PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Hanya Tempat Singgah

Hanya Tempat Singgah

Penulis:Villa anggita

Berlangsung

Pengantar
Farhan Abdul adalah desainer muda yang meniti karier di perkotaan, ia tinggal di kota bersama teman-teman seperjuangannya yang bernama Siska, Deni dan indah, ia tahu hidup di kota memanglah sulit, namun karena kebutuhan hidup yang mendesaknya untuk tetap berjuang dan kuat untuk hidup di kota demi keluarganya yang tinggal di desa ia rela pergi ke kota, Farhan memiliki ibu dan dua adik, ibu Farhan bernama lestari sedangkan kedua adiknya bernama Azahra lestari dan Fitri lestari, akankah Farhan sanggup untuk bertahan dikota dan akankah kota hanya menjadi tempat singgah saja atau malah merubah jati dirinya menjadi orang yang beragama dan berakhlak, mari merajut kisah denganku. Farhan abdul
Buka▼
Bab

Hanya tempat singgah

Farhan Abdul seorang desainer muda yang sukses dalam meniti kariernya dari kecil hingga besar seperti sekarang, perjalanan karier yang di jalani oleh Farhan tidak lah mudah banyak hambatan yang ia lalui untuk sampai didetik ini, hidup dan berjalan di perkotaan bukan hal yang mudah untuk ia jalani ujian dan cobaannya bukan main-main, bukan hanya sekedar kekuatan tapi tantangan tersendiri untuk ia dapat bertahan hidup dikota, di zaman sekarang yang semuanya serba sulit untuk ia pertahankan termasuk jati dirinya, ia hidup di kota banyak cobaannya termasuk untuk mempertahankan jati dirinya sebagai manusia yang beragama dan berakhlak, semua yang ia jalani harus sesuai dengan agama yang menuntutnya bukan seenaknya sendiri, ia selalu memegang prinsip hidup jangan sekali-kali mencoba karena jika sudah mencoba sekali pasti akan mengulangnya lagi, ia masih bertahan di kota juga karena ibu dan kedua adiknya yang tinggal di desa, ibu Farhan bernama lestari sedangkan kedua adiknya bernama Azahra lestari dan Fitri lestari mereka bertiga adalah kekuatan Farhan untuk tetap bertahan dan hidup di kota apalagi sekarang ia sudah menjadi orang sukses.

Farhan Tinggal di kota tidaklah sendiri, ia tinggal bersama ketiga teman seperjuangannya yang sekarang sama-sama sudah sukses, mereka bertiga bernama Deni, Siska dan indah, mungkin tanpa mereka farhan tidak akan seperti sekarang, dukungan dari teman-temannya lah Farhan dapat meniti karier sebagai desainer muda, banyak bantuan yang di tawarkan oleh teman-teman Farhan mulai dari promosi, penjualan desain, dan sampai biaya pun mereka berikan pada Farhan, namun Farhan menolaknya dengan alasan ia tak mau merepotkan teman-temannya, Farhan sosok yang sangat mandiri ia tidak mau di hidupnya menyulitkan orang lain, walau hanya hal kecil.

Namun seiring perjalanan waktu, ada kerikil-kerikil kecil yang memutus pertemanan mereka, Deni adalah seorang pengusaha butik baju, suatu ketika Deni membutuhkan bantuan Farhan untuk mendesain baju wanita, karena ada klien Deni yang memesannya untuk acara pernikahan namun Farhan menolaknya karena ia menganggap baju yang akan di desainnya tidak sesuai dengan syariat agama, Farhan mencoba menjelaskan dengan perkataan yang tak menyinggung.

"Den, maaf aku tak bisa mendesain baju untuk klien mu karena bajunya tidak sesuai dengan yang biasa ku desain" ucap Farhan

"Tapi Farhan, bisa kah kau mendesainnya untuk klien ku? ku tahu kau mampu untuk mendesain baju itu." Jawab Deni

"Maaf ! Sekali lagi maaf den ! aku tak bisa mendesain baju seperti itu"

"Apa karena baju yang akan kau desain tak sesuai dengan aturan agama jadi kau tak mau membuatnya untuk klien ku" tanya Deni dengan amarah

" Tidak seperti itu den, aku memang tak biasa untuk mendesain baju wanita, apalagi untuk acara pernikahan, maaf sebelumnya jika perkataanku ada yang salah " jawab Farhan dengan suara tegas

"Aku tak percaya seorang Farhan Abdul lulusan terbaik desain fashion dan produk lifestyle tidak bisa mendesain baju seperti ini, omong kosong" timpal Deni dengan amarah

" Tolong den, jangan karena Masalah sepele seperti ini pertemanan kita menjadi renggang, aku bisa mencarikan desainer baju khusus wanita untukmu" timpal Farhan

" Tak perlu aku bisa mencarinya sendiri tanpa bantuan darimu Farhan" jawab Deni dengan suara lantang

" Tapi Deni apa kau tahu desainer wanita untuk acara pernikahan?" Tanya Farhan dengan suara tegas

" Tak usah sombong kau Farhan, apa karena aku hanya pemilik butik biasa jadi kau anggap aku tak tahu desainer khusus wanita yang bagus" Jawab Deni dengan amarah dan gubrakan pintu yang ia tutup dengan keras.

"Bruk"

Dengan khawatir dan pikiran yang campur aduk, Farhan merasa bersalah dengan Deni

Karena ia tidak bisa membantunya untuk mendesain baju wanita untuk kliennya, saat perasaannya sedang tidak karuan adzan dhuhur pun berkumandang dengan sedikit lega Farhan melangkahkan kakinya untuk ke masjid dekat dengan perusahaan desainer miliknya, dengan mengadah pada sang pencipta Farhan memohon pertolongan padanya untuk dapat menyelesaikan masalahnya dengan Deni, setelah melakukan sholat pikiran Farhan lebih tenang dan lega, ia slalu mengingat apa pesan ibu padanya bahwa hidup di kota besar memanglah menyakitkan kau harus kuat dan sabar untuk menghadapi semuanya bukan hanya hal yang terjadi di kota namun juga orang-orang kota, pesan ibu memang slalu ku ingat dan ku praktikan dalam kehidupan sehari-hari ku di kota ini.

Gaya hidup, bahasa dan perilaku di kota memanglah sangat jauh berbeda dengan kehidupan di desa, di desa kita akan menemui hal yang semuanya serba tenang, pepohonan, keasrian dan tetangga yang ramah juga sopan, namun di kota semua itu tak ada bahkan walau Farhan tinggal di komplek yang banyak warganya namun ia tak pernah menemui tetangganya yang bertegur sapa apalagi saling membantu tidak sama sekali, di sini kami hidup sendiri-sendiri, warga di perumahan komplek Farhan slalu sepi ia akan keluar rumah apabila akan bekerja setelah itu mereka sibuk dengan kehidupan mereka sendiri.

Setelah ia sholat di masjid ia kembali ke perusahaan desainer miliknya untuk melanjutkan perkerjaan yang tadi sempat tertunda karena kedatangan Deni, Farhan kembali mendesain kemeja laki-laki dengan peralatan yang berserakan ia mulai mengerjakan kemeja itu, saat ia sedang merampungkan jahitan kemejanya Siska pun datang dan menghampiri Farhan di ruang kerjanya.

"Farhan! Farhan! Kamu dimana?" Tanya Siska dengan lantang

"Siska, aku di ruang kerja kemarilah" jawab Farhan

"Farhan, tadi Deni menelfon ku kata dia kamu berubah, apanya yang berubah aku tak tahu ini ada apa sih, kok kalian ribut?" Tanya Siska dengan nada bingung

"Sis, sebenarnya Deni meminta bantuan padaku untuk mendesain baju wanita untuk kliennya, namun aku menolak karena aku tak bisa untuk mendesain baju wanita untuk acara pernikahan" jawab Farhan

"Farhan, bukannya kamu bisa untuk mendesain baju wanita buktinya kamu mendesain baju cantik itu untukku dan indah, masa kamu bilang nggak bisa" jawab Siska dengan bingung

"Kalau untuk baju biasa apalagi itu Muslim aku bisa kok sis, tapi kan Deni meminta ku untuk mendesain baju pernikahan apalagi baju yang ia mau sangat terbuka dan aku nggak bisa kalau seperti itu" jawab Farhan dengan nada tegas

"Iya sih, benar juga kamu kan membuka klien hanya untuk desain laki-laki dan baju muslim atau yang tertutup" timpal Siska dengan santai

"Terus menurut mu aku harus bagaimana sis, untuk menghadapi Deni?" Tanya Farhan dengan bingung

"Kalau nggak kamu bantu Deni mencari desainer yang bisa mendesain baju pernikahan untuk wanita" jawab Siska

"Aku sudah melakukannya tapi Deni malah marah padaku dan menganggap ku sombong sis" Jawab Farhan

" Owh iya mungkin Deni waktu itu hanya masih emosi saja tapi insyaallah nanti juga reda, kamu bisa menghubunginya lagi lewat telfon dengan baik ya jangan ikut emosi juga" saran Siska dengan nada tenang

" Iya sis, terimakasih banyak ya, kamu sudah mau datang kemari dan memberi saran untukku, semoga semuanya baik-baik saja amiin" jawab Farhan

"Amiin" timpal Siska

" Owh iya, ini sudah sore Farhan aku pulang dulu ya" pamit Siska pada Farhan

" Iya, hati-hati sis terimakasih banyak" jawab Farhan

" Sama-sama Farhan" timpal Siska

Setelah berbicara dengan Siska, Farhan lebih tenang ia fikir akan menelfon Deni besok pagi agar emosi Deni lebih terkontrol.