PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Mengejar Sugar Daddy

Mengejar Sugar Daddy

Penulis:Elshuang

Berlangsung

Pengantar
Seorang gadis konyol dan ceroboh dengan predikat anak tunggal kaya raya yang mencoba mencari kebahagiaan dengan datang ke bar. Namun siapa sangka dirinya akan bertemu dengan pengusaha kaya yang usianya 8 tahun lebih tua darinya. Mencoba mengejar dengan cara yang memalukan. Akankah kegigihannya membuahkan hasil? Ataukah kekecewaan yang didapat? Atau justru mendapat kasih sayang dari pria dewasa lain? Ikuti kisahnya hanya di mengejar sugar daddy
Buka▼
Bab

Pagi itu cukup cerah, matahari bersinar terang, udara yang sejuk. Cukup meningkatkan semangat sebenarnya, hanya saja tidak untuk perempuan cantik berdarah Jawa itu. Rumah yang beratap tinggi, berlantai dua. Seharusnya ramai bukan, tetapi tidak. Rumah itu terasa begitu sepi, seperti hatinya saat itu.

Menjadi anak tunggal kaya raya akan selalu dipandang bahagia.

Perempuan bernama Elena itu mulai melangkahkan kakinya menuruni tangga, dan keluar menuju mobil merah yang terpakir di garasinya.

Mengendarai mobil dengan cepat, menuju universitas tujuannya.

"Huft…" menghela nafas besar, entah pasrah, entah lelah, hanya Tuhan dan Elena yang tahu.

"Ma-maaf pak sa sa-ya terlambat" mengetuk pintu, langsung membukanya dan mengucapkan itu. Yang pasti dengan nafas yang tersenggal - senggal.

"Ini yang keberapa kalinya Elena? Saya minta tolong sama kamu, bisa tidak kamu datang tepat waktu? Kamu hampir lulus Elena, mau jadi apa kamu kalau kuliah saja telat terus" ucap dosen laki-laki yang sudah berumur tersebut.

"Maaf pak, saya.. "

"Elena kan gitu pak, lagian dia mau telat atau nggak dia tetep kaya pak" salah satu teman di kelasnya yang ikut memanasi pagi itu.

Dosen tersebut hanya mengehela nafas lelah.

"Masuk Elena, untuk kali ini kamu masih beruntung karena telat 5 menit"

"Duduk sana"

Elena berjalan duduk dengan diiringi sindiran teman di kelasnya. Iya, Elena memang sering terlambat, rasanya ceroboh adalah nama tengahnya.

Setelah kelasnya berlalu, Elena berjalan keluar menuju taman untuk mendudukkan diri dan melamun. Entahlah, apa alasannya melakukan itu.

Mengamati keadaan, kanan, kiri dan hanya dia yang duduk sendirian. Selalu seperti ini, dia merasa dikucilkan. Saat orang bercerita masa sekolah adalah masa penuh kenangan, tapi tidak untuk Elena, masa sekolah hanya dipenuhi kesendirian, belajar dan terkurung di dalam rumah.

"Kira-kira apa ya yang bikin aku bisa merasa lebih baik"

"Selama ini udah nurut sama mama papa tapi… "

"Huft… "

Elena mulai beranjak, berjalan menuju mobil merahnya.

"Kok lihat orang-orang tadi cerita soal magang, aku waktunya magang kan ya"

"Cari dimana ya… "

"Masa di tempat papa"

Setengah dari perjalanan menuju rumah hanya dilewatkan dengan pembicaraan dengan dirinya sendiri.

"Eh kok lewat sini sih, ck.. Salah arah kan"

"Eh apatu, dynamite…"

"Keren gitu bangunannya" sambil berputar arah untuk menuju rumahnya.

Membuka pintu, diisi dengan beberapa orang berpakaian hitam putih yang menyambutnya.

"Selamat siang non, makan siang sudah siap, mau makan sekarang? "

"Mmm… Boleh deh, aku makan di meja makan aja ya" ucapnya pada pelayan tersebut.

Setelah menyelesaikan makan siangnya, Elena berjalan naik ke kamarnya, mulai memainkan handphone nya. Tiba-tiba tangannya terarah pada sebuah postingan seseorang, bersama beberapa temannya di tempat yang cukup gelap tapi terang di beberapa bagian. Iya, club malam.

Elena mulai berpikir, kenapa mereka terlihat bahagia datang kesana. Lalu menggulirkan layarnya untuk melihat yang lain. Tetapi muncul sebuah postingan dimana sepasang kekasih, dengan laki-laki yang lebih tua bersama perempuan cantik seusianya.

Tersenyum penuh arti, meletakkan handphone dan bergegas ke kamar mandi, memilih pakaian yang sesuai dan mengenakan jaket terusan panjang.

Memasuki mobil merahnya dan menjalankannya menuju suatu tempat. Bulan sudah menampakkan dirinya saat Elena keluar dari rumah, menghentikan mobilnya, melepas jaket panjang itu.

Disaat yang bersamaan, seorang laki-laki dewasa baru saja keluar dari ruang kerja di perusahaan besar miliknya

Handphone miliknya berbunyi.

"Hey… Gabung lah yuk ke tempat biasa"

Ucap laki-laki di seberang sana yang bernama michael.

"Hmm.." jawabnya singkat

"Hmm apanih? Hmm kesini kan"

"Iya, kesana"jawabnya singkat dan menutup telepon tersebut, menghiraukan kekesalan michael.

Melanjutkan jalannya untuk keluar dari perusahaan besar yang sudah sepi tersebut. Melajukan mobilnya sendiri menuju suatu tempat yang biasa laki-laki itu kunjungi bersama temannya.

Terlihat seorang perempuan memasuki sebuah club, dengan bingung ia masuk dan mencari tempat duduk yang sesuai.

Melangkahkan kaki jenjangnya menuju meja bar, mengangkat dagu agar terlihat angkuh, tapi sayangnya malah terlihat…

Konyol.

"Halo nona cantik, minuman apa yang anda inginkan" tanya bartender itu dengan ramah

"Mmm… Mo-mojito ada? Atau apapun yang kadar alkoholnya rendah" Elena meringis dengan canggung.

"Ohoooo biar kutebak, baru pertama kali kesini, benar? " ucap bartender itu sambil menyangga dagunya dengan tangan.

"Tidak juga, hm...tapi iya sih. Yasudahlah itu pokoknya" sanggah Elena dengan muka yang patut untuk ditertawakan. Dan bartender itu hanya tertawa kecil dan membuatkan pesanan mojito spesialnya.

Melihat kanan dan kiri, "tempat yang aneh"pikirnya.

Tapi tiba-tiba matanya menangkap seseorang, berjalan dengan tegap, berpakaian formal. "Ganteng banget, kaya Bintang turkey"batinnya sambil tertawa.

Orang mungkin akan berpikir bahwa Elena ada gangguan pada dirinya saat ini. Tapi sayangnya tidak akan ada yang menghiraukannya, ini disebabkan karena lelaki yang baru saja datang, menuju tempat andalannya.

"Kafka… "Seseorang berteriak sangat keras. Hanya dibalas dengan tatapan tajam dan berjalan menuju kesana.

"Akhirnya datang juga, nih aku udah pesan semuanya spesial untuk sahabatku tersayang"ucap laki laki itu, tidak lain tidak bukan adalah michael.

"Huft… Cukup mike, aku jijik dengan sikapmu itu"ucap kafka sambil menghela nafas berat.

"Ya ya ya terserahmu saja lah, yang pasti hilangkan stress mu disini dan bersenang-senanglah" ucap michael lalu meneguk segelas alkohol itu.

"Dari kapan disini mike" tanya kafka sambil meneguk alkohol miliknya.

"Dari aku menghubungimu, itu aku baru datang. O ya, aku dengar ada wanita seksi baru hari ini, kau yakin akan menolak lagi?" mike masih meneguk alkoholnya sambil melirik sahabatnya itu.

"Kau tau aku mike" melanjutkan minumnya sambil memutarkan pandangannya kesegala arah.

Tetapi pandangannya bertabrakan dengan seorang wanita, eh mungkin gadis yang benar. Karena masih terlihat sangat muda dan…

Polos.

Sepasang mata itu hanya berkedip lucu, "terlihat seperti mata kucing"pikirnya. "Gadis itu memang cantik, tapi untuk apa kesini? Terlihat baik-baik" menggumam lirih sambil mengendikkan bahunya.

****

"Aww… Dia lihat kesini" mengalihkan pandangannya lalu tersipu malu.

Tiba-tiba saja otak cantiknya itu terpikirkan sesuatu.

Berdiri dari duduknya, berjalan layaknya model sambil mengangkat dagunya & membawa gelas mojitonya. Duduk disebelah lelaki dewasa, menyilangkan kakinya lalu menoleh kearah pria dewasa itu.

"Hai… aku Elena, mau jadi sugar daddy ku tidak ?" tanyanya sambil tersenyum manis.

Pria itu hanya berdeham untuk membersihkan tenggorokan dan kewarasannya, melirik gadis disebelahnya dan membiarkannya.

"Hey...aku bicara denganmu tau"ucapnya sambil merengut dan terlihat lucu bagi pria disebelahnya.

"Hey gadis kecil, lebih baik sekarang kamu pulang, cuci tangan cuci kaki gosok gigi dan tidur. Tempat ini bukan untukmu" ucap pria bernama Kafka itu sambil memandang mata hitam Elena.

Terbengong dan hanya membuka mulutnya. "Bisa-bisanya dia bilang gitu, dia pikir aku anak SD apa" gumam Elena lirih

"Hey, kenapa kamu jadi menjelekkan aku sih? Kamu pikir aku anak SD apa? Ha? "Jawab Elena bersuara keras.

Menghela nafas pelan, "dengar gadis kecil, aku tidak tertarik menjadi sugar daddymu atau siapapun. Mengerti? "Ucap kafka dengan tegas.

"Kamu ngeselin, liat aja ya kalau sampai kita ketemu lagi, kamu harus mau jadi sugar daddy aku, om kafka" sambil tersenyum kemenangan.

Kafka yang merasa terganggu pun akhirnya berdiri dari duduknya berencana pergi dari tempat itu. Tanpa pamit pada sahabatnya, karena entah sejak kapan sahabatnya sudah asik dengan seorang wanita di pangkuannya.

Elena yang merasa diabaikan, ikut berdiri untuk mengejar pria itu. Mengikuti dari belakang, mengantar pria itu hingga memasuki mobil. Kafka, pria itu meninggalkan Elena yang tengah tersenyum.

"Dapat kau, kuhafalkan plat nomor mobilmu"sambil melihat handphonenya yang menunjukkan plat nomor beserta mobilnya.