PopNovel

Baca Buku di PopNovel

A MAN'S SECRET

A MAN'S SECRET

Penulis:IFANTIYANI

Berlangsung

Pengantar
Diandra merupakan seorang perempuan muda yang sangat cantik, merupakan cinta pertama bagi Devian dan sangat diimpikan oleh Devian untuk menjadi Ibu bagi anak-anaknya kelak. Sekarang pada kenyataannya, dia malah menjadi seorang Ibu tiri bagi dirinya. Sebuah kenyataan yang sungguh tragis, di rasakan oleh Devian saat ini. Beberapa bulan semenjak pernikahan yang mewah tersebut, Papa Devian mengajak dirinya untuk berbicara serius di ruang kerjanya. Dalam pembicaraan tersebut dengan sangat mengejutkan, Papanya meminta kepada Devian untuk mencarikan seorang lelaki, yang dapat menghamili Diandra! Bahkan pada saat percakapan tersebut berlangsung, sebuah rahasia lama terungkap. Bahwa Devian ternyata bukanlah anak kandung dari Papanya, sebuah kenyataan yang membuat Devian merasa bagaikan disambar petir di siang bolong. Terlalu banyak misteri yang menyelimuti, kehidupan keluarga Xavier Hartono Papa Devian tersebut. Bagaimana kisah selanjutnya, apakah masih ada rahasia dahsyat lain yang belum terungkapkan?! Lanjutkan terus membaca cerita ini reader, yang pastinya dalam setiap BAB, akan ada keseruan cerita yang memacu adrenalin kamu! Enjoy it!
Buka▼
Bab

Dengan nafas memburu Diandra berjalan cepat menghampiri Devian, sambil tersenyum lebar kemudian duduk di sampingnya.

"Bagaimana? Devian?" tanya Diandra sambil mengangkat sedikit kepalanya dan menatap Devian dengan lekat, senyuman masih nampak tersungging di bibirnya yang merah.

"Gokil! Kau hebat sekali Diandra, kau bisa melakukan putaran manuver tersebut berulang kali, dengan sangat mulus sekali! Ck ck ck!" puji Devian sambil bertepuk tangan, dan memandang wajah Diandra dengan tatapan mata takjub.

"Siapa dulu, Diandra Larasati! Hehehe," seru Diandra sambil menepuk dadanya, dengan rasa bangga sambil tertawa lepas.

Kemudian dia mengambil handuk kecil di dalam tas ransel yang ada di sampingnya. Lalu menghapus dengan lembut setiap butir keringat, yang membasahi wajahnya yang putih, mungil, dan cantik sekali. Tanpa sadar Devian terus memperhatikan, semua yang Diandra lakukan dengan tatapan mata penuh cinta dan terpesona.

"Ini adalah balapan terakhir aku Devian!" ujar Diandra dengan suara yang pelan dan raut wajah yang terlihat sangat sedih sekali.

"Jangan bercanda Diandra, tidak mungkin kau berhenti dari dunia balap motor. Karena ini merupakan olahraga kesukaanmu, bahkan sejak kita SMA. Memangnya ada apa, mengapa kau sampai mengatakan hal tersebut?" tanya Devian nampak sangat terkejut sekali, dengan perkataan yang keluar dari mulut Diandra.

"Aku akan segera menikah!" jawab Diandra sambil meminum air di botol mineral yang dipegangnya, lalu melirik ke arah Devian. Dengan tatapan mata penuh kesedihan, tetapi nampak sekali dia berusaha untuk kuat menghadapi semua cobaan ini.

"What! what are you saying Diandra? Stop joking with me?" teriak Devian dengan mata melotot, nampak sekali dia sangat terkejut mendengar apa yang Diandra katakan.

"I'm telling you the truth Devian, i'm not joking with you!" jawab Diandra sambil tersenyum tipis, kemudian bersandar ke bangku tempatnya duduk.

"Ka-kau akan menikah dengan siapa?" tanya Devian dengan suara yang ragu, tiba-tiba saja ada rasa sakit yang menyusup ke dalam hatinya saat ini.

Bagaimana tidak, sejak mereka pertama kali kenal. Devian sudah menyimpan rasa cinta yang sangat spesial untuk Diandra, wajahnya yang cantik dan lembut. Juga karakternya yang unik, ditambah dengan hobi mereka yang sama. Membuat Devian menyimpan cinta, secara diam-diam untuk Diandra.

Rencananya perasaan ini akan diungkapkan oleh Devian, selesai mereka wisuda sebulan lagi yang akan datang. Tetapi sekarang, bagaimana hal tersebut dapat dilakukannya, setelah pengakuan Diandra yang baru saja di dengan oleh Devian. Oh God! Dunia seakan runtuh saat ini, tepat di atas kepalanya dengan sangat keras.

"Tentunya dengan seorang lelaki Devian, masa dengan seorang perempuan! Hehee," jawab Diandra sambil tertawa dipaksakan.

"Iya, aku tahu itu! Tetapi siapa lelaki yang sangat beruntung tersebut, bisa menikahi sahabat terbaikku? Apakah aku mengenalnya Diandra? Kenapa juga kau tidak pernah menceritakan hal ini kepadaku, juga memperkenalkan lelaki tersebut?" tanya Devian dengan banyak pertanyaan, yang terus dilontarkannya kepada Diandra. Karena dia merasa hal ini agak aneh sekali, terlalu mendadak juga penuh misteri.

"Nanti juga kau akan tahu siapa lelaki tersebut Devian, walau pun kau sahabat aku. Memangnya aku harus, menceritakan semua hal yang menyangkut pribadi aku kepadamu Devian? Maaf, jika semuanya ini terdengar mendadak sekali," tutur Diandra sambil kembali meminum air mineral yang dipegangnya, kemudian menatap botol air mineral tersebut dengan tatapan mata yang nampak kosong.

"Boleh aku bertanya satu hal kepadamu Diandra?" tanya Devian dengan suara yang tercekat.

"Tanyakan lah Devian," ucap Diandra sambil menoleh dan tersenyum tipis kepada Devian.

"Apakah kau akan bahagia dengan pernikahan mu ini?"

"Tentu saja aku bahagia Devian, karena dia kan lelaki yang sangat aku ... cintai," jawab Diandra dengan cepat dan berusaha tersenyum seceria mungkin.

"Baguslah kalau begitu ..." ucap Devian dengan suara yang pelan, sakit di dalam dadanya semakin terasa perih rasanya, wajah indonya yang tampan terlihat menegang.

"Kita pulang yuk Devian! Saat ini hari sudah semakin sore, anak-anak juga sudah tinggal beberapa orang saja," ajak Diandra sambil bergegas bangkit dari tempat duduknya, kemudian berjalan menuju ke tempat mobilnya di parkirkan.

Dengan langkah gontai Devian mengikuti langkah kaki Diandra dari belakang, tangan kanan Devian menarik rambut depannya ke belakang dengan keras. Hatinya saat ini terlalu sakit sekali, seperti ada sesuatu yang hilang tanpa bisa dicegah.

Diandra segera masuk ke dalam mobilnya, demikian pula dengan Devian. Dia juga segera masuk ke dalam mobil sport miliknya, yang diparkirkan berdampingan dengan mobil Diandra.

"Aku pulang duluan ya Devian, sampai jumpa lain waktu. Jaga dirimu baik-baik, jangan nakal!" teriak Diandra sambil mengenakan kacamata hitamnya, kemudian melambaikan tangan, lalu tersenyum lebar dari jendela mobilnya.

"Ya Diandra!" hanya itu jawaban Devian sambil tersenyum, kemudian membalas lambaian tangan tersebut.

Setelah itu Diandra terlebih dahulu menyalakan mesin mobil, kemudian meninggalkan Devian berlalu dengan cepat. Devian pun segera melakukan hal yang sama, tetapi sebelumnya dia berpamitan terlebih dahulu kepada temannya Jordy, yang nampak bersiap ingin pulang pula saat ini.

"Jordy, aku pulang duluan ya!" seru Devian dengan suara yang lumayan keras.

"Okey Bro! By the way, kemana Diandra, apakah dia sudah pulang Devian?" tanya Jordy sambil berjalan cepat menghampiri mobil Devian.

"Iya, Diandra sudah pulang baru saja, memangnya kenapa?" tanya Devian dengan kening berkerut.

"Apakah kau sudah tahu Devian, bahwa Papanya Diandra terlilit hutang karena kalah bermain saham? Bahkan saat ini sedang dirawat di rumah sakit jantung? Kasihan sekali dia, dan untuk membayar semua hutang Papanya. Aku dengar Diandra sampai harus terpaksa menikah, dengan seorang lelaki yang bisa melunasi semua hutangnya tersebut. Tragis sekali bukan?" tutur Jordy menceritakan.

"Astaga! Aku tidak mengetahui cerita tersebut, yang aku tahu dia menceritakan kepadaku bahwa dia akan segera menikah. Memangnya berapa hutang Papanya Diandra, Jordy? Apakah kau tahu?" tanya Devian nampak sangat terkejut, dengan berita yang baru saja di dengarnya ini.

"Kalau tepatnya aku tidak tahu, tapi yang jelas banyak sekali sampai tidak terbayarkan. Kalau kau sungguh ingin tahu mengenai kebenaran cerita aku ini, kau tanyakan saja langsung dengan Diandra nanti," ujar Jordy menyarankan.

"Baiklah, nanti pada saat aku sudah tiba di rumah, aku akan menghubungi Diandra untuk menanyakan hal tersebut," sahut Devian sambil tersenyum kecut.

"Aku tahu kau sangat mencintainya sejak dulu Devian, kejarlah cinta sejatimu itu. Bantu dia dengan permasalahannya ini, aku rasa dengan kekayaan yang kau miliki, kau pasti mampu membantu Diandra keluar dari kesulitan yang dia hadapi saat ini," ucap Jordy sambil tersenyum tipis, memberikan semangatnya.

"Baiklah Jordy, aku akan berusaha yang terbaik untuk Diandra. Terimakasih atas informasinya Bro!" ucap Devian sambil tersenyum.