BAB 1 My Maid Is My Wife
Erik Gibran Wijaya, pria 28 tahun putra semata wayang dari pasangan Adam Wijaya dan Yulia Winata. Menarik paksa lengan Kayla yang baru keluar dari pintu kamar kedua orang tuanya. Erik menarik dan menyeret Kayla menuju pintu bercat putih yang merupakan kamarnya. Sesampai depan kamar, Erik membuka pintu dengan paksa dan mendorong Kayla masuk ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam bersama Erik.
Kayla yang kaget dan dipenuhi ketakutan akan perbuatan Erik, berjalan mundur perlahan mencoba mencerna apa yang terjadi pada anak majikannya tersebut. Berusaha menghindari Erik yang terlihat menakutkan tidak seperti biasa, yang bersikap ramah pada Kayla. Muka Erik yang sudah memerah berusaha menahan gejolak syahwatnya. Semua di sebabkan karena Erik yang telah meminum minuman yang sudah tercampur oleh obat perangsang yang sengaja diberikan oleh temannya. Erik yang sydah diselimuti oleh kabut gairah, tidak memperdulikan lagi ketakutan yang ditunjukkan oleh Kayla.
"Mas..."
"Mas Erik..." ucap Kayla yang ketakutan pada Erik.
Erik tetap berjalan menuju Kayla. Kayla yang ketakutan dan gemetaran dengan apa yang dilihat oleh mata kepalanya sekarang Mencoba mencerna apa yang terjadi dengan anak majikannya itu.
"Mas, tolong...biarkan saya keluar."pinta Kayla yang tidak dihiraukan oleh Erik.
Erik yang sudah tidak bisa menahan gairahnya, terus mendekati Kayla hingga punggung Kayla menabrak tembok bercat abu-abu di belakangnya. Erik mencengkram tangan Kayla dengan keras dan kasar.
Kayla masih meronta, berusaha menolak dan melawan. Tetapi, perlawannya tidak mendapatkan respon dari Erik. Kayla bisa mencium bau alkohol dari mulut Erik, membuat Kayla sadar bahwa dia tidak akan mampu melawan tenaga Erik yang sangat besar di bawah pengaruh alkohol dan obat perangsang yang telah diminumnya.
"Tolong...masss, toloong...lepaskaaan!". Kayla berusaha melawan dan memberontak atas perbuatan Erik.
"Jangan lakukan ini, jangan mas, biarkan saya keluar". Kayla masih berusaha memohon pada Erik.
Usaha perlawanan dan teriakan Kayla tidak menghasilkan apapun. Usaha Kayla berteriak menjadi percuma. Sekeras dan sekencang dia berteriak dalam meminta tolong tidak akan didengar oleh siapapun dirumah ini. Keadaan rumah yang sepi, hanya ada mereka berdua. Satpam yang berjaga di pintu gerbang depanpun tidak akan mampu mendengar teriakan yang dilakukan oleh Kayla. Jarak yang lumayan jauh dari dalam kedepan, menjadi sebab Kayla tidak bisa mendapatkan pertolongan.
Kayla terus meronta dengan air mata yang terus mengalir tidak mampu menyurutkan nafsu yang sudah menguasai Erik. Hingga pertahanan Kayla pun runtuh, tidak kuatnya tenaga Kayla melawan tenaga Erik. Pakaian Kayla sudah tercecer kemana-mana akibat robekan kasar Erik.
Dibukanya semua pakaian Erik dengan kasar dan melemparkannya kesegala arah. Hingga hanya menyisakan bagian bawah tubuhnya yang terekspos oleh sinar lampu tidur pada ruang tempat tidur tersebut.
Erik meluapkan segala nafsu yang sudah menguasai dirinya kepada Kayla. Paksaan dan hujaman kasar dilakukannya Tanpa memperdulikan teriakan dan permintaan tolong yang keluar dari mulut Kayla.
Kayla yang sudah lemas dan tidak berdaya akan perbuatan Erik, hanya bisa pasrah menerima hujaman-hujaman yang diberikan Erik padanya. Hingga akhirnya, Kayla merasakan tubuhnya sudah lemas dan pingsan tidak mampu lagi menerima perbuatan yang diberikan oleh Erik padanya.
Tepat pukul tiga dini hari, Kayla mulai tersadar dari pingsannya. Dirasakan perutnya yang terasa berat, dilihatnya sebuah tangan yang melingkar diperutnya. Kayla mulai mencerna dan mengingat kejadian-kejadian yang dialaminya semalam.
Kayla berusaha memindahkan tangan Erik yang tidak bergerak sedikitpun, dan mencoba bangkit dari tidurnya. Dirasakan remuk redam seluruh badannya dan sakit dibagian vital bawah tubuhnya. Kayla berusaha berdiri dan berjalan tertatih dengan berderaian air mata. Mengingat kejadian semalam yang dilakukan Erik padanya.
******
2 minggu yang lalu,
Keyla Anandita, gadis berusia 21 tahun adalah mahasiswa akuntansi di sebuah Perguruan Tinggi di Kota Bandung. Kayla adalah anak semata wayang dari Indadari dan Rahmat Mulyono. Ibu Kayla meninggal 5 bulan yang lalu karna penyakit kanker payudara yang di deritanya selama tiga tahun. Segala macam pengobatan sudah dilakukan ayahnya untuk menyembuhkan ibunya. Bahkan tabungan ayahnya pun ikut terkuras. Ayah Kayla meminjam uang pada seorang rentenir untuk biaya pengobatan ibunya. Akan tetapi, takdir berkata lain Tuhan lebih sayang pada ibunya.
Ayah Kayla sangat sedih dan sering menyendiri semenjak kepergian ibunya. Ayahnya sangat mencintai ibunya bahkan rela meninggalkan keluarganya demi menikah dengan ibunya. Keluarga ayah Kayla sangat menentang hubungan kedua orang tuanya. karena ibu Kayla hanya seorang gadis yatim piatu.
Ibu Kayla adalah cinta dan pemberi semangat buat hidup ayahnya. Kepergian ibunya memberi pukulan yang berat terhadap ayahnya. Karena kesedihan yang mendalam terhadap kepergian istri tercintanya membuat tubuh ayahnya menjadi semakin turun. Ayah Kayla lebih banyak terdiam dan makan tidak teratur hingga ayahnya sering sakit-sakitan. Hingga akhirnya, ayahnya menyusul ibunya tepat di lima bulan kepergian ibunya.
"Dorrr...dorrr...dorrr...dorrr..." suara ketukan pintu mengagetkan Kayla.
"Permisi, ada orang" ucap seseorang yang berusaha menggedor-gedor pintu dengan tak sabar.
Kayla dengan malas berjalan membuka pintu Karena tau siapa yang datang. Dilihatnya seseorang yang 3 minggu lalu, datang kerumahnya menagih sisa hutang ayahnya. Bahkan kepergian ayahnya saja baru satu minggu berlalu.
"Iya, ada yang bisa dibantu?" tanyannya pada orang tersebut.
"Saya mau menagih kekurangan hutang ayahmu,"
"Kemarin bilangnya 2 minggu, ini udah 3 Minggu". ucap orang yang datang menagih sisa hutang ayah Kayla.
"Iya, kasih waktu 3 hari lagi, nanti akan saya lunasi". ucap Kayla pada orang tersebut.
"Mundur lagi aja, kalau emang ga bisa melunasi gimana jika kamu aja jadi istriku. Kalo mau, anggap aja lunas sisa hutangnya" tawarnya pada Kayla.
"Nggak akan, saya nggak mau jadi istri anda. Saya akan melunasi sisa hutang ayah. Kasih waktu 3 hari lagi."Ucap Kayla tegas pada debt kolektor tersebut.
"Baik, aku kasih waktu kamu 3 hari lagi. Jika 3 hari kamu nggak bisa melunasi. kamu harus mau menikah dengan saya." ucap debt kolektor tersebut pada Kayla.
Setelah kepergian debt kolektor tersebut, Kayla menghubungi Pak Irwan yang menawarkan diri membeli tempat usaha ayahnya. Dan Kayla bisa melunasi sisa hutang ayahnya tersebut kepada debt kolektor tersebut tanpa harus menikah drngannya. Sisa uang yang ada, Kayla tabung buat kebutuhan hidup dan kuliahnya kedepan.
Kayla merasa sedih Karena telah menjual tempat usaha ayahnya. Setidaknya Kayla merasa lega, sudah dapat melunasi sisa hutang ayahnya. Dan Kayla tidak perlu menikah dengan penagih hutang tersebut. Memang ayahnya sudah berpesan sebelum meninggal untuk menjual tempat tersebut guna melunasi sisa hutangnya dan untuk biaya kuliah dan hidup Kayla kedepannya.
"Ayah, Ibu...Kayla sendirian sekarang.." gumamnya pada diri sendiri.
"Semoga ayah dan ibu bahagia sekarang. Kalian pasti sudah ketemu, Key akan berusaha menjadi anak yang kuat buat kalian". gumamnya dalam hati.