PopNovel

Baca Buku di PopNovel

CEO Kejam Dan Cintanya Nakal

CEO Kejam Dan Cintanya Nakal

Berlangsung

Pengantar
Orang-orang kota tahu bahwa/itu Ling San kurang memiliki favorit yang tajam, untuk wanita ini, dia hanya bisa melakukan hewan peliharaan. Selain nikmat atau hewan peliharaan. Pengurus rumah tangga itu berkata dengan hati-hati: "Tiga kurang, tidak baik, Nona Jane jatuh ke dalam air." " Wajah menyapu wajah, butler berlindung, langsung menyapu tanah oleh Ling San kurang, suara pria juga suram datang, "wanita saya, yang berani menyentuh." " Pengurus rumah tangga bergegas masuk, "tiga kurang, tidak baik, kurang nenek memukul orang." " Malam Ling Shi dari mata surat kabar itu melihat sekilas, perlahan berkata: "Hit, apa yang rewel." " Pengurus rumah tangga menyeka keringat, elegan duduk di sofa Ling San Shaoho bangkit, diam-diam bertanya, "Tangan bisa terluka?" Orang-orang di luar memiliki kulit tebal, tetapi tidak jika mereka menyakiti tangan mereka. " "······"
Buka▼
Bab

Kota Jakarta sedang berada di akhir musim hujan, suhu udaranya sudah mulai dingin.

Gadis kecil yang memegang boneka kain di pelukannya, berdiri di luar restoran, bola matanya yang hitam menatapi orang yang sedang makan di dalam restoran.

Walaupun dibatasi oleh kaca, dia tetap bisa mencium aromanya dan tidak bisa berhenti menelan ludah.

Dia berpindah ke depan pintu dan berdiri diam, tidak mau gerak.

Pelayan yang menjaga pintu, melihatnya menghalangi jalan, mendatanginya dengan sangat tidak senang, melambaikan tangan dengan tidak sabar, "Jangan berdiri di sini, pergilah ke tempat lain."

Gadis kecil itu sangat keras kepala, matanya tetap melihat ke dalam, menganggap seperti tidak mendengar ucapannya, tubuh kecil itu kedinginan sampai gemetaran.

Pria itu mengerutkan alis, dia langsung menarik lengannya tanpa mengucapkan apa-apa lagi, gadis kecil itu langsung ketakutan sampai berteriak karena refleks, membuat orang-orang yang lewat terus melihat kemari.

Sebaliknya orang itu terkejut oleh tingkahnya yang histeris.

Gadis kecil itu memelototinya dengan waspada, orang itu takut mempengaruhi bisnis restoran karena dia berdiri disini, takut dirinya dimarahi manajer, juga tidak peduli apakah dia mau atau tidak, langsung menggendongnya keluar.

Kedua kakinya mengambang, gadis kecil itu berteriak ketakutan dan melawan sekuat tenaga, kedua kaki kecilnya menendang-nendang. Melihat orang itu tidak mau melepaskannya, dia menggigit pergelangan tangan pria itu.

Dia melepaskan tangannya karena kesakitan, setelah bebas, gadis kecil itu hanya lari ke dalam, siapa yang tahu malah menabrak pria yang baru keluar dari restoran, tubuhnya yang kecil menabrak kaki pria yang panjang itu, langsung jatuh ke lantai.

Tidak perlu sampai dia bereaksi, kerah belakang bajunya sudah diangkat oleh pria itu, diangkat ke depan matanya, empat mata kedua orang itu bertemu, saling bertatapan.

"Monyet liar darimana ini, akupun berani ditabrak." Suara yang datar, sulit untuk mendengar senang atau marahnya pria itu.

Wanita cantik disamping yang diabaikan oleh pria itu, mendekati dan menggandeng lengannya, "Tuan muda Ade, jangan merusak kesenangan kita karena anak ini."

Ade, pria yang ingin dinikahi oleh wanita bahkan hanya dengan mendengar namanya, playboy terkenal yang dirumorkan di Kota Jakarta, tuan muda ketiga dari Keluarga Wicaksana, pria tampan yang langka di bumi.

Baik penampilan, atau tinggi badan, bahkan latar keluarganya, semuanya tingkat top, itulah yang disebut sebagai gabungan dari tinggi, kaya dan tampan, anak kesayangan Dewa.

Tatapan Ade melirik tangan yang menggandeng lengannya, dia sedikit menyipitkan matanya, memberi maksud peringatan yang jelas.

Hati wanita itu seketika berdegup, langsung menarik tangannya, tidak mengerti satu detik sebelumnya dia masih dengan pria berwajah senang, sekarang tiba-tiba berubah jadi orang yang berbeda.

Gadis kecil itu menatapi bola mata yang bulat dan hitam cemerlang, menutup bibir kecilnya yang artinya mengabaikannya, terlihat sedikit sedih.

Pria yang sebelumnya mengusirnya, dia mendekat sambil menggosok-gosok tangan, bermaksud untuk cari muka, menjelaskan dengan hati-hati, "Tuan muda Ade, tidak tahu anak hilang ini dari mana, ia sudah berdiri di sini beberapa jam, bagaimanapun juga tidak mau pergi."

Tentu saja dia tidak akan perhitungan dengan anak yang terlihat belum berusia lima enam tahun, dan lagi dia tidak bicara sama sekali, mungkin saja dia bisu.

Ade melepaskan tangannya, tidak melihatnya lagi, dan melangkahkan kakinya yang panjang.

Tapi baru saja menapakkan satu langkah, detik berikutnya, kaki panjang yang selalu dibanggakan Ade bertambah sebuah gantungan kecil.

Pria itu mengernyitkan alis dan menurunkan tatapannya, tangan gadis kecil yang gemuk memeluknya dari belakang, menempel di kakinya seperti seekor koala, dia melihatnya dengan tatapan merendahkan, gadis kecil itu juga mengangkat matanya yang cemerlang untuk melihatnya, bibir kecilnya yang tertutup rapat bergerak, bicara dengan manja, "Ayah."

Wajah Ade seketika menjadi sangat muram, dan raut wajah wanita di samping berubah, bahkan pria yang ingin mengusirnya, tiba-tiba terkejut sampai wajahnya memucat.

Semua orang tahu bahwa Ade adalah playboy di luar, bahkan jika seorang wanita datang untuk menagih hutang dengan seorang anak, itu hal yang logis.

Ade menyamping, sedikit membungkukkan tubuhnya yang gagah, melepaskan tangan gadis kecil itu, dan menarik orangnya sedikit, "Siapa pun yang menyuruhmu kemari, leluconnya cukup sampai disini."

Gadis kecil itu menggerakan bola matanya yang hitam, tahu bahwa dia tidak menyukai dirinya, tapi tidak berpikir untuk menyerah.

Satu tangannya memeluk boneka kain, tangannya yang barusan dilepas oleh pria itu menempelinya lagi tanpa menyerah, menarik celana pria itu erat-erat, gadis kecil itu memanggilnya lagi dengan jelas, "Ayah."

Ekspresi Ade terlihat jelas sudah kehilangan kesabaran, meraih tangan kecilnya dan melepaskannya dengan kencang, tatapannya sangat dingin, bicara dengan tegas: "Cukup."

Gadis kecil itu sangat ketakutan, bibir kecilnya cemberut, matanya berlinang air mata, menangis hebat.

Ade menganggap dirinya bukanlah orang yang berhati lunak, juga bukan orang baik, tapi menghadapi sepasang mata yang basah dan kasihan, dia menelan kembali semua ucapan yang tersangkut di tenggorokannya.