PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Time Travel Mafia Girl

Time Travel Mafia Girl

Penulis:May A

Berlangsung

Pengantar
Seorang mafia abad 21 mati karena terlibat gencatan senjata dengan musuhnya dan akhirnya ia meninggal setelah menembak habis musuhnya. ia berfikir bahwa dirinya telah mati, namun siapa sangka bahwa ia akan merasuki tubuh seorang gadis berusia 15 tahun. gadis itu adalah seorang tuan putri dari kerajaan Obelia, ia dikenal akan wataknya yang lemah dan mudah ditindas itulah alasan kenapa ia mati muda. Tidak ada yang perduli dengan hidup mati gadis itu, hingga semuanya berubah saat Roxana merasuki tubuh gadis itu. mulai hari ini tidak ada Roxana yang lemah dan gampang ditindas! Tidak ada lagi seorang putri bernama Roxana de Obelia yang akan menundukkan wajahnya saat melihat bangsawan! Aku Roxana de Obelia akan membuat semua orang menundukkan kepalanya saat melihat ku! Dan membuat semua orang gemetar hanya dengan mendengar namaku!" Ucap Roxana dengan penuh penekanan disetiap kalimatnya.
Buka▼
Bab

Seorang gadis tengah duduk tenang didalam mobil sambil memandang kearah jalanan. Gadis itu adalah Roxana Emerald seorang mafia wanita yang ditakuti hanya dengan menyebut namanya.

Ia adalah putri keluarga Emerald seorang pengusaha sukses di benua Eropa, Gadis itu berdiri sendiri dengan kakinya. Ia sama sekali tidak menggunakan nama keluarganya ataupun kekuasaan yang dimiliki oleh keluarga Emerald dan Obelia.

Siapapun yang menyinggungnya hari ini tidak akan lagi membuka matanya untuk selamanya.

"Nona kita akan kemana?" tanya anak buahnya.

Gadis itu masih diam membisu dan belum menjawab pertanyaan pengawalnya tersebut. Sampai akhirnya ia memerintahkan kepada pengawalnya tersebut untuk menurunkannya dan meninggalkannya ditempat tersebut.

"Berhentilah disini!," perintah Roxana.

Tanpa banyak protes pengawalnya menghentikan laju kendaraannya dipinggir jalan, dan Roxana langsung keluar dari mobil.

"Kau pergilah kembali kekediaman!" perintahnya lagi.

Tanpa menggubris jawaban dari pengawalnya Roxana sudah melangkah meninggalkan tempatnya berdiri tadi.

Ditengah perjalanan Roxana menghembuskan nafas panjang.

"Haah padahal aku sudah sangat lelah namun kaki ku justru melangkah tak tentu arah begini! Kakiku jadi tambah pegal kan!" gerutu Roxana namun tetap saja ia tidak menghentikan langkah kakinya tersebut.

Roxana melangkah terus tanpa berhenti sampai akhirnya ia terhenti karena ada musuhnya yang menghadang dihadapannya.

"Hay apa kabar nona Emerald?" tanyanya.

Roxana menatapnya tanpa ekspresi sama sekali. Hal seperti ini sangat biasa baginya, karena sebagai seorang mafia ia akan terus berhadapan dengan orang-orang yang mungkin pernah dihancurkan olehnya.

"Ada apa? tidak usah basa basi! Jika kau ingin baku hantam dengan ku lakukan dengan tangan kosong, kalau ingin gencatan senjata keluarkan senjata mu sekarang!" ucap Roxana ketus.

"Hahaha seperti yang diharapkan dari nona keluarga Emerald! Sama sekali tidak menyukai basa basi!" ucapnya sedetik kemudian ia mengeluarkan senjatanya dibalik sakunya.

Roxana juga mengeluarkan pistol yang selalu ada disaku pakaiannya. Akhirnya pertarungan antara mereka pun tak terelakkan. Pertarungan dengan jumlah yang tidak seimbang itu mungkin akan menguntungkan bagi musuh, namun jangan sebut Roxana sebagai Queen mafia yang ditakuti seluruh daratan Eropa jika tidak mampu mengalahkan musuhnya yabg hanya berjumlah sekitar 20 orang tersebut.

Selama beberapa saat akhirnya Roxana dapat membunuh setengah dari musuh yang menyerangnya tersebut.

"Ck sial! bisa-bisanya aku lupa membawa peluru!" umpat Roxana yang kesal lantaran ia tidak membawa peluru disaku bajunya.

Roxana berusaha menghindari tembakan yang dilayangkan oleh musuhnya, dan dengan cepat pula ia mendekati lawan yang paling dekat dengan posisinya saat ini. Ia hendak menyerang dan melumpuhkan musuhnya tersebut dan merebut pelurunya.

Roxana segera menyerang seseorang yang berada didekatnya, dan ia berhasil membunuhnya. Roxana segera mengambil peluru dari orang tersebut dan dengan cepat pula berpindah ketempat lain.

Roxana mengalami tembakan didaerah dada dan sekitar perutnya.

"Ck sial! mereka berhasil melukai ku!" umpatnya dengan geram.

Roxana selesai memasangkan peluru kedalam pistolnya kemudian ia membalas serangan dari musuhnya. Gencatan senjata terjadi lagi diantara mereka, setelah 2 jam lamanya Roxana berhasil membunuh semua musuhnya, namun ia mendapatkan luka dibagian dada dekat jantungnya.

Ia berniat untuk menghancurkan ponselnya guna mengirim sinyal kepada anak buahnya, namun ia sama sekali tidak dapat menggapainya.

"Haah sialan! apa aku akan mati seperti ini saja! benar-benar disayangkan! Pasti banyak yang akan berpesta riah mendengar berita kematian ku!" gumam Roxana sebelum akhirnya ia menutup matanya.

Disebuah tempat jiwa Roxana tengah berkeliling dan jiwanya ditarik oleh sebuah cahaya yang menyilaukan. Roxana ingin bangun, namun ia sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk membuka kedua matanya.

"Xana! Xana! Xana bangun!" panggil seseorang mengusik indera pendengaran Roxana.

Semenit kemudian Roxana membuka matanya lebar-lebar.

"Hah apa ini? Dan siapa mereka ini? Apa aku hidup lagi? atau ini dirumah sakit? atau apakah aku berpindah ke tubuh seseorang?" pertanyaan tersebut terus-menerus berputar dikepala Roxana.

"Xana apa kau bisa mendengar suara ku?" tanya seseorang sambil tangannya terulur untuk menyentuh pundak Roxana.

Roxana dengan cepat menghempaskan tangan tersebut dan memberikan tatapan tajam padanya.

"Xana apa yang kau lakukan? Dia sudah sangat mengkhawatirkan dirimu!" teriak seseorang dihadapkan Roxana.

Roxana menatapnya dengan pandangan tajam. Kemudian sekelebat bayangan muncul dan kemudian menjadi kepingan-kepingan ingatan didalam kepala Roxana.

"Ah ternyata aku memang berpindah ketubuh seorang gadis malang!" gumam Roxana dalam hati.

"Apa kau tidak mendengar bahwa ayah dan adik berbicara dengan mu hah?!" teriak seseorang lagi disampingnya.

Roxana mengalihkan pandangannya dan menatap tajam kearah orang yang meneriakinya barusan.

"Kenapa! Ala kalau mereka bertanya aku harus menjawab begitu! Apa ada hukum yang menjelaskan bahwa aku harus menjawab setiap pertanyaan seseorang hah?" tanya Roxana dengan nada yang lembut namun dingin dan ekspresi wajah yang gelap.

"Apa kau tahu bahwa kau sama sekali tidak mencerminkan sikap seorang bangsawan?!" teriak seseorang yang dipanggil ayah oleh pemuda yang meneriaki Roxana tadi.

"Oh lalu apa meneriaki seseorang seperti sikap mu ini termasuk sikap bangsawan?!" ucap Roxana sambil menyenderkan kepalanya dikepala ranjang.

Mereka yang berada didalam ruangan tersebut kaget dengan perubahan yang ditunjukkan oleh Roxana.

"hah! pasti kalian terkejut kan karena tiba-tiba seorang gadis lemah dapat melawan! Apa kalian tidak pernah dengar sebuah kisah dimana seekor kelinci juga akan menyerang saat ia dalam bahaya! Lalu bagaimana seekor harimau kecil yang dilatih seperti anjing penurut tiba-tiba menerkam majikannya sendiri!" ucap Roxana dengan pandangan tajam dan dingin.

Suasana didalam kamar Roxana bertambah dingin dengan aura Roxana yang memenuhi tempat tersebut. Tidak ada yang menjawab ucapan Roxana sama sekali, mereka semua bungkam dan hanya menatap lurus kearah Roxana.

"Aku beritahu kalian! bahwa Roxana yang kalian latih seperti anjing penurut itu sudah mati!" ucap Roxana dengan tajam dan pandangan mata yang sama sekali tidak berubah.

Mereka terkejut dengan ungkapan Roxana. Bahkan seseorang yang dipanggil ayah tersebut nampak mundur karena terkejut mendengar ucapan dari Roxana.

"Apa kau pikir kami akan percaya!" jawah seorang gadis yang tadi berusaha menyentuh Roxana.

Roxana menatap kearahnya dengan alis terangkat sebelah. Ia menyunggingkan senyum meremehkan.

"Aku tidak butuh kalian percaya atau tidak! Aku sama sekali tidak perduli dengan kalian semua! Bukankah kalian mengatakan bahwa aku harus hidup seperti tikus! Yang sama sekali tidak menunjukkan siapa diri ku kan! Lalu kenapa kalian begitu terkejut saat mendengar ucapan ku yang mengatakan bahwa Roxana yang lemah itu sudah mati hah?!" ucap Roxana dengan sinis dan tatapan merendahkan.

"Kalau kalian tidak ada urusan silahkan pergi dari sini dan jangan muncul dihadapan ku!" ucap Roxana.

"Apa maksud mu ini adalah istana Obelia!" teriak gadis itu.