kecil berukuran sedikit panjang itu.

Tespeck.

Ya,benda itu tespeck bergaris dua.

Ku tatap mereka secara bergantian,tak ada yang menatapku mereka berdua menunduk.

Aku mulai cemas.

Ku coba menghapus garis merah itu,aku yakin ini hanya spidol yang mamah garisi.

Ku gosok-gosok tapi tak pudar,aku berlari kearah kamar mandi,ku basuh dengan air tak lupa ku coba juga dengan sabun,tapi tak juga pudar.

Lemas yang kurasa.Dengan langkah lunglay ku hampiri lagi mereka berdua,

"Jika kalian ingin membohongiku,cepat katakan sekarang kalo tidak aku akan benar-benar marah!"ucapku tegas pada mereka.

"Bu,katakan ibu ingin memeberi kejutankan"kuhampiri ibuku,kugemingkan badannya untuk menjawab pertanyaan itu.

Kuberalih kearah kekasihku,dia masih menunduk juga.

"Dimas"ku panggil namanya dengan sedikit parau.

"Maaf"bukan itu yang kuharap kan keluar dari mulutnya.

"Gak mungkin dim,kamu gak mungkin ngelakuin itu keibu aku,ibu pacar kamu sendiri dim?!"ku goyahkan tubuhnya agar menatapku.

"Maaf aku hilap Din"

Bruk.

Tak dapat kutopang lagi tubuh ini,lemas,kecewa,hancur sudah duniaku.

**

POV Dinda

Malam itu juga mereka resmi menikah dengan disaksikan beberapa keluarga dari pihak ibuku tak kulihat keluarga dari pihak Dimas bedebah sialan itu.

Sebelum aku melangkah pergi dan mengurung diri kekemar aku sempat melihat mereka datang kekediamanku serta membawa penghulu.

Tak kuasaku menyaksikan ini lagi,ku berlari masuk kekamarku dan langsung menguncinya.

Terdengar dari luar ibuku mengetuk dan memanggilku untuk keluar,kata maaf terus terdengar disana.

Bukan hanya suara ibuku,Dimas pun terus memanggil ku.

Sedari aku masih terduduk di ruang tamu,mereka terus meminta maaf dan menangis dihadapan ku.

Tak ada kata-kata yang terucap sedikit pun dari bibir ini,kaku yang kurasa,perih diulu hati terasa seperti tersayat.

Bahkan kutepis tangan dan tubuh mereka saat semakin mendekatiku.

Aku tak mampu bicara,terlalu sakit untukku.

Aku mengis hebat dikamarku,hanya itu yang kubisa lakukan tak tau harus berbuat apa,mati rasa.Ingin sekali rasanya mengakhiri hidup ini.

**

"Saya terima Nikah dan kawinnya Sherli Anjani binti Alm.Rahman sudibjo dengan mas kawin tersebut tunai"Terdengar parau suara Dimas mengucapkan akad dari lantai bawah rumahku,perih terasa dalam dada ini.

"Sah".

Terdengar jelas saat penghulu mengucapkan kata itu sampai kedalam kamarku.

Sakit hati ini mendengarnya.

Namaku yang seharusnya kau ucap!Dinda Rahmaputri,mengapa malah ibuku itu.

Wanita jalang itu,bagaimana bisa seorang ibu tak memikirkan kebahagiaan anaknya?.Tak pantas lagi dia ku panggil dengan sebutan mulia itu.

'Teganya kalian menghianatiku,bahkan tak ada sedikitpun rasa belas kasihan ibu terhadapku?,kemana cintamu padaku Dimas?!tak akan kubiarkan kalian bahagi diatas derita ku!!!'Batinku terus mengutuk kesengsaraan untuk mereka.jika aku tak bisa bahagia maka tak ada yang boleh bahagia dirumah ini.

Tak kuat rasanya untuk keluar dari kamar ini.Tak akan sanggup ku melihat jal*ng itu bersama,Apalagi membayangkan mereka tidur diranjang yang sama.

Perih terasa,tak henti-hentinya ku menangis.Setidaknya ku tumpahkan semua kesedihan hari ini,tak akan ku tunjukan pada mereka sekalipun lagi rasa hancur dihati ini dikemudian hari.

'Aku bisa!aku pasti bahagia lebih dari mereka!'Batinku penuh ambisi

'tidak,mereka harus merasakan sakitnya juga,hanya aku yang BAHAGIA!'hati ini sudah terbelenggu rasa benci.

Tak ada kasih sayang dari anak untuk ibu-Nya,tak ada juga rasa Cinta untuk sang kekasih.

Tanpa terasa Dinda terlelap dilantai kamarnya.

**

POV Bu Sherli

"Din,Dinda sayang buka pintunya sayang,maafkan mamah nak"

"Dinda kamu gapapa kan didalam,jawab nak mamah khawatir"tak bisa kubendung lagi air mata ini.

Berkali-kali kujelaskan dan kuucapkan maaf,tapi dia sama sekali tak bergeming tak ada sepatah katapun keluar dari bibir putri kesayanganku.

Hanya air mata yang terus mengalir dari pelupuk matanya,ku coba untuk untuk mengusapnya sambil terus meminta maaf.

Tapi Dinda terus menepisnya bahkan mendorongku menjauh dari tubuhnya.

Hati ibu mana yang tak akan sakit diperlakukan seperti itu oleh anaknya caranya menatappun seperti jijik terhadap aku ibunya,dia membenciku.

Tak ada seorang ibu yang sanggup dibenci putrinya sendiri,hati seorang ibu akan sakit pula melihat anaknya menderita.

Tapi justru aku ibunya lah yang memberi derita terpahit dalam hidupnya.

Aku sudah gagal menjadi seorang ibu,aku bahkan merebut kebahagiaan putriku sendiri.

Semua terisak menangis termasuk Dimas kekasih putriku yang diperlakukan sama seperti yang dia lakukan kepadaku.

Dimas terus menangis meminta maaf,tapi Dinda tak bergeming sedikitpun.

Semua penyesalan hanya menjadi penyesalan belaka.Tak ada yang bisa dirubah,aku juga tak bisa membatalkan pernikahan ini,tapi tak bisa karna ini bisa menjadi aib keluarga.

Apapun resikonya aku harus tetap menikah dengan Dimas karena dia memang ayah dari anak yang ku kandung.