Li Shiya sedang membaca komik kesukaannya yang membahas tentang reinkarnasi.
"Hah! Enak sekali ya mereka, dari orang biasa mengalami reinkarnasi menjadi putri kerajaan zaman dulu.
Seandainya aku juga bisa mengalami petualangan seperti ini!" Ucapnya merasa iri pada pemain dalam komik yang ia baca.
"Li Shiya! Pergi ke rumah Tante Zain, dia memiliki sesuatu untuk diberikan padamu!" Teriak ibu Li Shiya.
"Baik Bu," jawab Li Shiya lalu ia berjalan ke arah bagasi dan menyalakan motor.
"Pakai helm!" Teriak Ibu dari dalam rumah lagi.
"Ok Bu!" Jawab Li Shiya.
'Ngapain pake helm, rumah Tante Zain kan cuma di ujung kompleks.' pikir Li Shiya lalu mengendari motornya keluar.
'Tunggu, kalian pasti bingung kenapa namaku sok Cina gitu kan? Iya, soalnya ibuku pencinta drama cina. Jadi aku adalah korban di sini!
Ibuku bersekongkol dengan otor hingga mengorbankan aku dengan memberi nama aneh ini! CK!!'
Otor; jangan dengarkan dia. Kita lanjut aja yok....
Li shiya bersenandung ria di atas motor hingga ia tak ingat menengok kanan kirinya sebelum menyebrang.
Sebuah mobil melaju kencang ke arahnya.
Brak!!!!
Tubuhnya terlempar dan berguling di aspal hingga ia terbentur pada sebuah batu tajam.
Darah hangat mengalir di atas aspal.
'Pakai Helm!' ingat Li Shiya pada kata-kata ibunya sebelum ia meninggalkan rumah.
Tapi terlambat menyesalinya, pandangannya menjadi buram hingga ia kehilangan kesadarannya.
...
"Li Shiya!!! Li Shiya bangun!!!" Teriak seorang pria pada seorang gadis yang baru saja di tabrak kuda.
Gadis berpakaian kumuh itu merasa risih dengan teriakan keras di dekat telinganya.
"Apaan Sih!" Teriaknya bangun, ia begitu terkejut melihat situasi dimana dia berada.
"Apaan ini?" Ucapnya memejamkan matanya karena kepalanya terasa sangat sakit.
"Ahhh," rintihnya sebelum ia kembali membuka mata dan melihat dirinya berada di sebuah pasar kuno penuh dengan orang-orang yang memakai pakaian Cina yang sering ia lihat di komik.
"Dimana aku! Mmm!!!" Ia mengerjapkan matanya dan begitu terkejut dengan bahasa yang ia pakai.
"Eh Li Shiya! Cepat berdiri! Atau kita akan terlambat!" Bentak seorang lelaki membuat Li Shiya menatap pria itu dengan mata melotot.
"Paman Li Nan?" Ucapnya begitu terkejut. Ia mengenali orang itu!
"Sudah! Jangan banyak bicara! Cepat berdiri!" Ucap pria paruh baya itu menarik Li Shiya agar berdiri lalu di seret menembus kerumunan di pasar.
'Oh,, aku,, aku ada di pasar kuno Cina!' ucapnya memandangi sekelilingnya dengan perasaan kagum.
"Ini, apakah mimpiku kenyataan? Aku bisa mengerti bahasa semua orang di sini!" Ucapnya lalu mencubit lengannya.
"Awwhh!" Jeritnya membuat pria yang sedang menariknya terhenti dan memandanginya.
"Cepatlah berjalan!" Bentak pria itu sebelum kembali menarik Li Shiya.
"Baik." Jawab Li Shiya lalu mengikuti pria itu.
'Ehh,, eh,, tunggu! Pria ini!' Li Shiya langsung teringat akan kehidupannya.
'Sial! Pria ini mau menjual ku ke rumah bordil!' Gumam Li Shiya.
'Sayang sekali yang ada di tubuh gadis ini bukan Li Shiya yang dulu lagi!' gumam Li Shiya lalu mempraktekkan Taek Wondo yang pernah dipelajarinya di dunianya yang dulu.
"Berhasil!" Teriaknya dengan senang sebelum berlari menjauhi orang itu.
Setelah lebih jauh ia berhenti dan mengamati tempat itu "Sial! Aku benar-benar familiar dengan tempat ini. Ini pasti ingatan Si Li Shiya ini!" Ucapnya sembari berjalan pelan mengamati tempat itu.
Sangat ramai dengan banyak penjual, tiba-tiba ia melihat makanan yang di jual. Perutnya langsung berbunyi "Ahh, aku lapar!" Gerutunya.
Ia langsung merogoh sakunya "Kampret! Gak ada uang sedikit pun!" Ucap Li Shiya dalam bahasa Indonesia.
"Otor Sialan! Mengapa kau membuatku bereinkarnasi pada tubuh gadis miskin di zaman kuno!?
Huwaa,,, padahal kalau diberi kesempatan bereinkarnasi, aku maunya jadi Putri yang kaya raya!
Bukan putri pengemis seperti ini! Pakaiannya udah robek-robek, kulitnya tak terawat, tak punya uang lagi!" Isak Li Shiya penuh kemarahan.
Setelah lama merenungi nasibnya, Li Shiya memutuskan untuk pulang.
Li Shiya tiba di rumahnya. "Astaga rumah ini benar-benar tidak layak untukku!
Otor sialan! Cepat kembalikan rumahku yang dulu!
Huwa,,, Aku merindukan TV, ponsel dan terutama ibuku yang cerewet itu!"
"Shiya,, kau sudah kembali?" Tanya Seorang wanita yang sedang berbaring di tempat tidur kayu.
'Ini ibunya pemilik tubuh ini. Sakit-sakitan dan tak punya uang untuk berobat" Gumam Li Shiya berjalan ke arah wanita paruh baya itu.
"Ibu, maafkan aku, aku tidak mendapat rotinya." Ucap Li Shiya merasa bersalah pada wanita itu.
'What? Kenapa aku berbicara spontan memanggilnya ibu? Apakah karena kebiasaan tubuh ini berbicara?' gumamnya lagi.
'Jiwa anak ini sudah mati. Sekarang, aku hanya penyusup di tubuh ini. Tapi,, aku akan menjaga ibu ini seperti menjaga ibuku sendiri.' Gumam Li Shiya.
"Tapi tunggu sebentar Ibu, aku akan mencari sayur untuk di makan." Kata Li Shiya lalu berjalan meninggalkannya Ibu barunya.
Ia pergi ke tempat dimana dalam ingatannya pemilik tubuhnya pernah melihat kangkung di sana.
"Sayur ini, mereka menggunakannya sebagai pakan ternak, padahal kan ini sayuran yang sering kumakan di abad ke-21.
Bahkan ini sayur kesukaanku!" Ucap Li Shiya memetik kangkung-kangkung itu lalu membawanya kembali ke rumahnya.
Ia segera pergi ke dapur dan kembali terkejut "Oh,, ini benar-benar kutukan maut dari otor!
Kenapa kau memberiku cobaan sebesar ini!"
Li Shiya melihat isi dapur itu "Baiklah semuanya baik-baik saja, untung aku mendapatkan ingatan dari pemilik asli tubuh ini.
Nyalakan api seperti ni, lalu,,," Li Shiya mulai memasak kangkung yang baru ia pertik.
"Ha,, selesai!!" Ucapnya mencicipi masakannya.
"Lumayan, ini hanya kurang micin, bawang dan sedikit minyak." Ucapnya lalu menyajikan makanan itu pada ibunya.
"Ibu, bangunlah untuk makan." Ucap Li Shiya.
"Apa yang kau masak?" Tanya Li Ning.
Li Shiya kebingungan 'Eh, masa aku harus bilang kalau ini makanan ternak?'
"Oh, ini sayur Bu, bagus untuk kesehatan." Kata Li Shiya lalu memberikan semangkuk untuk Li Ning.
"Ini terlihat seperti,,"
"Cobalah dulu Bu, ini sangat enak!" Ucap Li Shiya memotong kata-kata Li Ning.
"Baiklah, Ibu percaya padamu." Ucap Li Ning lalu menyuap sesendok.
"Bagaiman Bu?" Tanya Li Shiya.
'Bagaimana rasa makanan ternak yang ku sebut sebagai sayur favoritku di abad ke-21?' Kikik Li Shiya dalam hati
"Enak." Jawab Li Ning lalu ia mulai makan dengan lahap.
Li Shiya pun tak tinggal diam, meski sayur itu terbilang jauh dari kata enak karena kurang bumbu, ia masih menikmatinya.
'Setelah ini aku akan pergi ke pasar dan melihat-lihat di sana.' pikir Li Shiya.
...
"Huwaaa,, air di zaman dulu sangat segar!!" Ucap Li Shiya yang merasa sangat senang bisa mandi di sumber air yang masih terjaga lingkungannya.
Li Shiya melihat pantulan wajahnya di dalam air 'Tuh kan! Apa ku bilang tadi, kalau semua kotoran di wajah Li Shiya hilang, dia adalah gadis yang cantik. Sekarang aku tampil berbeda.
Gadis ini benar-benar tidak tahu cara merawat diri!" Ucap Li Shiya lalu ia mengenakan pakaiannya.
Ia kemudian berjalan kembali ke rumahnya dan mendapati beberapa penagih utang sedang mengobrak-abrik rumahnya.
"Sialan! Kalian sedang apa?!" Teriaknya mendekati ketiga pria itu.
"Woahhh,, siapa ini? Gadis cantik ini, apakah dia putrimu?" Tanya kepala penagih hutang itu pada Li Ning.
"Li Shiya! Mengapa kamu membasuh wajahmu?!" Ucap Li Ning memandang cemas pada putrinya.
'Opps,,, aku baru ingat, kalau gadis Ini sengaja berpenampilan jelek untuk menutupi kecantikannya agar tidak di jual ke rumah bordil.' gumam Li Shiya merasa bersalah.