PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Ooh My Hubby

Ooh My Hubby

Penulis:Neng Euis

Berlangsung

Pengantar
Lika-liku perjalanan kisah cinta Erina Tsalsania yang penuh suka dan duka dimulai sejak ia memutuskan untuk menikah tanpa rasa cinta di dalamnya. Berbekal wasiat dari Ayahnya, ia harus menikah dengan Eric Revano Harrison. Lelaki dingin, angkuh, dan sangat menyebalkan. Mimpinya untuk menikah dengan orang yang ia cintai runtuh dalam sekejab mata. Ia harus Menelan pahitnya luka, dan menghadapi hari-hari penuh bencana. Erina mencoba melakukan yang terbaik hari demi hari dengan harapan kelak Tuhan mendengar doanya, mencabut semua rasa sakit pada hatinya dan memberikan akhir yang bahagia untuknya. Namun, apakah hal itu dapat terwujud?
Buka▼
Bab

"Menikah?"

Erina Tsalsania memegang lembaran kertas dengan tangan yang gemetar. Ia tertunduk dalam diam. Bagaimana bisa ia tiba-tiba menikah dengan orang yang sama sekali tidak ia kenal. Terlebih, ia masih berduka atas kematian Ayahnya.

Dalam surat wasiat yang tertulis, Ayahnya memintanya untuk menikah dengan seseorang yang bernama Eric Revano Harison yang merupakan putra dari sahabat Ayahnya.

"Udah lah tinggal nikah aja, ribet amat. Orang kok baperan banget. Toh yang seneng juga kamu. Bisa mendadak menikah dengan orang kaya."

Erina menatap penuh kebencian Ibu tirinya itu. Setelah Ayahnya meninggal dan mendapatkan sebagian warisannya, wanita licik itu pasti senang sekali bisa menyingkirkannya dari rumah ini.

"Tapi aku udah punya calonku sendiri dan kami akan menikah tahun ini," balas Erina.

"Kamu mau jadi anak durhaka? Karna gak mau menuruti permintaan terakhir Ayahmu?"

Erina terdiam, ia tak bisa membalas apapun. Percuma, toh ucapannya tak akan bisa mengubah apapun. Bahkan tanggal pernikahannya sudah diatur dalam surat. Bertepatan di hari ulang tahunnya, yang tinggal sepuluh hari lagi.

Disatu sisi, sudah kewajibannya sebagai anak menuruti permintaan orangtuanya. Apalagi ini merupakan permintaan terakhir Ayahnya. Tapi disisi lainnya ia tak bisa meninggalkan orang yang sangat ia cintai.

Bagaimana bisa Ayahnya menyuruhnya menikah dengan orang lain, padahal Ayahnya tahu ia sangat mencintai Farrel Giovano Ferland.

Pikirannya kacau bersamaan dengan hatinya yang hancur. Hari-harinya berlalu tanpa kebahagiaan sekalipun di wajahnya. Ia menatap kalender dengan angka yang sudah dilingkari spidol merah. Tinggal tujuh hari lagi menjelang hari pernikahannya. Namun, ia masih ragu dan belum memberitahukan hal ini kepada Farrel.

Erina sebenarnya ingin kabur, tapi kabur kemana? Bersama Farrel? Apakah ini solusi yang tepat?

Erina menatap bayangan wajahnya pada sebuah cermin. Manik Mata hitam pekatnya memantulkan sorot sendu penuh kesedihan. Panggilan berulang dari nomer yang sama masih belum Erina angkat. Ada Nomer tidak dikenal yang terus menghubunginya.

Tok tok tok!

"Masuk!"

Seseorang membuka pintu kamar, Erina hanya menatap kedatangannya lewat cermin. Evelyna Salsabila, Adik tirinya melangkah masuk mendekati Erina yang sedang duduk di meja rias.

"Di suruh turun tuh, ada utusan dari keluarga Harison. Untung bukan gue yang dijodohin. Haha ... Gak papa kak nikah sama orang jelek, yang penting tajir." ujar Evelyn dengan nada mengejek.

Erina beranjak bangkit tanpa ekspresi, ia berjalan pergi sambil menyenggol lengan gadis yang tidak punya ahlak itu. Padahal umurnya jauh lebih muda dari Erina, tapi ia sama sekali tidak punya sopan santun.

Erina melangkah perlahan menuruni anak  tangga. Tatapannya kosong, memikirkan hubungannya dengan Farrel yang kini berada di ujung tanduk. Ia harus bagaimana? Itulah pertanyaan yang terus terulang-ulang dibenak Erina.

"Eh, ini putriku yang paling cantik udah disini." Roselina menyambut Erina dengan senyum penuh kepalsuan. Ia bangkit berdiri dan merangkul Erina. "Sayang, kenalin ... Ini Henry Sekretarisnya Tuan Eric."

"Oh, ada perlu apa ya?" tanya Erina cuek.

"Tuan Eric ingin bertemu anda, jadi saya kesini bermaksud menjemput anda, Nona."

"Emang dia gak bisa kesini sen ---"

Roselina mencubit pinggang Erina. "Baik Pak Henry. Erina akan ikut bersama anda."

Sambil mencoba tersenyum selebar mungkin, Rosalina mendorong Erina maju mengikuti Henry yang berjalan menuju mobil.

Dengan terpaksa Erina mengikuti langkah kaki pria itu tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Ati-ati sayang. Jaga sikapmu di depan calon suamimu." ucap Rosalina lalu menutup pintu mobil.

Sialan! Erina rasanya ingin mengumpat dan muntah melihat tingkah menjengkelkan ibu tirinya itu. Wajahnya terlihat sangat bahagia, setelah berhasil menjual anak tirinya kepada pria kaya raya. Meskipun Erina melakukan ini atas dasar baktinya kepada Ayah kandungnya. Tapi tetap saja, Rosalina sekarang yang paling mendapatkan keuntungan terbesar setelah kematian Ayahnya. Inilah kenapa Erina dulu tak setuju Ayahnya menikah dengan wanita muda sepertinya yang hanya mengincar harta.

Mobil melintas dengan kecepatan sedang membelah padatnya lalu lintas ibukota. Erina pasrah saja mau dibawa kemana oleh pria asing yang sedang duduk di kursi kemudi itu.

Pria itu memakai jas hitam dengan rapih. Rambutnya disisir ke belakang dengan sentuhan pomade, ia terlihat masih muda dan sangat tampan. Namun wajahnya selalu terlihat datar tanpa ekpresi. Ia hanya bicara seperlunya saja, makanya Erina enggan menanyakan apapun.

"Kita udah sampai Nona, silahkan!"

Erina menghela napas berat. Ia melangkah keluar mobil setelah dibukakan pintu oleh Henry. Ia menatap bangunan tiga tingkat di hadapannya. Terlihat dengan jelas manekin-manekin yang memajang gaun pengantin super mewah tampak indah dibalik kaca.

"Mari Nona, masuk dulu. Tuan muda sedang dalam perjalanan. Sambil menunggu, anda bisa melihat-lihat dulu gaun pengantin yang anda suka."

Gaun pengantin? Mendengarnya saja membuat Erina merasa merinding. Semakin kesini, pernikahan yang sama sekali tidak pernah ia harapkan semakin terasa nyata. Apa ada pasangan didunia ini yang memilih gaun pengantin dalam pertemuan pertama?

Lagi-lagi Erina menghela napas berat. Energi ditubuhnya seolah menghilang. Terus terang ia ingin berlari kabur saat ini juga. Tapi apakah ia bisa mengatasi masalah yang akan timbul setelahnya? Erina mengentak-hentakan kakinya dengan kesal. Ia tak punya pilihan selain mengikuti pria itu masuk.

"Calon pengantin Tuan Eric, ya?"

Dahi Erina terlihat mengeryit, rasanya masih aneh dan canggung. Ia hanya mengangguk ragu. Kemudian berjalan mengikuti kepala pelayan wanita yang berumur di awal 30-an itu ke sebuah ruangan VIP.

Begitu masuk kedalam ruangan itu, Erina langsung disuguhkan gaun-gaun super mewah yang tergerai indah di manekin-manekin yang berjajar rapi.

Normalnya para calon pengantin akan sangat antusias berlarian kesana-kemari memilih gaun untuk hari bahagianya. Tapi tidak bagi Erina, baginya gaun-gaun itu terlihat sama. Cantik! tapi tidak menarik hatinya.

Erina hanya mengangguk-anggukan kepala saat mendengar pelayan yang diketahui bernama Intan itu menjelaskan setiap detail bahan dan komposisi setiap gaun yang ada disana. Jiwanya memang ada disini, tapi pikiran Erina sedang berlarian kemana-kemana.

"Mau coba pakai dulu Nona? Ada yang disuka?"

Pertanyaan Intan sontak memecah lamunan Erina. Ia hanya asal menunjuk salah satu gaun dan Intan langsung mengantarkan Erina ke sebuah ruangan yang tertutup tirai.

Dibantu Intan dan para asistennya, Erina menjajal gaun tanpa ekspresi sedikit pun. Ia terlihat pasrah dan hanya akan mengikuti alur hidupnya yang berubah berantakan dalam satu malam. Seandainya, surat wasiat itu tak pernah ditemukan atau bahkan tak pernah tulis. Mungkin hidupnya tak akan sehancur ini dan ia dapat menikah dengan orang yang ia cintai.

Kenapa cobaan ini begitu berat?

Kenapa aku harus menikah dengan lelaki asing yang tak aku cintai.

Bagaimana dengan kehidupanku yang akan datang?

Aku harus bagaimana ya Allah.

Air mata Erina jatuh bergelinang membasahi pipi. Ia tak sanggup berada disini. Ia tak ingin melakukan setiap hal yang tidak sesuai dengan kata hatinya.

"Nona Erina kok nangis?"

Intan segera mengambil tisu dan berniat ingin menyeka air mata Erina. Namun saat semuanya lengah, Erina berlari kabur keluar.

Brukk!!

Kepala Erina tak sengaja membentur dada seseorang saat berlari tanpa melihat ke arah depan. Erina tertegun saat melihat lelaki tinggi, bersetelan jas, memiliki sorot mata yang tajam dengan hidung mancung dan bibir yang indah berada dihadapannya. Karna tak bisa mengendalikan tubuhnya ia hampir saja terjatuh. Namun lelaki tampan dihadapannya dengan sigap mengulurkan tangannya ke belakang punggung Erina dan mendekapnya ke dalam pelukannya.

Disitulah mata hitam pekat Erina saling bertabrakan dengan mata kecoklatan milik lelaki itu. Waktu seolah terhenti saat itu juga, tatapan mereka begitu dalam dan intens. Irama jantung yang semula berdetak sebagaimana mestinya kini berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya.

Perasaan apa ini?

****

- Bersambung -

Info update, spoiler, visual, dan lainnya. Aku umumin di IG n_euis97. Jangan lupa difollow ya gaes, kalau mau lihat visual Erina, Eric, Farrel, Henry, dll.