PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Aku Ada Di Belakangmu

Aku Ada Di Belakangmu

Penulis:Angkasa

Tamat

Pengantar
Arka Arisando Tritomeda, anak dari Galen Gustave Megamagma, ayahnya. Dan Keyna Ayesha Magdalena, Bundanya. Arka Arisando Tritomeda atau sering dipanggil Arka memiliki musibah yang menimpanya. Akibat dari musibah itu ialah, Arka sering diganggu dan dan diikuti oleh makhluk tak kasat mata. Sudah beberapa cara dilakukan Ayah, Bunda serta Arka, tetapi tak ada satupun yang berhasil membuat Arka terbebas dari gangguan makhluk tak kasat mata. Setiap Bunda dan Ayah Arka melakukan cara agar Arka bisa bebas, selalu saja ada yang mengganggu dan menggagalkan cara mereka. "Bunda, Ayah. Arka tidak kuat dengan musibah ini," ucap Arka menggeleng-geleng kan kepalanya yang berarti ia tak kuat lagi. "Sabar, Nak. Bunda dan Ayah selalu mendampingi kamu. Kamu jangan pernah menyerah. Kamu harus semangat. Jangan pernah putus asa, Nak," ucap Bunda Arka menenangkan Arka yang sudah mengeluh ketakutan di tempat tidurnya itu Akan kah Arka bisa terbebas dari musibah ini?
Buka▼
Bab

"Kring.. Kring.. Kring.." bunyi alarm weker Arka yang telah berbunyi menunjukkan jam 05:00 WIB.

Arka langsung memencet sesuatu di alarm nya itu untuk menghentikan bunyinya yang sangat keras hingga mengganggu tidur Arka yang terlelap.

"Aaaa, ganggu aja nih satu alarm" ucap Arka merengek sambil menaik turunkan kakinya di tempat tidur.

Arka bangun, dan mulai bersiap-siap pergi ke sekolahnya. Arka bersekolah di SMKN 2 Putrajaya, di sanalah Arka sekolah bersama teman-temannya. Arka telah duduk di bangku kelas 12 dan telah berumur 18 tahun.

Saat Arka selesai mandi, ia melangkahkan kakinya menuju lemari bajunya yang terletak di sudut dekat jendela kamar Arka. "Ngekkkkk" bunyi suara engsel pintu lemari Arka membuat Arka terkejut.

"Eh, pisang, pisang" begitulah yang Arka ucapkan saat ia kaget. "Bikin kaget aja nih satu engsel" geram Arka. "Gw cungkil baru tau rasa lo!" lanjut geram Arka.

Sementara Arka bersiap-siap di dalam kamarnya. Terdengar suara Bunda Arka yang lebih dahulu bangun dan sudah masak di bawah rumah, lantai satu. Aroma masakan Bunda yang tercium hingga ke seluruh ruangan rumah hingga ke kamar Arka, sampai membuat Arka terjatuh. Saat Arka mencium aroma tersebut, Arka tak sadar menginjak celananya yang sementara ia pakai, tak dipungkirin, Arka pun terjatuh.

"Pletok!" bunyi suara tumbukan antara tubuh Arka dan tembok. "Aw.. Sakit banget. Sial banget dah pagi ini. Tadi kaget, sekarang jatuh. Nanti apa?" geram Arka.

Saat sudah memakai baju sekolahnya. Arka menuju ke bawah rumahnya, lantai satu.

"Eh, Arka. Udah bangun, Nak? Tumben bangun cepat. Hahaha," canda Bunda Arka.

"Ish. Gara-gara Bunda nih, aku jatuh," Arka lalu menyalahkan Bunda tanpa sebab. Bunda Arka hanya bisa terkejut mendengar ucapan Arka.

"Lah? Kok Bunda sih?," tanya Bunda.

"Gara-gara aroma masakan, Bunda tuh, sampai-sampai Arka jatuh," jelas Arka.

"Iya-iya. Bunda minta maaf. Yaudah, kamu sini makan. Makanan udah siap. Nanti kamu terlambat," ajak Bunda Arka.

Saat Arka melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti karena berbincang sama Bundanya, Ayah Arka pun datang dengan baju tidur yang masih melekat ditubuhnya itu.

Arka hanya bisa melihat Arka sambil membawa tasnya ditangan sebelah kanannya dengan muka yang dongkol. Melihat muka Arka yang dongkol, Ayah Arka lalu bertanya "Arka, kamu kenapa?," tanya Ayah.

"Gak apa-apa kok, Ayah," jawab singkat Arka.

"Arka, katanya mau makan. Buruan sini," ajaknya Bunda Arka.

Mereka pun bertiga makan bersama, saat makan, Arka kebingungan memilih lauk untuk makan paginya. "Kenapa, Nak?," tanya Bunda Arka. "Gpp, Bun. Cuma bingung aja. Hehe," balas Arka.

Saat selesai sarapan pagi, Arka langsung membuka Iphone miliknya. Saat menyalakan data nya, Arka mendapatkan notifikasi dari Grup WhatsAppnya. Arka langsung membuka WA nya itu dan notif yang ia dapat itu muncul dari grup "COGAN KELAS 12A", Arka langsung menaikkan satu alis matanya, "Ini siapa yang jahil bat buat?" batin Arka.

COGAN KELAS 12A

Arka Baik

Woy, ini siapa lagi yang buat grup gak guna?

Derrel

Iya nih, yang buat siapa? Full-full in memo aja!

Ricko Ganteng

Gue. Kenapa? Arka lo di mana? Udah sampe di sekolah?

Arka Baik

Di rumah

Ricko

Anjir! Gw sengaja datang cepat mau lihat tugas lo. Malah lo yang belum datang

Arka Baik

Iya-iya, maaf

Arka Baik keluar

Setelah selesainya perbincangan mereka, Arka langsung menuju ke garasinya, tempat motor dan mobil Ayah, Bunda, dan Arka. Arka langsung mengambil motor sport miliknya yang berwarna merah dengan warna yang sangat mengkilap

"Grengg.. Grengg.. Grengg.." bunyi gas yang sengaja ditarik-tarik oleh Arka hingga membuat tetangganya terganggu.

Arka lalu berangkat ke sekolahnya tepat jam 06:15. Di perjalan, Arka melihat-lihat dan menghirup udara pagi yang begitu segar. Melihat kanan kiri lalu kembali menghadap kedepan. Untuk menghilangkan rasa kebosanan Arka di motor, Arka pun mulai menyanyi dengan suara yang pas-pas-an.

Sesampainya di sekolah, Arka langsung memarkirkan motornya di tempat parkir yang terletak di dekat ruang Guru.

Arka langsung menuju ke kelasnya, saat ia sampai, terlihat Ricko yang sedang menggaruk-garuk kepalanya sambil menulis sesuatu.

"Pagi!," ucapku.

Spontan, wajah Ricko langsung mengarah ke Arka yang datang tiba-tiba.

"Arka? Lo udah datang. Boleh minta jawaban lo gak. Please, tugas gw belum selesai," pinta Ricko ke Arka.

"Enak aja, gw dah capek-capek ngerjain. Enak banget," tolak Arka sambil meletakkan tasnya di bang ku nya.

"Ayolak Arka yang ganteng," puji Ricko.

"Gak!," jawab singkat Arka

Debat mereka berdu pun dimulai, antara Ricko dan Arka. Ricko terus memaksa Arka untuk diberikan jawaban, tetapi Arka tetap saja menolak untuk memperlihatkan jawabannya. Hingga pada akhirnya, lonceng yang bertandakan masuk ke kelas pun bunyi. Ricko yang daritadi cuma meminta-minta jawaban Arka langsung gelisah mendengar suara lonceng, yang berarti kelas sudah masuk dan guru akan datang.

"Nong.. Nong.. Nong.." suara lonceng sekolah, hingga terdengar ke seluruh penjuru pekarangan sekolah. Semua siswa-siswi yang berada di luar kelas pun beranjak masuk ke kelas masing-masing.

Selena, Queensia, Derrel, dan seluruh teman sekelas Arka pun masuk ke kelas bersamaan, Selena bersama Queensia dan Derrel bersama 1 teman laki-laki nya. Mereka semua duduk rapi di kelas, dan menunggu datangnya guru.

Suara langkah kaki pun mulai terdengar, namun, suara langkah kaki itu tak membuat kelas 12A ketakutan, karena mereka sudah tau, bahwa langkah kaki itu adalah Ibu Guru Naja. Yah, Bu Naja, yang memilik paras yang sangat cantik, dan disukai banyak siswa-siswi di Sekolah SMKN 2 Putrajaya.

"Selamat pagi anak-anak. Bagaimana kabar kalian," tanya Ibu Naja dengan beberapa buku yang ada ditangan sebelah kanan.

"Baik, Bu Guru," jawab seluruh siswa-siswi kelas 12A kompak.

"Baik, syukur kalau kalian sehat semua. Baiklah, sebelum kita memulai pelajaran hari ini, sebaiknya kita berdoa dahulu agar kita semua bisa belajar dengan tenang," ucap Bu Naja yang sudah ada di tempat duduk nya itu.

Sang ketua kelas pun langsung memimpin doa itu. "Berdiri. Doa dimulai" ucap ketua kelas memulai doa. "Doa selesai" ucap kembali ketua kelas mengakhiri doa tersebut".

Oke, anak-anakku sekalian. Pada pagi hari ini, kita akan belajar tentang Bidang Keahlian Pariwisata. "Ada yang tau?," tanya Bu Naja.

Tak satupun siswa kelas 12B yang menjawab. Ada satu siswa yang membisiki temannya, tapi langsung dilihat oleh Ibu Naja.

"Hey, kamu. Kamu buat apa?," tegas Bu Naja menegur siswa tersebut.

"A-a-anu, Bu," jawab siswa tersebut terbata-bata akibat kaget dengan suara Bu Naja yang nadanya cukup tinggi.

"Anu apa?," tanya Bu Naja lagi.

"Anu, Bu. Ini, ada kecoa," jawab siswa itu yang pura-pura.

*****

Bunyi lonceng yang menandakan waktu untuk para siswa-siswi pulang kembali ke rumah masing-masing.

Arka, Ricko, Derrel, Queensia, Selena serta teman-teman lainnya bergerombol keluar dari kelas dengan gerakan yang sangat cepat.

Saat mereka di tengah-tengah lapangan, Arka bertanya ke Ricko.

"Ricko, lo mau ga temenin gw pulang?," ajak Arka.

"Hih. Males gw temenin lo. Lo sendiri aja, manja banget!," jawab Ricko dengan suara yang bernada tinggi sambil memainkan HP nya.

"Jahad banget lo," ucap Arka melihat Ricko yanh sambil memainkan HP nya itu.

"Ga pikirin!," jawab singkat Ricko.

Karena Arka tak berhasil mengajak Ricko untuk pulang bersamanya, Arka pun pulang sendirian dengan motornya itu. Sesampainya Arka di tempat parkir, ia langsung menaiki motornya dan memakai helm.

Di tengah-tengah perjalan pulang Arka. Ia dihentikan oleh sosok gadis misterius yang membawa boneka, dengan kelopak mata semua hitam, dan bergaun hitam. Paras gadis itu sangat aneh, dengan rambut yang menutupi wajahnya, dan kuku yang diwarnai dengan warna hitam pekat. Perempuan itu melambai-lambaikan tangannya ke arah Arka, dengan keberanian, Arka menghampiri. Saat itu, Arka belum terlalu merasa ada yang aneh.

"Iya, kenapa?," tanya Arka.

"Bisa kah kamu membonceng saya kembali ke rumah Ku?bumijawab gadis misterius itu sambil menundukkan wajahnya.

"Bisa. Alamatnya di mana?," tanya lagi Arka kepada gadis itu.

"Ke Desa Sokemlek," jawab gadis itu.

Spontan, pikiran Arka langsung ke arah rumah tua itu, iya, rumah tua yang Arka datangi sampai-sampai ia diikuti oleh makhluk tak kasat mata.

"Untuk apa ke sana?," tanya Arka. Tapi gadis tersebut tak menjawab melainkan langsung naik ke motor milik Arka.

"Eh-eh-eh, kok langsung naik," ucap Arka dengan muka yang sedikit dongkol melihat kelakuan gadis aneh itu.

Di dalam perjalanan mereka, gadis itu menunjukkan arah kemana tujuan ia. Melewati kota, desa, dan kembali melewati kota, akhirnya mereka berdua sampai didepan pintu gerbang desa Sokemlek.

"Terus!," ucap gadis itu.

"Oh. Oke-oke," jawabku.

Saat memasuki pekarangan desa itu, hanya satu-satu rumah yang ia lihat, dan juga Arka mencium aroma bangkai yang sangat tidak mengenakkan. Sesampainya mereka di jalan buntu, di mana rumah tua yang Arka datangi waktu itu. Arka mulai merinding, karena gadis itu akan ke rumah itu, padahal rumah itu sangatlah angker.

Gadis misterius itu pun turun dari motor Arka tanpa bersuara sedikit pun, berterima kasih pun ia tak ucapkan dari mulutnya yang tertutupi oleh rambutnya.

"Eh, kamu mau kemana?," tanya Arka.

"Ke rumah itu," jawab gadis itu sambil menunjuk rumah tua yang sangat angker.

"Eh, kamu jangan kesana. Rumah itu angker!," ucap Arka melarang gadis itu.

Tapi, usaha Arka menghentikan gadis itu terbuang sia-sia. Gadis itu tetap saja pergi ke rumah tua itu dengan membawa bonekanya yang sangat seram. Pelan-pelan langkah kaki gadis itu menghampiri rumah tua itu, bukannya gadis itu yang ketakutan melainkan Arka.

"Hey, kamu jangan masuk ke sana,"

"Sangat berbahaya jika kamu masuk ke situ,"

Lagi lagi Arka tak digubris sedikit pun oleh gadis aneh itu. Arka lalu melihat-lihat sekelilingnya, penuh dengan pepohonan yang sangat rimbun. Saat membalikkan wajahnya kembali ke arah gadis itu, gadis itu sudah tidak ada. Seperti ditelan oleh bumi. Hingga tiba-tiba, pundak Arka dipegang oleh makhluk hidup yang Arka tak kenal.

"Siapa kamu?,"