PopNovel

Reading Books on PopNovel APP

It Is The Secret Of Time

It Is The Secret Of Time

Author:SalSi

Updating

Introduction
Tidak ada yang mengetahui jalannya kehidupan, semua berjalan mengikuti rahasia waktu. Lalu jodoh? Itu juga sama, ketika kamu bertemu dengan seseorang namun apakah dia itu jodohmu? bahkan orang yang sekarang bersamamu itu belum tentu jika dia memang jodoh kamu. Mungkin nanti jika kamu bertemu, kamu tidak saling kenal atau kalian itu orang asing. Bisa jadi mereka itu orang lama dalam hidup kamu ataupun orang Baru. Cerita ini mengandung banyak Rahasia yang nyatanya kamu dan aku tidak tahu.
Show All▼
Chapter

SMP NUSA BANGSA

"Qill, bareng yuk ke kantinya!"

"Aaa... ayukk."

"Hai Qillla... mau bareng sama aku ngga ke kantin?"

"Apaansi Vin, orang Qilllaya mau bareng sama aku kok."

"Maaf Vin, aku kekantinya sama Zahra aja deh, ayok Za!"

"Tapi Qill..."

Tanpa menunggu Kevin melanjutkan perkataanya Qilla dan Zahra pergi meninggalkan Kevin tanpa hirauan.

Di kantin

"Aku mau makan ayam."

"Aku akan makan semuanya."

"Hah?...semuanya kau bilang sedang diet?"

"Ahh...jangan hiraukan, esok masih ada hari."

"Dasar kau ini."

Terlihat semua siswa memenuhi kantin untuk makan. Satu persatu siswa berbaris untuk mengambil makanan yang telah di hidangkan.

"Qill, sini sini duduk deket aku!"

"Hmm... oke Za."

Semuanya terfokus pada makanannya, tetapi tidak bagi Kevin. Ia sibuk mencari Qilla duduk dimana di tengah kerumunan siswa. Dan saat menemukan Qilla, ia mencoba mendekatinya.

"Huuh...terlalu banyak umat membuatku sulit menemukan tempat duduk, dan akhirnya aku menemukan tempat duduk yg pas yaitu di samping bidadari kayak kamu, Qill."

"Apaan sih Vin, biasa aja deh nggak usah ngegombal gitu juga."

"Aku serius Qill... nggak bohong suwer demi kamu deh."

"Ekhemmm...ada aku dan yg lain lohh, uhuk... uhukk.... "

"Apaansi Za, lu nggak usah nambah nambahin deh, aku sama Kevin cuman teman doang."

"Temenn apa demen piuww piuwww hahah..."

Zahra membuat suasana menjadi canggung tetapi seketika sontak semua siswa diam setelah teriakan Kevin.

"Kalian semua dengar! sekarang siapapun yg mendekati Qilla bakalan berurusan sma Kevin Pradewa paham.!"

"Ciee... ciee... cieee.... "

"Cieee Qilla jadian aja langsung sama Kevin"

"Ciee... ciee...."

"Kevin, Apaansi kamu nggak usah macam macam deh."

Semua siswa meneriaki Kevin dan Qilla dengan nada menggodanya, tetapi semua terdiam saat beberapa orang datang dari kerumunan menuju tempat duduk Qilla dan Kevin.

"Diam kalian semuanya! Arqilla dan Kevin enggak ada hubungan, apapun jadi kalian berhenti menyoraki mereka."

"Itukan Sintia.."

"Benar itu Sintia..."

Ya, ternyata dia adalah Sintia, Sintia Juga termasuk primadona sekolah yg suka terhadap Kevin tetapi laki-laki yang sukai justru malah suka kepada Arqilla.

"Dan kamu Arqilla Syahnata Qallesya nggak usah deh kamu deketin Kevin lagi, karena dia itu milik aku. Paham!"

"Apaansi Sin, kamu nggak usah ngebual deh." Ujar Kevin

"Tapi Vin, kamu itu pacar aku."

"Idihh kamu aja yangg..."

"Udah kalian diam!" ucapnya dengan nada marah.

"Aku nggak bakalan ambil Kevin dari kamu kok, tenang aja dan selama ini bukan aku yg ngejar Kevin paham!."

Suasana menjadi mencengkam saat seleb di sekolah itu bertengkar dan hanya menjadi tontonan siswa lainya.

"Qill kamu jangan emosi dong, eh Sintia mending kamu pergi aja deh! ganggu orang aja dan satu lagi aku bukan pacar kamu paham!"

"Vin... tapi aku sayang sama kamu kok, kamu jangan kayak gini sih sama aku. Plisss... buka hati kamu untuk aku sekali aja."

"Ehh Sin, kamu itu nggak..."

"Udah kalian semua diem! selesain disini masalah kalian, biar aku yang."

"Qill, tapi Qill.... "

Arqilla pergi meninggalkan kantin dengan perasaan kesal, karena muak dengan drama romeo dan juliet kw itu yg disusul oleh Zahra

"Qilll... Qillla...tunggu aku!"

SMP KARYA BANGSA

"Lihat sikopat darah dingin itu! sedari tadi ia hanya mendengarkan musik dari earphonenya. Apakah ia tidak memiliki rasa lapar?"

"Haha...aku rasa dia tidak memiliki rasa lapar."

"Yasudah biarkan dia, mari kita ke kantin!"

"Hmm, baiklah"

Terlihat semua siswa bergegas menuju kantin, mereka semua tanpa seperti domba yg baru keluar dari kandang menuju padang rumput yang luas. Berbeda dengan sikopat darah dingin, alias Nathaniel Novannio ia tak menghiraukan kerumunan orang lain yg menuju kantin. Dia hanya terfokus pada earphone nya dan mengunyah sepotong roti dengan selai nanas yang dibawakan bibinya dari rumah.

Bunyinya bel yg menandakan waktunya semua siswa masuk ke kelas masing masing, membuat ia menghentikan kegiatan yang mendengarkan earphone.

Ini yang mereka tunggu-tunggu, akhrinya bel pulang telah berbunyi.

SMP NUSA BANGSA

Tingg....Ting.... Ting.....

Bel pulang berbunyi yg sedari tadi sudah di nanti nanti para siswa. Semua siswa keluar dari kelas masing masing menuju pintu gerbang. Terlihat Qilla dan Zahra santai jalan berdua sambil bercerita soal drakor yang Zahra tonton.

"Zaa, kamu langsung pulang? Atau mau mampir dulu? Kalau kamu langsung pulang yaudah bareng sama aku aja."

"Nggak bisaa Qill, soalnya aku ada janji sama sepupuku pulang sekolah. Aku mau ke rumahnya dulu, sorry ya Qill."

"Ooh... yaudah gapapa santai aja, sampai ketemu besok Za."

"iya Qill, hati hati ya dijalan!"

Mereka berdua pun berpisah di depan pintu gerbang, terlihat Qilla berjalan menuju halte untuk menunggu bus menuju rumahnya. Sesampainya di halte, ia menunggu bus sambil bermain ponsel melihat postingan sosmed

"Wah...bahagia banget ya kakak ini berjodoh dengan pria yang ia idam kan, pasti menyenangkan jadi mereka. Apakah aku bisa jdi kayak mereka? Hmm.... "

Tak lama kemudian datang dari arah berlawanan seorang anak laki laki bertubuh gempal, siapa lagi kalau bukan Nathan. Ia menghampiri halte bermaksud ingin menunggu bus dan juga anak itu duduk di sebelah Arqilla sambil mendengarkan earphone nya. Secara tak sengaja ketika ia duduk menyenggol tangan Qilla yang membuat Qilla sontak terkejut.

"Haa?"

"Mmm... maaf aku nggak sengaja." ucapnya dengan nada datar.

"Oooh... ya tidak masalah."

Qilla terpaku sebentar melihat Nathan, dan melihat lambang sekolah yg menunjukan ia siswa dari SMP Karya Bangsa. Qilla pun berhenti menatap anak itu dan melanjutkan bermain ponsel.

Tak lama kemudian bus Nathan pun datang ia menaiki tangga bus yg akan berjalan. Qilla hanya melihatnya sesuai gerakannya.

"Ahh...sungguh? Dia begitu cuek apakah ia tidak bisa sedikit ramah? Hah...sungguh banyak kejadian aneh terjadi hari ini."

Qilla menghela nafas sejenak dengan mata yang melongo seperti orang kesal.

"ahhh... sudahlah Qilla jangan dipikirkan, mari kita dengarkan musik agar lebih enjoy."

Lalu Qilla mengambil headset dari dalam kantong tas dan menyalakan musik kesukaanya.

Apakah aku bisa menjalaninya....

Semuaa... bagaikan angin yang berhembus cepat.

Aku takkan pernah bisa melewati segalanya sendiri.

Aku butuh seseorang yang bisa membantuku melewati segalanya....

Namun Tuhan mengapa kau jauhkan dia...aku sungguh sangat merindukannya....

Selang beberapa menit bus Qilla pun datang dan dia pun beranjak dari tempat duduknya berjalan menuju pinggiran jalan.

"Huhh... Apakah tidak bisa busnya datang lebih cepat. huh.... "

Qilla menaiki busnya dan berjalan menuju arah rumahnya.

"Huh...sungguh hari yg melelahkan."

***

"Ehh... tuan muda Nathan sudah pulang, tuan muda Nathan mau minum apa? Biar bibi buatkan."

"Bii, mulai deh..."

"Hehehe... bibi becandaa, gimana sekolah kamu hari ini?"

"Yaa sama aja kayak hari sebelumnya bii... Membosankan."

"Bibi mah yakin walaupun kamu bilang ngebosenin, nanti juga pembagian rapor mah kamu dapet peringkat satu yah kamu kan anak pintar dan rajin belajar."

"Hehe... bibi mah bisa aja, bibi masak apa?"

"Ini bibi udah masakin makanan kesukaan kamu nihh."

"Inikan sayur asem kesukaan aku, wah... pasti enak ini kan bibiku yg masak."

"Ahhh... kamu mah bisa aja, yaudah sana bersih bersih habis itu makan. bibi mau beresin dapur dulu."

"Hmm...baiklah bii."

Lalu Nathan pun masuk ke kamar untuk membersihkan badanya sambil memandang sesuatu yang ia ambil dalam sebuah kotak.

***

"Aku pulang..."

"Hei Qilla... apa kamu tidak pulang bersama adikmu? Apa kamu meninggalkanya lagi?"

"Haishhh...ibuku tercinta, Gio itu udah gede nggak perlu lagi aku jagain dan dia udah bisa pulang sendirii, buang air sendiri, dan bahkan ia udah bisa juga loh ambil uang ibu yg di dalam celana biru itu"

"Apa? Ooh... jadi Gio yang ambil uang Ibu di dalam celana itu, pantesan saat ibu hitung rasanya seperti ada yang hilang. Hahhh... dasar anak itu apakah ia sudah tidak waras? Awas saja saat ia pulang nanti, bakalan Ibu buat ia menyesal melakukan itu... HAH... HAH... HAH.... "

"Ya... Ya... Seterah Ibu mau apakan dia yasudah aku mau ke atas dulu ya Buu."

"Awas aja kamu Gio, kalau pulang... habis kamu sama Ibu!"

"Qilla... ada apa lagi dengan Ibumu itu?"

"Qilla rasa ibu mau mengeluarkan jurus ninjanya lagi, Yah.... "

"Hah? Apa?"

Lalu Ayah Qilla terpikir saat Ibunya marah yang mengeluarkan jurus ninjanya.

"Hah... kalian sendiri yang ingin membuatku mengeluarkanya dan sekarang rasakan ini hah... hah jurus ninja ibuu.... "

"Ibu sabar, Ibuu jangan lagi buat jantungku olahraga Buu.... "

Bwarrr pun pecah seisi rumah berantakan

"Aaaaaaaa....!!!"

"Lebih baik ayah menenangkan Ibu sebelum Gio pulang."

"Ooh... baiklah."

Lalu ayah pun berlari dari dapur ke sofa menuju Ibu.

"Ibu... Ibuku cinta kekasih hatiku bidadari surgaku jangan marah, sini ayah pijat kan ini nah makan buah ini! aku akan buat kan kamu kopi terenak di dunia, tunggu sini ya bidadari surgaku!"

Lalu ayah kembali menuju dapur ke untuk membuatkan Ibu kopi agar sedikit menenangkanya.

"Aishh.....aku tidak ingin Ibu mengamuk seperti hari itu lagi."

Melihat ayahnya bersikeras menenangkan Ibunya, Qilla hanya tertawa dan meninggalkan suasana di bawah. Dia ingin bersih bersih dan membereskan kamar yg blum ia bereskan tadi, saat masuk ke kamarnya ia melihat semuanya berantakan. Kamarnya mulai dari sampah plastik dimana mana, ia terpaku sebentar di depan kaca dekat pintu kamarnya sambil memndangi dirinya yang ada di kaca dan berkhayal berbicara dengannya.

"Kau yakin ini kamarku?"

"Hmm... ya ini kamarmu."

"Kenapa jadi seperti tempat pembuangan sampah begini?"

"Kau ingat kejadian semalam?"

Qilla mengingat ingat apa yg ia lakukan semalam sehingga kamarnya sampai seberantakan ini.

"Ahh...keripik kentang ini memang enak rasanya, emmm... coklat ini tak kalah jauh...pastinya takkan kulupakan kau biskuit coklat ini. Ahhhhh... memang enak ngemil sambil tiduran di atas kasur dengan musik ini."

"Astaga, itu kejadian semalam... aishh... pantas saja kamarku seperti ini. Hehh... untung saja aku selalu mengunci kamarku agar tak ada yg sembarangan masuk. Ini kalau ibu tau, is... is... habis lah riwayatku mendengar omelan ibu, sebaiknya aku berkemas sebelum ibu melihat semua kekacauan ini."

Qilla pun lanjut membereskan kamarnya yang seperti TPA

tempat pembuang akhir

.

"Aku pulang..."

"Setelah sekian lama menunggu akhirnya kamu pulang juga.... "

Ibu menunjukan raut wajah yg kesal, dibelakang Ibu ada Ayah yang berusaha menenangkan Ibu yang sedari tadi sudah merasa kesal.

"Tunggu... tunggu... ada apa ini? Ibu kamu kenapa?"

"Hoh... hoh... masih bertanya rupanya anak ini ya."

Mendengar pertanyaan Gio Ibu pun menaikan lengan bajunya.

"Ibu...sabar Ibu... mungkin Gio tidak sadar melakukanya, sudah lah Ibu jangan di perpanjang." ujar Ayah yang berusaha menenangkan Ibu.

"Tidak bisa, anak ini harus diberi pelajaran agar ia jera... hiaaahhhh.... "

PLAAAAAKK!!

-