"Uh, sakit! Enggak nyaman!"
Sheila yang sedang tidur merasa sangat tidak nyaman, berbalik, berguling ke dada lapang seorang pria.
Matanya segera terbuka saat lapisan giginya menyentuh makhluk asing di kasurnya, tampak wajah seorang pria tampan nan menawan.
Sheila pikir ia sedang bermimpi, dia mengulurkan tangan lalu menyentuh wajah pria itu dengan takjub.
Lalu ia merasa takut saat pria itu membuka matanya, empat mata saling bertemu, Sheila berteriak lalu berguling.
Saat berusaha menjauh, ia sadar dirinya telanjang bulat, segera menarik selimu lalu membungkus tubuhnya, "Kamu....kamu siapa? Kenapa bisa di sini?"
Pria itu menyipitkan matanya, matanya langsung menatap tulang selangka Sheila yang terbuka, matanya gelap, suara rendah, "Penyelamatmu!"
Penyelamat? Sheila menatap keheranan pria yang begitu tampan di tempat tidur, suara jengkel dari sahabatnya Linda Susilo yang terdengar sebelum dirinya pingsan semalam muncul di benaknya.
"Sheila, aku baru saja masukin obat bius ke dalam teh, sebagai teman, aku akan mengirim seorang raja gigolo tampan untuk memanjakanmu, selama kau bisa membayangkan sedang bercumbu dengannya, Krisna akan memutuskanmu, saat itu juga aku bisa memilikinya!"
Jadi pria tampan ini adalah raja gigolo yang Linda berikan untuknya? Jadi dia benar-benar berhubungan seks dengan raja gigolo ini semalam?
Wajah Sheila pucat, dia mengambil bantal di sebelahnya lalu dilempar ke pria itu dengan penuh emosi, "Pemerkosa, kamu tunggu saja, kupastikan kamu masuk penjara!"
Melihat tatapan marah Sheila, pria itu mengambil bantal yang dilemparkan ke arahnya, tanpa rasa takut sedikitpun, "Semalam kamu berinisiatif memelukku, Kamu berinisiatif untuk memelukku tadi malam, juga berinisiatif menerkamku sepanjang waktu, apa kamu pikir polisi akan percaya denganmu?"
"Kamu..." Sheila menggigit bibirnya, gemetar karena marah.
Meski begitu jengkel, Sheila tidak kehilangan akal.
Omongan pria ini benar, dia tak bisa memanggil polisi, semalam dia dijebak oleh Linda, pingsan, pastinya ia tak melakukan perlawanan, mungkin ia juga berinisiatif memeluk pria ini dengan penuh cinta, jadi polisi sulit percaya dengan perkataannya.
Tapi kalau dia tak menelpon polisi, apakah dia akan membiarkan pria ini merusak martabatnya? Jadi dia raja gigolo dari tempat prostitusi? Betapa kotornya dia?
Seks pertamanya bersama dengan raja gigolo, Sheila tidak bisa menerima kenyataan ini.
Melihat Sheila menggigit bibirnya dan terlihat putus asa, pria tersebut melihat betapa menyedihkannya wanita ini.
Matanya tertuju pada bercak merah di kasur besar itu, suaranya melunak, "Meski kamu berinisiatif semalam, kalau kamu mau, aku bisa bertanggung jawab!"
Bertanggung jawab? Raja gigolo hendak bertanggung jawab pada dirinya? Bukannya ini lelucon besar?
Emosi Sheila meluap lagi, ia menunjuk ke arah pria tersebut sambil mengaum: "Pergi! Keluar dari sini! Kalau tidak aku akan membunuhmu!"
Melihat Sheila yang histeris, pria itu bangkit dari tempat tidur, mengambil bajunya lalu mengenakannya dengan santai, tanpa panik dan takut sedikitpun.
Setelah mengenakan bajunya, pria itu menoleh lalu mengeluarkan kartu nama dari sakunya dan memberikannya pada Sheila, "Kalau kamu sudah sadar kamu bisa meneleponku, aku bisa....."
Sheila merobek kartu nama itu tanpa melihatnya, "Pergi!"
Pria itu menatap Sheila dalam-dalam, lalu pergi.
Setelah menutup pintu, dia mendengar tangisan Sheila dalam ruangan. pria itu berhenti, mengelengkan kepala lalu berjalan melintasi koridor.
Melihat pria itu muncul, dua pria dengan seragam pengawal diam-diam muncul di ujung koridor, memberi hormat: "Tuan Muda Ketujuh!"
Wajah pria itu berubah penuh kemuliaan dan sikap dingin, "Cari tahu tentangnya, segera laporkan!"
"Baik!"