PopNovel

Baca Buku di PopNovel

He Is My Son

He Is My Son

Penulis:diantidianti

Berlangsung

Pengantar
Memiliki dua malaikat tampan dengan wajah begitu mirip satu sama lain lalu dengan memiliki phobia yang sama dan sifat yang sangat bertolak belakang selalu membuat seorang Ileana Irabella dipenuhi dengan senyuman,tawa dan tangis yang tidak akan pernah dia lupakan walaupun hidupnya dipenuhi kesulitan dan batinnya yang teriris,saat melihat anaknya yang tumbuh tanpa seorang ayah dan tidak memiliki keluarga yang utuh seperti lainnya. "Tidak apa kau menipuku dengan cintamu,kau membawaku terhanyut dalam lautan dosa akan cintamu tapi biarkan aku untuk tetap bersama mereka memberinya cinta dan kasih karena mereka pantas mendapatkannya walaupun dirimu dan dunia menolaknya."Ileana Irabella. "Menjadi sosok ayah sungguh bukanlah styleku tapi saat anak laki-laki kembar dengan wajah tampan yang begitu mirip denganku selalu datang menghampiri kehidupanku membuat jiwa seorang ayah tumbuh dan bangkit dalam diriku."Jeff Anderson.
Buka▼
Bab

Malam ini di sebuah rumah sederhana terlihat seorang wanita muda yang tampak menyiapkan makan malam sederhana di ruang makan bersama dengan dua anak kembar laki-lakinya yang memiliki wajah begitu tampan.

Dia adalah Leana Irabella seorang wanita muda dan seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal,seorang ibu yang akan selalu memberi anaknya senyuman dan membuat kedua anak kembarnya bahagia tanpa merasakan rasa sakit yang pernah dia rasakan.

Seorang wanita yang begitu kuat dan pantang menyerang menjalani kehidupannya yang  terasa begitu berat dan menyakitkan.

Sebelas tahun dia membesarkan kedua putranya sendirian bersama Laura adiknya,mengapa dia tidak membesarkan si kembar bersama ayah mereka alasannya karena ayah si kembar yang menolak kehadiran buah hati mereka,menganggap si kembar sebagai aib dan kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Sakit tentu saja sakit tapi semua telah terlanjur terjadi,Leana tenggelam dalam lautan cinta penuh dusta yang membuatnya rela memberikan segalanya dan melakukan dosa terbesarnya hingga dia menanggung akibatnya sendiri.

Tapi Leana tidak menyesali kehadiran buah hatinya meskipun di awal pertama dia kecewa dan marah akan takdirnya tapi Laura adiknya menyemangati dirinya.

Seiring berjalannya waktu dan saat Leana merasakan tendangan di dalam perutnya hal itu membuatnya begitu bahagia dan menerima suratan takdirnya meskipun di luar sana banyak orang yang menggunjing dan menghinanya.

"Ayo kita makan."ajaknya pada dua anak laki-lakinya dengan mengambilkan nasi serta lauk pauknya.

"Tapi Mama di mana Aunty Laura,apa dia belum pulang?"tanya seorang anak kecil dengan wajah tampannya dengan wajah campuran Indonesia dan Amerika dengan rambut hitam kecoklatannya dan tampak mencari auntynya.

"Sky sayang,aunty masih dalam perjalanan pulang mungkin sebentar lagi aunty akan pulang kita makan dulu saja ya mama lihat Sky dan Sean sudah lapar sedari tadi."jawab Leana dengan tersenyum tipis menjawab pertanyaan putra sulung kembarnya,Sky serta menatap Sean seorang anak laki-laki dengan wajah yang sama persis satu sama lain yang tampak tertidur di meja makan lalu Sky menganggukkan kepalanya mengerti.

"Sean,ayo bangun jangan tidur terus.Kau ini tadi sudah tidur kenapa sekarang masih mengantuk?"Sky melirik saudara kembarnya yang asyik tidur di meja makan dengan menutup mata dan memakai lengannya sebagai bantal.

Sky dengan cepat membangunkan saudara kembarnya dengan suara keras yang memekakkan telinga.

Sky itu selalu merasa aneh pada adik kembarnya yang setiap saat selalu mengantuk dan ingin tidur padahal tadi masih bersemangat membantu ibunya menata makanan di meja makan tapi kenapa sekarang tidur lagi.

"Iya,aku bangun kak.Aku tidak tidur hanya menutup mataku saja"kilah Sean dengan mengucek matanya pelan dan menatap Sky malas dengan ekspresi dinginnya.

"Sean matanya jangan dikucek nak,nanti akan iritasi."Leana memberitahu anaknya dengan lembut lalu mengusapnya pelan serta meniupnya dan membuat Sean mengulas senyum tampannya.

"Terima kasih Mama."

"Iya,terserah kau sajalah."Sky menatap adiknya dengan sebal.

Dan Leana hanya tersenyum tipis melihat perdebatan kedua anaknya yang setiap hari akan terjadi mendebatkan hal-hal kecil,Sky itu sangat cerewet banyak bicara dan seseorang yang selalu tersenyum ceria dan sangat bersemangat lain lagi jika dengan Sean karena Sean anak yang pendiam,dingin dan suka tidur tapi aneh selalu bisa menjawab ucapan Sky kakaknya dengan ucapan yang membuat Sky selalu sebal setiap saat.

"Sudah selesai berdebatnya?"tanya Leana dengan tersenyum dan si kembar menganggukkan kepalanya."Bagus,sekarang ayo saling minta maaf dan kita akan makan malam bersama."

"Baiklah,maafkan aku kak Sky."ucap Sean terlebih dulu meminta maaf.

"Maafkan aku juga."ucap Sky dan memeluk adiknya,kerukunan itu membuat Leana tersenyum dalam hati.

"Tidak Mama kita menunggu Aunty saja Mama bilang Aunty akan segera datang,'kan?"tanya Sky dan Leana menganggukkan kepalanya.

"Yakin,mau menunggu aunty?"tanya Leana pada dua anak kembarnya.

"Iya Mam,Mama bilang keluarga itu makannya harus bersama-sama."jawab Sean cepat dengan mata mengantuknya.

"Tapi tadi mama lihat kalian sudah lapar tidak apa makan dulu,aunty Laura pernah bilang pada mama jika twins sudah lapar mereka boleh makan terlebih dulu,yakin masih mau menunggu aunty Laura?"tanya Leana dengan lembut dan mengulangi pertanyaannya lagi.

"Iya Mama,kita menunggu Aunty Laura saja."kedua anaknya kompak berbicara dan membuat Leana tersenyum lembut.

"Baiklah,kita akan menunggu aunty Laura saja."putus Leana dan twins menganggukkan kepalanya setuju.

Tapi tak lama orang yang mereka tunggu akhirnya datang juga dengan wajah lelahnya namun tetap melukiskan senyum cerianya.

"Aunty Laura."ucap Sky dengan tersenyum senang melihat auntynya akhirnya pulang karena sebenarnya sudah dari tadi dia lapar seperti ucapan ibunya tapi hati kecilnya tetap menginginkan kedatangan auntynya untuk makan malam bersama.

"Baiknya keponakan aunty,tunggu aunty sebentar ya baru nanti kita akan makan malam bersama."ucap Laura dengan tersenyum tipis dan dia tadi sempat mendengar ucapan keponakannya yang menunggu kedatanganya untuk makan malam bersama saat dia akan masuk ke dalam rumah.

Seseorang yang ditungguh sedari tadi oleh twins dia adalah adik Leana seseorang yang menemani Leana berjuang membesarkan twins sendirian,Laura Calista sangat menyanyangi keponakannya melebihi apapun tidak ada yang boleh menghina keponakannya itulah motivasi hidupnya.

Tak lama Laura kembali ke meja makan dan mereka makan bersama dengan Sean yang memimpin doa dengan khidmat.

Selesai makan dan mencuci piring,mereka berempat duduk santai di ruang televisi dan twins yang memulai pembicaraan sedangkan Laura dia mengganti pakaiannya.

"Mama tahu tidak tadi di sekolah kami mendapatkan tugas yang sangat sulit mungkin kami akan mendapat nilai D karena kami tidak bisa menyelesaikan tugasnya."Sky menceritakan tentang sekolahnya dengan serius dan Sean mengangguk setuju.

Leana yang mendengarnya tentu saja sangat terkejut karena yang Leana tahu anaknya itu sangat pintar lalu tugas apa yang membuat anaknya sampai mendapat nilai yang begitu buruk kali ini karena yang Leana tahu anaknya itu selalu mendapatkan nilai A dan B dalam semua mata pelajarannya.

"Benarkah,bukannya kedua anak mama ini sangat pintar coba beritahu mama tugas apa yang sangat sulit dan membuat anak mama bisa mendapatkan nilai D? Jika matematika nanti kalian bisa bertanya ke aunty Laura untuk mempelajarinya lagi karena dia sangat pintar berhitung jika mama mungkin jawabannya akan salah."ucap Leana dengan lembut dan mengajak anaknya bercanda.

Dia sama sekali tidak membuat ekspresi yang marah ataupun tidak terima seperti ibu-ibu di luar sana yang selalu menuntut nilai anaknya dengan sempurna lalu dia mengusap kepala Sky dengan penuh kasih,membuat kedua anaknya nyaman untuk berbagi cerita.

Leana mencoba mencari tahu dulu di mana permasalahan anaknya hingga mendapatkan nilai yang buruk baru mencari solusinya.

Sungguh dia tidak marah meskipun anaknya mendapatkan nilai yang buruk karena baginya jika nilainya masih bisa diperbaiki dengan belajar giat,mengapa dia harus marah kepada anaknya dan jika dia marah tentunya itu akan merusak mental anaknya hingga anaknya menjadi tertutup serta tidak ingin terbuka dengannya lagi.

"Bukan matematika Mama tapi membuat cerita tentang kedekatan dengan Papa."jawab Sean cepat,singkat dan padat tentunya dengan ekspresinya yang datar lalu Sky yang menunduk.

Jawaban Sean membuat Leana terdiam kaku dengan batinnya yang teriris,memorinya yang terperosok jauh ke dalam peristiwa sebelas tahun yang kelam dan sudah lama berlalu.

"Tugas itu sangat sulit Mama,bahkan sampai membuat kami kebingungan saat kami disuruh untuk maju ke depan dan mengumpulkannya."ucap Sky dengan menunduk sedih.

"Aku sangat tidak suka dengan tugas itu terlebih menyangkut tentang Papa."celetuk Sean dengan dingin.

"Apa karena itu anak Mama yang tampan dan pintar ini mendapatkan nilai D?"tanya Leana dengan tersenyum mencoba mencairkan suasana karena kata ayah,itu sangat sensitif bagi si kembar.

"Iya,awalnya tapi karena kami pintar dan hanya memiliki ibu kami membuat cerita tentang kedekatan dengan ibu dan kami berhasil mendapatkan nilai A tidak jadi nilai D."jawab Sky dengan tertawa kecil.

"Benarkah,kalian hebat."puji Leana dengan tersenyum samar menyembunyikan senyuman sedihnya.

"Tentu saja itulah kami."ucap Sean dengan bangga ya walaupun ekspresinya tetap datar."Kami menulis cerita tentang kedekatan dengan Mama,meskipun kami tidak memiliki Papa,Mama akan selalu bersama kami mengajari segala banyak hal,dia menggantikan sosok peran Papa yang seharusnya melindungi dan mengajarkan hal-hal baru tapi  kami hanya punya Mama yang akan selalu ada untukku dan kami sangat mencintainya,itu yang kami tulis."lanjutnya.

"Hm...tulisan yang bagus,ini sudah malam,ayo kita tidur...."Leana tersenyum mendengar ucapan anaknya lalu dia mengajak si kembar untuk tidur karena malam yang semakin larut dan alasan lainnya karena Leana tidak ingin anaknya membahas tentang ayah mereka lagi tapi ucapannya terpotong karena pertanyaan Sean yang membuatnya terdiam dan mematung.

"Mama,kenapa Papa tidak pernah datang menemui kita,apa Papa membenci kita?"tanya Sean dengan tatapan datarnya.

"Kami merindukannya,apa sebenarnya kami anak haram dan anak yang tidak diinginkan seperti di film-film dan para tetangga suka bicarakan tentang kami berdua?"tanya Sky dengan nada pelannya dan menundukkan kepalanya.

Leana yang mendengar pertanyaan kedua anaknya seketika itu juga dia kembali terkejut,hatinya merasa teriris saat anaknya mengatakan bahwa mereka anak haram dan mereka mendengar dari mulut orang lain yang tidak memiliki perasaan dan pikiran hingga mengatakan hal seperti itu.

Leana tentu saja sedih dan tiba-tiba saja air matanya turun menatap kedua anaknya."Maafkan mama,nak."

"Mama...."panggil Sky dan seketika itu juga Sky dan Sean melihat mama mereka yang menangis dalam diamnya dengan tatapan mirisnya,mamanya langsung memeluk keduanya dengan begitu erat,mereka merasakan sebuah kesedihan yang mendalam.

"Kenapa Mama menangis,apa pertanyaan kita salah? Jangan menangis Mam,jika Mama tidak mau menjawab pertanyaan kita tidak apa tapi aku mohon jangan menangis."Sean memeluk mamanya dengan erat diikuti Sky,mereka berdua adalah anak kembar yang tidak akan pernah bisa melihat mama mereka menangis karena bagi mereka mamanya,segalanya.

TbC

Maafkan typo dan lainnya.