PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Tuan Muda Kaya Perkotaan

Tuan Muda Kaya Perkotaan

Berlangsung

Pengantar
Pengkhianatan pacar, intimidasi teman sekamar, ini adalah untuk mengirim anak laki-laki miskin jiangchen yang dibawa pulang secara tidak sengaja menerima lima tahun panggilan telepon pertama ayahnya, larangan keluarga dicabut, lompatan ke dalam keluarga Jiang mewarisi ratusan juta kekayaan keluarga dari generasi kedua yang super kaya!
Buka▼
Bab

Di bawah langit yang gelap, sebuah Mercedes Benz terparkir di pinggir jalan.

Hal yang janggal adalah mobil Mercedes Benz itu berguncang dengan ritme yang teratur, bahkan terkadang terdengar teriakan dan desahan seorang wanita.

Kebetulan di saat yang bersamaan, Ardiyanto Kaeng baru pulang kerja sambil memegang sebuah kotak berwarna putih. Kotak itu berisi ponsel Apple terbaru yang dibelinya untuk pacarnya, Ardiyanto membayangkan pemandangan yang indah nanti: "Jika Hutami Tanoto melihat ponsel ini, pasti pacarnya itu akan mendaratkan sebuah ciuman padanya!""

"Eh!"

Mercedes Benz yang terparkir di pinggir jalan itu berguncang dengan kuat, Ardiyanto tidak bisa menahan diri untuk menghentikan langkahnya, dan berkata sambil tersenyum : "Sungguh iri pada pria tajir yang bercinta di dalam mobil, jika kelak aku membeli mobil, aku dan Hutami akan.... hehehe!"

Gagasan ini sangat wajar serta realistis, semua orang pernah memiliki gagasan seperti ini.

Namun, detik berikutnya, pintu mobil terbuka.

Sepasang paha yang putih terekpos, mungkin karena mobil terlalu sempit, pria gendut yang ada di dalamnya turun dari mobil dan mengambil nafas dalam-dalam, Ardiyanto benar-benar beruntung dapat menyaksikan adegan erotis secara langsung!

"Kamu jahat, cepat tutup pintunya, nanti terlihat oleh orang lain!"

Suara wanita itu sangat feminim, dari nada bicaranya, terdengar wanita itu agak malu.

Namun, Ardiyanto terperangah, suara ini sudah tidak asing lagi baginya.

Itu suara Hutami!

Wanita itu adalah pacar Ardiyanto!

Mereka menghabiskan waktu bersama, makan bareng, belajar bareng, ke kampus barengan dan berbelanja bersama. Namun justru wanita inilah yang mengkhianati Ardiyanto, wanita ini sedang terbaring di Mercedes Benz orang lain, sedang bermesraan dengan pria lain.

"Pasangan b*jingan!"

Ardiyanto mengambil batu bata yang ada di lantai dan melemparkannya ke kepala pria itu.

"Bruk!"

Mungkin Tuhan juga sedang bercanda pada Ardiyanto, batu bata yang terlepas dari tangannya menghantam atap mobil.

"Ardiyanto?"

Hutami yang tidak mengenakan pakaian di dalam mobil juga melihat pacarnya yang ada di luar mobil, lalu dia buru-buru menarik pakaiannya untuk menutupi tubuhnya, dan bertanya dengan heran: "Kamu.. bukannya kamu sedang mengantar pesanan?"

Ardiyanto tidak menjawabnya, melainkan terkekeh saking kesalnya.

"Kamu memperlihatkan tubuhmu pada si gendut ini, tetapi saat melihatku, kamu malah menutupi tubuhmu dengan pakaian, apakah di hatimu, aku tidak sebanding dengan pria gendut yang seperti babi ini?"

Saat ini, Ardiyanto merasa sangat sedih dan tidak nyaman, selama ini dia memang lebih mencintai gadis ini dan berniat memperlakukan Hutami dengan sepenuh hati, Ardiyanto sama sekali tidak menyangka, pacarnya ini juga tidak bisa menahan diri dari gaya hidup materialistis, dan rela bercinta dengan pria gendut yang mengendarai mobil Mercedes.

"Kamu…"

Hutami tahu bahwa keadaan kali ini benar-benar sudah tidak tertolong lagi, dan hubungannya dengan Ardiyanto akan rusak. Dia memakai pakaian dengan asal dan turun dari mobil, sepatu hak tinggi masih menempel di kakinya. Dulu, Ardiyanto sangat suka melihat pacarnya mengenakan sepatu hak tinggi, tetapi Hutami tidak ingin memakainya karena kakinya sakit.

Sekarang demi merayu pria gendut ini, dia tidak hanya memakainya, dia bahkan meliuk-liukkan bokongnya dengan genit.

"Ardiyanto, kamu katakan sendiri, selama aku bersama denganmu dua tahun ini, barang berharga apa yang kamu belikan untukku? Tiga bulan yang lalu aku menginginkan ponsel Apple, sampai sekarang kamu masih tidak membelikannya untukku, sedangkan aku baru mengenal Pak Fariz tiga hari, dia sudah membelikanku ponsel Apple terbaru! "

Saat mengatakannya, Hutami mengeluarkan sebuah ponsel, itu adalah ponsel Apple terbaru yang berwarna merah marun.

Ardiyanto menatap kotak yang ada di tangannya tersenyum pahit, dia sudah mengantar pesanan selama tiga bulan untuk memberikannya sebuah kejutan, dan sekarang. Ardiyanto yang menerima kejutan dari pasangan b*jingan ini, Ardiyanto terkekeh dan berkata, "Benar, tiga hari, kamu baru mengenalnya tiga hari dan kamu sudah bercinta dengannya di mobil! Sedangkan kita sudah berpacaran selama dua tahun, aku bahkan belum pernah mencium bibirmu, kamu benar-benar sangat kotor!"

"Ardiyanto, kamu yang tidak berguna, atas dasar apa kamu mengataiku? Aku hanya mengejar apa yang kuinginkan, apakah aku salah? Kamu jangan meributi hal yang tidak masuk akal di sini, mengenai masalah kita, kita bicarakan setelah pulang nanti!"

Anehnya, Hutami tidak minta putus dengannya, wanita yang tidak tahu malu ini malah menyuruh Ardiyanto pergi dari sini.

Apa maksudnya ini?

Ardiyanto selama ini memang bertepuk sebelah tangan, dia lebih mencintai gadis ini. Setelah dipikir-pikir, Hutami yang berinisiatif mendekati pria gendut ini, jadi pria ini tidak melakukan kesalahan. Ardiyanto berencana meminta putus dengan wanita ini nanti.

Oleh karena itu, Ardiyano melangkah dengan berat dan menghilang di tengah gelapnya malam.

Ketika pulang ke asrama, teman sekamarnya sedang bermain kartu, saat melihat Ardiyanto pulang, Antonius langsung berseru : "Hei, apa kamu membaca SMSku? Aku berpesan padamu untuk membawakan sebungkus rokok saat kamu pulang, apakah kamu membawanya?"

"Kak, Aku tidak melihat pesannya!

Sebenarnya,kedudukan Irwando di asrama tidak begitu mencolok, ada beberapa teman sekamarnya yang memiliki kerabat berandalan dan berlatar belakang sama, ketika mendengar Ardiyanto yang sederhana ini memiliki pacar yang cantik, mereka sangat iri padanya, jadi mereka sering mempersulit Ardiyanto.

Lihat saja, Antonius baru bersuara, dan Ardiyanto langsung merasa ketakutan, dia sebenarnya bukan seorang penakut, Ardiyanto pernah melawan, terakhir kali saat dia memberanikan diri menolak ajakannya, Antonius langsung menghajarnya hingga tiga tulang rusuknya patah dan harus dirawat di rumah sakit selama lebih dari sebulan.

"Kenapa kamu masih tidak segera pergi untuk membelinya?"

Ardiyanto buru-buru mengangguk: "Oh,oke, aku akan pergi sekarang!"

Ardiyanto baru melangkahkan kaki keluar kamar dan mendengar Haris yang berteriak padanya : "Tunggu, sekalian bantu aku buang air cuci kaki ini!

"Ah, baik, baik!"

Ardiyanto buru-buru mengiyakan, tapi dia tidak menyadari Antonius yang segera bangkit.

"Beli rokokku dulu!"

"Tuang air cuci kaki dulu!"

Antonius dan Haris beradu dengan sengit, kelihatannya seperti ingin berkelahi.

Namun, Ardiyanto salah mengira, kedua orang itu berdiri dan mendorong Ardiyanto ke lantai, lalu menghajarnya.

"Si*l, aku menyuruhmu membeli rokok, apa kamu tidak mendengarku!"

"Aku menyuruhmu menuang air cuci kaki itu, apa kamu tuli!"

"Hal-hal sepele saja tidak bisa ditangani dengan baik, bagaimana kamu bisa jadi pesuruh yang baik!"

...

Keduanya tertawa terbahak-bahak, sudah jelas, mereka tidak bertujuan berseteru satu sama lain, melainkan hanya ingin mengerjai Ardiyanto.

Ardiyanto mengumpat di dalam hati, kalian berdua bertengkar atau berkelahi mengapa malah memukuliku?

Pada akhirnya, Ardiyanto tidak hanya menuangkan air cuci kaki, dia juga membeli rokok dengan uangnya, dia merasa dirinya sangat menderita, sebelumnya pacarnya menyelingkuhinya, setelah itu dia malah ditindas oleh teman sekamarnya, Ardiyanto merasa putus asa terhadap hidupnya ini, dan bahkan ingin bunuh diri.

Di tengah malam, teriakan ricuh teman sekamarnya terus bergema, seperti sebuah pertunjukan band.

Tetapi lingkungan asrama yang hiruk pikuk malah membuat Ardiyanto berpikir jernih, karena ponsel sudah terlanjur dibeli, sebaiknya dia memakainya saja, Hutami tidak berhak menerima ponsel yang ditukarnya dengan jerih payah. Sepanjang malam, pemikiran Ardiyanto berubah total, dia merasa Hutami sangat buruk rupa dan hati gadis itu juga busuk.

"Ardiyanto, apa kamu masih tidak memahami perasaanku?"

"Aku bersama dengannya hanya karena menginginkan ponsel, di antara kami sama sekali tidak ada perasaan, pria yang kucintai adalah kamu!"

"Apakah kamu sudah melihat pesanku? Balas jika kamu membacanya!"

Baru saja membuka Whatsapp, Ardiyanto sudah menerima pesan dari Hutami.

Ardiyanto mendengus dan tersenyum sinis, wanita ini sama sekali tidak menyadari kesalahannya, dia malah berusaha membujuk dirinya.

"Hutami, sebaiknya kita putus saja!"

Hutami mungkin benar-benar menyukai Ardiyanto, dia membalas pesannya dengan cepat : "Ardiyanto, aku kira kamu adalah pria baik-baik, tidak kusangka kamu juga pria b*jingan!"

"Aku?"

"B*jingan?"

Ardiyanto hampir saja mengumpat kata kotor, logika macam apa yang ada di otak Hutami?

"Omong kosong!"

"Sudah kukatakan bahwa pria yang aku cintai adalah kamu, aku tidak memiliki perasaan pada Pak Fariz, aku hanya menginginkan uangnya saja!"

Apa alasan ini tidak melenceng?

"Kamu sudah berselingkuh dan tidur dengan pria lain, kenapa malah aku yang jadi pria b*jingan?"