PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Skandal Pernikahan Sang CEO

Skandal Pernikahan Sang CEO

Penulis:Fenie_Anjilina

Berlangsung

Pengantar
Daniel Myers, pengusaha yang hanya memikirkan keuntungan pribadi dan cenderung egois memiliki misi besar untuk membuat sang istri menceraikannya, sebab sepanjang lima tahun pernikahan, Helena sama sekali tidak memberi keuntungan apa-apa. Wanita itu tidak bisa memberikan seorang penerus dan selalu bertindak sesuka hati sehingga membuat Daniel merasa muak. Daniel yang sudah benar-benar muak dengan Helena pun menjalankan ide gilanya dengan membuat skandal perselingkuhan dengan memanfaatkan seorang gadis yatim piatu yang bernama Alice untuk melancarkan aksinya. "Aku akan membatalkan penggusuran gedung apartemen dan menganggap semua hutangmu lunas dengan satu syarat," ujar Daniel. "Sebutkan apa syaratmu." "Aku tahu kalau kau tidak punya tempat tinggal ataupun uang untuk membayar ganti rugi perbaikan mobilku, Bagaimana kalau kau menggunakan tubuhmu untuk membayarnya? Aku akan menghentikan penggususran gedung apartemen itu dan menganggap semua hutangmu lunas hanya dengan menggunakan tubuhmu," ucap Daniel.
Buka▼
Bab

"Cepat tanda tangani surat cerai itu," titah Daniel setelah melemparkan sebuah berkas dokumen ke atas meja rias Helena.

Jari-jari lentik Helena seketika terhenti saat ia sedang memoles bibir mungilnya dengan lipstik warna merah terang. "Surat cerai? Apa kau sekarang ini sedang mabuk?"

"Aku tidak sedang mabuk dan aku sepenuhnya sadar," sanggah Daniel.

"Lalu kenapa tiba-tiba kamu memberiku surat cerai untuk ditandatangani?" Helena menatap tajam wajah Daniel melalui cermin riasnya.

"Kamu sudah tahu jawabannya, bukan? Sudah tidak ada lagi kecocokan di antara kita berdua dan alasan yang utama ada–"

"Masalah anak, bukan? Kita berdua sudah berkali-kali membicarakan tentang masalah ini, Daniel!! Dan kau mengatakan akan memberiku kesempatan dengan terus mencobanya," potong Helena cepat.

"Aku sudah menepati ucapanku untuk memberimu kesempatan dan maafkan aku, aku tidak bisa lagi memberikanmu kesempatan karena di satu sisi aku juga sangat membutuhkan seorang pewaris kerajaan bisnisku, Helena. Usiaku akan terus bertambah dan aku tidak mau membuang-buang waktuku untuk terus menunggu seorang pewaris yang tak kunjung hadir," ujar Daniel.

BRAKKK .…

Helena menggebrak meja riasnya dan menyebabkan botol-botol parfum serta skincare-nya berjatuhan. "Sampai matipun aku tidak akan pernah mau menandatangani surat cerai darimu, Daniel. Aku tidak mau bercerai darimu," tegas Helena.

Helena berbalik cepat menghadap ke arah Daniel dan menatap suaminya dengan tatapan penuh kemarahan. "Memangnya selama ini kau anggap aku apa?! Aku istrimu yang sah dan aku bukan mesin pencetak anak, seharusnya kau bisa sedikit bersabar dan menunggu sampai aku bisa melahirkan keturunan untukmu," protesnya.

"5 tahun Helena, aku sudah menunggu selama 5 tahun seperti yang kau janjikan. Tapi janjimu itu tak kunjung terealisasi dan bagiku kau sudah benar-benar gagal sebagai seorang istri, terima sajalah nasibmu dan cepat tanda tangani surat cerai itu demi kebaikan kita bersama," jelas Daniel.

Wajah Helena berubah merah padam, kedua tangannya mengepal erat lalu ia langsung menyambar dokumen yang diberikan oleh Daniel kepadanya. "Kau ingin aku menandatangani ini, bukan? Baik ... aku akan memberi apa yang kamu inginkan," ujar Helena seraya mengangkat surat cerai pemberian Daniel tinggi-tinggi.

Helena berbalik cepat lalu ia menggeledah laci meja riasnya untuk mencari sesuatu, senyumnya seketika mengembang saat ia menemukan korek api dari laci kedua dan tanpa berpikir panjang perempuan berambut panjang itu langsung memantik korek api kemudian membakar surat cerai sampai berubah menjadi abu. Tawa Helena pecah dan ia merasa sangat senang saat melihat abu surat cerai yang dibakarnya itu berserakan di atas lantai, tatapan mata perempuan itu kembali tertuju ke arah Daniel.

"Abu kertas itu adalah jawabanku, kalau kau ingin bercerai dariku maka kau harus membunuhku terlebih dahulu dan membakarku sampai jadi abu. Kalau kau ingin menyerah dengan pernikahan kita, silahkan. Akan tetapi aku tidak akan pernah mau menyerah," tegas Helena.

Daniel menatap Helena, Daniel berjalan mendekati istrinya lalu memegang dagu Helena kuat-kuat. "Kau sudah benar-benar gila, Helena!! Aku memang tidak akan pernah bisa membunuhmu dan menjadikanmu abu, tapi aku bisa membuatmu hidup seperti di dalam neraka. Aku akan membuatmu menyerah sehingga kau sendirilah yang akan berlutut dan memohon kepadaku agar aku mau membebaskanmu dari pernikahan ini," tandasnya.

Daniel menghempaskan dagu Helena kasar sampai istrinya itu terjatuh di lantai, lalu Daniel berjalan menuju ke pintu. "Aku mencintaimu, Daniel!! Aku tidak akan pernah menyerah dan aku lebih senang hidup di neraka asalkan aku bisa tetap hidup bersama denganmu," teriak Helena yang membuat langkah kaki Daniel terhenti sejenak lalu ia kembali berjalan keluar dari pintu.

BLAM ... Daniel menutup pintu dengan sangat kasar sehingga menimbulkan suara berdebam.

Tangis Helena pecah. "Arrrrrrggghhh!! Sialan kau Daniel!! Kenapa kau membuangku begitu saja seperti sampah hanya karena kau tidak bisa mendapatkan seorang pewaris," teriaknya dengan suara tangis meraung-raung seraya membanting semua barang-barang yang berada di dalam kamarnya.

Sementara itu …

Daniel berjalan keluar dari mansion dengan perasaan penuh amarah, seorang bodyguard yang berjaga di luar berlari kecil ke arah mobil Rolls-Royce Boat Tail keluaran terbaru seharga US$ 28 juta milik Daniel. Sang Bodyguard itu membukakan pintu mobil dan menunggu sang bos masuk ke dalam mobil barulah ia menutup pintu mobil serta menunggu sampai mobil mewah itu pergi meninggalkan mansion mewah berlantai 3 itu menjauh.

"Antarkan aku ke kantor," perintah Daniel kepada sang sopir.

"Baik, Tuan."

*****

Seorang gadis cantik bermata biru berjalan perlahan menuju ke sebuah bangunan apartemen tua sambil menuntun sepedanya, wajahnya terlihat kuyu karena kelelahan bekerja semalaman di sebuah cafe. Kepala gadis itu tertunduk lesu dan ia berharap bisa cepat sampai ke flat-nya lalu mandi air hangat kemudian tidur sejenak di kasur usangnya untuk melepas lelah.

"Hei Alice, kau sudah pulang? Syukurlah kalau sudah pulang," ucap seorang lelaki tua penghuni apartemen.

Alice berhenti berjalan, mendongakkan kepalanya dan menatap seorang lelaki tua berjalan ke arahnya dengan langkah kaki tertatih-tatih. "Oh, kenapa kakek ada di luar bukannya di rumah? Cuaca hari ini sangat dingin, nanti kakek bisa sakit kalau tidak segera masuk ke dalam rumah."

"Rumah yang mana? Kita semua sudah tidak punya rumah lagi mulai hari ini, gedung ini sudah dibeli sebuah perusahaan besar dan akan segera dirobohkan untuk pembangunan pusat perbelanjaan. Aku sengaja menunggumu di luar untuk memberitahu hal ini kepadamu," ucap sang kakek dengan suara bergetar.

Netra Alice membulat sempurna dan ia terlihat sangat terkejut. "Apa?! Kakek tidak sedang bercanda, 'kan? Mereka tidak bisa melakukan hal itu kepada kita? Kalau gedung ini dirobohkan lalu kita semua akan tinggal dimana?" Tanya Alice setengah tidak percaya.

Sang lelaki tua itu menangis lalu ia memberikan selembar surat peringatan untuk mengosongkan gedung sesegera mungkin, Alice langsung mengambil surat peringatan itu dari tangan si kakek lalu membacanya. Ekspresi wajah Alice yang tadinya lesu dan kuyu kini berubah drastis menjadi penuh amarah, ia tidak bisa menerima kalau kenyataan kalau rumahnya akan dirobohkan.

"Perusahaan Myers, aku tidak akan pernah membiarkan ini. Kakek cepat masuk ke dalam, biar aku yang akan mengurusnya dan aku tidak akan pernah menyerah untuk mempertahankan gedung ini agar tidak dirobohkan," ujar Alice.

Alice menaiki sepeda bututnya, ia mengayuh pedal dengan kencang agar ia bisa cepat sampai di perusahaan Myers. Gadis berusia 23 tahun itu tidak perduli dengan kakinya yang terasa sangat pegal serta tubuhnya yang sudah kelelahan akibat terlalu keras bekerja, bagi Alice saat ini yang terpenting adalah mempertahankan gedung apartemen yang sudah ditempatinya sejak kecil.

30 menit kemudian .…

Kini Alice sudah sampai di depan gedung pencakar langit yang berdiri dengan sangat kokoh dan megah, Alice ingin sekali masuk ke dalam untuk menemui sang pemilik perusahaan akan tetapi itu sangatlah sulit mengingat penjagaan di luar gedung yang sangat ketat. Namun, Alice tidak mau menyerah semudah itu dan ia memutar otak untuk mencari agar ia bisa masuk ke dalam gedung.

Alice menyelinap dalam rombongan karyawan tapi sialnya ia malah tertangkap petugas keamanan.

"Lepaskan aku!! Aku ingin bertemu dengan Tuan Myers!! Aku harus bertemu dan berbicara dengan Tuan Myers," teriaknya sembari terus memberontak.

"Maaf, Tuan Myers belum datang dan nona tidak bisa bertemu dengan Tuan Myers tanpa membuat janji terlebih dahulu," sahut sang petugas keamanan.

"Bohong!! Jangan membohongiku, aku tahu kalau tuan Myers ada di dalam gedung ini. Tolonglah aku, biarkan aku masuk dan bertemu dengan Tuan Myers karena ini menyangkut tempat tinggal puluhan keluarga miskin yang akan segera digusur oleh Tuan Myers," pinta Alice.

"Maafkan kami, kami tidak bisa menolongmu karena kami hanya menjalankan tugas kami sesuai perintah," ucap salah seorang petugas keamanan.

"Persetan dengan boss kalian!! Cepat lepaskan aku dan biarkan aku masuk ke dalam," bentak Alice emosi.

Ciiitt ... Di saat yang bersamaan, sebuah mobil Rolls-Royce berwarna hitam berhenti tepat di pintu gerbang dan perhatian sang penumpang mobil mewah itu kini tertuju kepada Alice yang tengah mengamuk.

"Ada apa ini? Kenapa kau tidak menjalankan mobilnya?" Tanya Daniel kepada sopirnya.

"Mobilnya terhalang, Tuan. Sepertinya nona muda itu mengamuk dan ia mengatakan ingin bertemu dengan Tuan," jawab sang sopir.

"Acuhkan saja, suruh petugas keamanan untuk mengusir gadis gila itu dari sini. Aku tidak mau waktuku terbuang sia-sia hanya karena gadis gila itu," perintah Daniel.

Sang sopir mengangguk pelan kemudian ia membuka jendela kaca mobil dan berbicara dengan salah satu petugas keamanan. Saat sang sopir dan petugas keamanan menyebut nama Myers, Alice pun langsung tahu kalau orang yang dicarinya ada di dalam mobil yang kini berada di dekatnya.

Alice menginjak kaki seorang petugas keamanan dan ia juga menyikut perut seorang petugas lainnya yang sedang memegangi kedua lengannya, dan barulah gadis itu bisa bebas sekarang. Alice langsung berlari menghampiri mobil Daniel kemudian menggedor kaca jendela mobil mewah Daniel.

"Hei, Tuan Myers. Cepat buka kaca mobilmu, aku ingin berbicara denganmu sekarang juga!!" Alice terus menggedor-gedor pintu kaca mobil seperti orang kesetanan.

Namun, Daniel tidak menggubris perkataan Alice sama sekali.

"AKU BILANG CEPAT BUKA PINTUNYA, DASAR MYERS SIALAN!!" Alice kesal setengah mati karena tidak dihiraukan oleh Daniel, dan tanpa pikir panjang ia langsung mengambil sebuah batu berukuran sedang yang berada di bawah pohon. Alice langsung memukul kaca mobil Daniel dengan menggunakan batu hingga kaca mobil Daniel retak, tentu saja amarah Daniel seketika tersulut dan pria bertubuh Atletis itu langsung turun dari mobil.

"APA KAU SUDAH GILA!!! BERANI-BERANINYA KAU MERUSAK MOBILKU," hardik Daniel.

Bersambung.