PopNovel

Baca Buku di PopNovel

JANJI PELANGI

JANJI PELANGI

Penulis:Ir_AA

Berlangsung

Pengantar
Janet dan Ryu sahabat sejak kecil, Sejak kecil bagi Ryu, Janet adalah sosok cinta monyetnya. Hingga tumbuh remaja cowok jangkung dan cuek itu tetap menganggap Janet adalah cinta pertamanya. Setelah SMA Janet mengenal sosok Alan cowo most wanted di sekolah Janet, mereka pun akhirnya pacaran. Ryu cemburu mengetahui nya akhirnya Ryu memutuskan berterus terang tentang perasaannya ke Janet. Suatu hari Ryu harus menerima tawaran ayahnya untuk bersekolah di Italia negara asal sang ayah. Disana lah masalah dimulai Ryu kecelakaan dan amnesia semua hal tentang Janet. Hadir juga tokoh Martha gadis blesteran Indo Italia yang juga hadir dalam hidup Ryu. Siapakah yang akan dipilih oleh Ryu nantinya? Apakah Janet sosok cinta pertama Ryu? Ataukah Martha?let's cekidot
Buka▼
Bab

Janet menarik kembali jaket tebal yang menghangatkan tubuhnya. Perlahan dia pun menghembuskan nafas berat sambil memandang langit di atas sana. Masih tampak sama seperti sore-sore sebelumnya, langit merah berpadu kelabu bergelayut lembut.

"Biiiiiiibb biibb ..."

Ponsel Janet berdering dan membuyarkan lamunan nya, sekilas bibir mungil gadis itu manyun ketika melihat notif si pengirim pesan singkat itu

" Janet ... lo di mana si? Gue capek nunggu in, lo jadikan ngajak ketemuan di kafe deket sekolah?"

Isi pesan singkat yang tertulis di layar ponsel Janet.

gadis itu menepuk jidat nya sendiri sedetik setelah membaca pesan tersebut.

" Oh my God.... Gue lupa " cepat-cepat Janet mengambil tas biru langit nya dan langsung melesat pergi dari rooftop SMA Pelita.

"Awas.... awas.... cewek cantik mo lewat..." teriak Janet menerobos kerumunan murid-murid SMA Pelita yang lain, kebetulan hari itu hari Senin, biasanya kalau hari Senin masih banyak anak-anak yang tinggal di Sekolah sampai sore hari, kegiatan ekskul yang padat di hari Senin memang memaksa anak-anak untuk pulang lebih lama. Janet masih berlari menyusuri lorong-lorong kelas, dia lupa ada janji sama sahabatnya dari kecil Ryu.

Jam tangan Janet menunjukan pukul empat sore ketika dia sampai di depan pintu sebuah kafe dekat sekolahnya, kafe tersebut tidak begitu luas dengan cat warna magenta dengan sedikit sentuhan warna hijau dari tumbuhan merambat di kanan kiri ruangan menambah kesan sejuk.

Mata Janet mencari sosok cowok jangkung dengan rambut coklat dan berkulit putih bersih di antara pengunjung kafe yang lain. Cowok itu pasti menonjol diantara pengunjung kafe yang lain. tepat saja dari kejauhan pun Janet bisa melihat tempat duduk Ryu di pojok kafe dekat deretan bunga krissan. Senyum simpul melengkung tipis di bibir Janet, dengan langkah semangat cewek itu mendekati sosok cowok bernama Ryu.

"Masih aja lelet lo ... " kata cowok itu ketus, dan matanya tak lepas dari laptop hitam di depannya.

"Soŕry... i am so sorry... Ryu... tadi kan gua ..."

"Udah gak perlu lo jelasin, gue hapal kebiasaan lo ngelamun di rooftop sekolah, masih untung gak ada angin kenceng yang nerbangin tubuh lo yang kurus itu."

jawab Ryu ketus dan mata birunya masih saja menatap layar pintar di depannya.

"Iihh... gue tuh gak kurus tapi boddy goals, hahaha ..." Janet tertawa sebentar.

Tawa Janet perlahan memudar ketika ada isarat mata tajam Ryu menatapnya.

"Eett...busettt dah... tu anak marah beneran.." cicit Janet dalam hati geli.

Ryu sosok cowok masa kecil Janet. Umur mereka gak beda jauh, sama-sama kelas sebelas cuma beda sekolah. Janet sekolah di SMA Pelita sedangkan Ryu bersekolah di SMA Harapan yang letaknya pun tak terlalu jauh dari sekolah Janet.

"Duduk ... es krim lo dah leleh gara-gara sifat lelet lo".

Kali ini Ryu melepaskan pandangannya dari layar laptop, mata setajam elang milik Ryu menatap Janet dan membuat Janet sedikit salting dibuatnya. Memang walau sudah berteman hampir selama sembilan tahun Janet selalu tidak bisa berkutik jika harus berhadapan dengan mata tajam milik Ryu.

Walau cowok itu mempunyai perawakan yang jangkung tidak terlalu berotot namun dia punya sejata mematikan yang selalu bikin para cewek cewek bertekuk lutut. sikap nya yang cuek dan terkesan bad boy, kulit putih bersih yang selalu terlihat keren dengan pakaian yang melekat di tubuh jangkungnya. walau terkesan cowok yang cuek Ryu selalu tampil macho dan wangi. dan satu lagi mata biru cowok blesteran itu yang mempunyai tatapan mata tajam bagai mata pisau yang mampu menancap di dada semua cewek cewek yang melihatnya.

"Ya maaf... galak!! gue kan gak sengaja, lo sendiri kan tau kebiasaan gue kayak gimana, kalau udah liat awan, dan liat matahari kan suka khilaf ".

Jawab Janet sambil sedikit manyun, hampir saja Janet menyendok es krim vanila favorit nya yang memang sudah tidak berbentuk es krim lagi, tiba-tiba Ryu dengan cepat menahan tangan Janet.

"Iihhh.... Ryu apaan si... gue kan mo makan es krim nya" sergah Janet sambil manyun

"Es udah cair gitu masih mau lo makan? rakus...!"

jawab Ryu cuek, cowok itu kemudian memanggil pelayan dan memesan kembali es krim vanila, kali ini ukuran jumbo, mata Janet bersinar cerah ketika mendengar Ryu bilang vanila big size ke pelayan kafe. Ryu memang di luar terlihat cuek dan galak sama Janet, sebenarnya bukan cuma sama Janet saja dia bersikap begitu sama semua cewek di sekolah nya pun Ryu bersikap dingin dan cuek. hanya saja cuma bersama Janet dia kadang menampakkan sikap perhatian yang tak terduga.

"Thanks Ryu .... lo emang sahabat ter de best... "

kata Janet riang, sementara cowok itu hanya mendengus mendengar kata-kata rayuan Janet.

"Trus maksud lo apa ngajak ketemuan disini? udah gitu lo telat lagi, sejam gue nunggu lo."

"Sorry .... iya tadi gue pengen curhat sama lo, Ryu gue ... gue... suka..."

Belum selesai Janet melanjutkan kata-kata nya, pelayan kafe tiba-tiba datang membawa pesanan Ryu,es krim vanila big size. Mata Janet bersinar melihat es krim vanila ukuran jumbo lengkap dengan toping strowbery saus dan buah ceri yang ada di hadapannya. Sekilas sebuah senyuman melengkung kecil di bibir Ryu ketika melihat Janet menikmati es krim vanilanya dengan semangat. senyum bahagia Janet saat menikmati es krim nya terlihat lebih seperti seorang anak kecil yang ditraktir eskrim, dan Ryu selalu bahagia melihatJanet senang.

"Pelan-pelan lelet ... kayak orang yang gak pernah makan aja lo"

"Iihh Ryu... ini enak banget... thanks ya ..." Jawab Janet dengan mulut penuh es krim, dan dia terlihat persis seperti anak kecil, kembali Ryu tersenyum geli melihat kelakuan cewek di depannya itu.

" Trus tadi lo mau ngomong apa?" tanya Ryu yang masih melihat Janet memakan eskrim nya.

"Ngomong ....?? ow... tadi mo ngomong apa ya, lupa udah ah ntar aja kalau gue inget gue cerita ke elo". Jawab Janet dengan mulut penuh eskrim, terlihat dengusan kecil di bibir Ryu.

"Bilang aja cuma mo eskrim gratisan."

jawab Ryu kembali dengan nada sinis.

"Jadi gak ikhlas ni???" canda Janet

"Udah habisin cepetan, trus kita pulang udah sore juga, tante udah kirim pesen dari tadi suruh nganterin lo pulang."

"Siap galak.... ."

Ryu hanya tersenyum melihat tingkah anak kecil Janet lalu mengusap rambut Janet gemas.

"Udah makannya?" tanya Ryu, Janet menggangguk pelan sambil tersenyum manja.

"Ya udah ayo pulang ..."

Ryu menutup laptop nya dan berdiri, sambil menawarkan gandengan tangan ke arah Janet, gadis itu pun meraih tangan putih Ryu, tangan yang terlalu lembut untuk seorang cowok, namun Janet suka genggaman tangan lembut itu. iya .... Janet suka

"Oh ya gue baru inget tadi mo ngomong apaan."

Kata Janet tiba-tiba sebelum gadis itu naik ke motor sport Ryu, cowok itu sudah lengkap dengan helm sport full face nya tiba-tiba mendesis pelan dengan sikap Janet.

"Ayo naik cepetan, keburu ujan." Sore itu memang mendung tebal, seakan awan yang sudah bergantung di langit hampir saja menjatuhkan ribuan bulir air ke bumi.

"Iya ... iya... iihhh Ryu galak amat si sama Net." kembali Janet manyun melihat sikap galak Ryu, dia meraih helm dari tangan Ryu dan memakainya cepat-cepat.

"Sudah? "

Tanya Ryu yang disambut dengan anggukan kepala Janet. Tangan Janet melingkar ke punggung Ryu sedetik kemudian suara knalpot motor sport merah menyala itu pun meraung di jalanan Ibu Kota.

Janet masih mengeratkan pelukan nya di punggung sahabatnya itu, tiba-tiba tetesan air hujan perlahan jatuh juga ke bumi, membuat Ryu semakin melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Lo kedinginan Net? " tanya Ryu dengan mata yang masih fokus ke jalanan. Janet menggelengkan kepalanya

"Gak kok Net gak dingin, kan ada Ryu yang bisa Net peluk, heee..." dalam kondisi hujan begini pun gadis itu masih bisa saja berlagak sok romantis.

Ryu samar melengkung kan kedua sudut bibirnya, tentu saja dibalik helm sport yang dipakainya, entah Janet melihat atau tidak Ryu tidak peduli.

Motor sport merah itu berhenti di depan sebuah rumah berlantai dua, kebetulan pagar besi warna putih rumah itu terbuka sehingga Ryu bisa langsung memasukan motor nya dan berteduh di bawah kanopi rumah Janet.

"Makasih Ryu... mampir dulu yuk, gue buatin teh anget" tawar Janet.

" Thanks lain kali aja, gue cabut ya, cepetan mandi ganti baju biar gak masuk angin."

Jawab Ryu dengan nada serius, sejenak Janet tersenyum geli melihat ekspresi Ryu yang terlihat serius itu.

"Ryu... tadi kan Janet mo cerita ke Ryu, tapi Janet lupa, nah kebetulan sekarang Net udah inget, Net mo cerita kalau Net kayak nya suka deh sama Alan."

Janet menghentikan ceritanya dia bingung melihat sikap cowok di depannya itu. Ryu diam gak ada kata-kata ketus khas seorang Ryu.

"Hello.... Ryu... kenapa si malah bengong, gimana nih kira-kira Janet ngomong langsung kalo Janet suka pa gak sama kak Alan?, soalnya kak Alan itu orangnya banyak yang naksir, kira kira kak Alan suka juga gak ya sama Janet?"

Cewek itu masih saja nerocos cerita soal hatinya, Ryu masih terdiam.

"Terserah lo mo bilang ato gak, bukan urusan gue."

Jawab cowok itu ketus seperti biasanya, Ryu menghidupkan mesin motor nya dan melaju keluar gerbang rumah Janet, meninggalkan gadis itu yang mematung bingung melihat tingkah sahabatnya tersebut.