PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Outcast

Outcast

Penulis:IdiotNation

Berlangsung

Pengantar
Oscar Ruiz merupakan bekas tentara yang sekarang menjadi pembunuh bagi kelompok mafia yang bernama Red Tuxedo. Setelah mengabdi selama bertahun-tahun, ia tidak menyangka akan dikhianati oleh Emanuel. Emanuel merupakan temannya semasa menjadi tentara. Ruiz juga yang telah menaikkan derajat Emanuel dihadapan petinggi Red Tuxedo. Namun, Emanuel menghianatinya dan nyaris menghilangkan nyawa Ruiz. Untung saja, algojo pada waktu itu, Burton, juga teman baik Ruiz. Bagaimana Ruiz akan membalas Emanuel?
Buka▼
Bab

"Aku akan membalasmu, Emanuel. Apa yang telah kulakukan untukmu telah kau khianati begitu saja. Andai aku tak membantumu masuk Red Tuxedo, kau mungkin sudah mati di jalan!" gumam Ruiz sembari melihat pantulan dirinya di kaca sebuah toilet stasiun di kota Manila, Filipina. Ia tidak dengan tiba-tiba pergi ke Filipina; alasan utamanya tentu adalah karena dia sedang lari dari kejaran geng mafia Red Tuxedo.

Red Tuxedo merupakan salah satu kelompok mafia terbesar di Italia. Leandro Passero, ketua Red Tuxedo, awalnya merupakan seorang anak dari keluarga petani miskin. Karena kecerdikan Leandro, ia dapat membangun Red Tuxedo dari nol hingga menjadi salah satu mafia terbesar di Italia. Narkoba, Senjata Ilegal, hingga Penjualan Manusia merupakan bisnis yang dijalankan oleh geng Red Tuxedo.

Bisnis mereka berjalan bukan tanpa hambatan. Polisi Italia, bahkan Interpol sudah mengendus bisnis Red Tuxedo. Namun, semua penyelidikan mereka selalu gagal dan berakhir dengan terbunuhnya kelompok agen penyelidik. Semua itu karena satu orang: Oscar Ruiz!

Oscar Ruiz, pada masanya merupakan orang kepercayaan nomor satu Passero. Oscar Ruiz tidak hanya cerdik dalam mengobservasi bahaya, ia juga cerdik dalam melakukan serangan balasan kepada para polisi yang menyelidiki. Selain itu, setelah ia tahu siapa para polisi yang menyelidiki Red Tuxedo, sudah dapat dipastikan polisis tersebut dan keluarganya akan hilang bak ditelan bumi.

Dua minggu lalu, Emanuel baru saja menghianati Ruiz. Ia berhasil meyakinkan Passero jika Ruiz selama ini adalah agen CIA yang menyusup ke Red Tuxedo untuk menghancurkan dari dalam. Tidak hanya itu, rencana Emanuel pun sangat mulus dan tanpa celah bagi Ruiz untuk mengelak dan pada akhirnya, Ruiz mendapatkan hukuman mati dari Passero. Untungnya, Burton menyelamatkan Ruiz dan saat ini Ruiz sedang dalam pelarian.

***

Tiga bulan telah berlalu semenjak penghianatan Emanuel. Ruiz saat ini sudah hidup tenang di Manila dengan uang yang ia simpan semasa menjadi pembunuh nomor satu Red Tuxedo.

Namun, suatu ketika, geng kecil di kota Manila mengusik hidupnya. Ia sedang berjalan santai Bersama anjingnya pada sore tersebut, lalu, segerombolan geng di bawah komando Esteban tanpa sebab apapun menghajar Ruiz hingga babak belur.

Lebih kejam lagi, Esteban menggorok leher anjing milik Ruiz. Tanpa berdosa, Esteban dan teman-temannya meninggalkan tempat tersebut sambil tertawa.

Ruiz yang selama ini menyimpan identitas mafianya mulai goyah dan berniat balas dendam kepada Esteban. Malam tersebut, Ruiz mengumpulkan segala informasi tentang Esteban. Mulai dari di mana Esteban lahir hingga siapa bos Esteban sekarang.

Esoknya, Ruiz sudah siap untuk melancarkan balas dendam kepada Esteban. Ia menemukan Esteban sedang bersenang-senang di sebuah bar Bersama temannya. Seperti yang diduga, Esteban bahkan tidak mengingat Ruiz yang pada waktu itu duduk menyendiri sambil mengawasi Esteban.

Malam semakin larut dan Esteban semakin mabuk. Sekarang, ia mencoba untuk merayu sebuah gadis yang sedang duduk sendirian di bar tersebut.

“Hahahaha, aku menguasai semuanya di kota ini, Talia! Kau ingin apa? Emas? Berlian? Sebut saja, aku akan memberikannya untukmu.” teriak Esteban sombong. Ia sedang merayu seorang perempuan yang sudah sangat jelas merupakan seorang PSK.

Sepuluh menit kemudian, Esteban dan Talia mulai pergi meninggalkan bar. Ruiz sudah mengerti apa yang akan terjadi. Ia mengikuti Esteban berjalan beberapa meter dari bar menuju ke sebuah lorong gelap.

Esteban yang mabuk, mulai merayu dan mencumbui Talia. Ia kemudian menyibak rok yang dipakai Talia dan …

Bwak!

Ruiz memukul tengkuk Esteban, membuatnya pingsan seketika. Talia yang shock bersiap untuk berteriak. Untungnya, Esteban dengan sigap menutup mulutnya dan menyuruhnya pergi.

***

Byur!

Ruiz menyiramkan seember air ke muka Esteban untuk membangunkannya.

“Hah!” Esteban tersentak kaget. Ia yang terikat di sebuah kursi dengan mata tertutup mulai meronta dan berteriak-teriak.

“Di mana aku! Hey! Akan kubunuh kau, sialan! Buka penutup mata ini, keparat!” teriak Esteban mengancam.

“Kau tau nama anjing itu?” tanya Ruiz.

“Anjing apa, sialan!” jawab Esteban.

“Esteban Reyes, anak dari Silas Reyes, ketua geng Black Medusa. Sepertinya sudah banyak orang yang kau siksa tanpa sebab. Kau…”

“Hahahahahahahaha…” saut Esteban, tertawa puas.

“Kau telah mengenalku..hahahahah, tapi kau masih berani denganku? Kau mau mati? Hahahahahaha. Anak buah ayahku sekarang sudah pasti sedang mencariku. Kalau kau lepaskan aku sekarang, aku berjanji akan memberimu kematian yang cepat. Hahahahahahaha,” ancam Esteban.

“Oh, kau belum mengerti situasinya ya?” ucap Ruiz sembari membuka penutup mata Esteban.

“Lihat belakangmu, sedikit sentuhan dan bam! Kau akan tergeletak di bawah sana, jatuh dari lantai sepuluh, aku sangat yakin kau pasti akan mati. JADI JAWAB PERTANYAANKU! APA KAU TAU NAMA ANJING ITU? HAH!” teriak Ruiz mulai kehilangan kesabarannya.

“ha ha ha ha HAHAHAHAHAHAHA… Anjing apa? Aku telah membunuh banyak anjing di daerah ini, dan kau akan menjadi anjing selanjutnya yang kubunuh!” balas Esteban tidak kalah mengancam.

Sayangnya, kalimat tersebut menjadi kalimat terakhir Esteban. Ruiz melemparnya dari lantai sepuluh dan tentu saja, Esteban mati dengan kepala pecah dan tulang yang remuk.

Ruiz memandangi mayat Esteban dari lantai sepuluh sembari berfikir, “Aku tidak peduli lagi, akan ku kuasai semua geng di sini dan aku akan membalas Emanuel!”

“Tunggu saja Emanuel! You’re gonna have your day, and I promise you, it will be a fucking slow and painful death!”

[sampai jumpa di bab selanjutnya.]