PopNovel

Baca Buku di PopNovel

LARA HATI SANG IDOLA

LARA HATI SANG IDOLA

Penulis:Mithavic Himura

Berlangsung

Pengantar
Bergelut di dunia entertainment, tidaklah semudah, sebahagia, dan senikmat yang terlihat. Terkadang, para artis akan dipaksa harus tetap terlihat bahagia, meskipun sedang bersedih, tetap sehat, meskipun sedang sakit, dan tetap ceria meskipun sedang mengalami mood yang buruk. Uang dan ketenaran yang awalnya seperti membuat mereka sedang berada di surga, bisa berbalik seperti melemparkan mereka ke neraka dalam seketika, dan itu dirasakan oleh 4 artis muda berbakat, Kei, Lyra, Lee dan Zita. Hidup bahagia berlimpah harta yang mereka bayangkan ketika impian mereka bergelut di dunia entertainment tercapai, ternyata menciptakan berbagai mimpi buruk bagi ke empatnya. Akankah mereka berempat bisa keluar dari cengkraman dunia yang awalnya sangat mereka impikan itu? Atau mereka akan hancur satu persatu karena kerasnya dunia tersebut? Diangkat dari kisah nyata. Author by Mithavic Himura Desain Cover by Beruang
Buka▼
Bab

"Siapa kalian? Kenapa kalian merusak rumah kami?"

Lee yang baru tiba di rumah kontrakan miliknya terkejut ketika beberapa pria bertubuh besar, dengan berbagai tato di tubuh mereka, sedang mengobrak abrik rumah sederhana miliknya, hingga rumah itu menjadi tidak berbentuk lagi, dan seperti tidak layak untuk di tempati.

Melihat Lee, salah satu pria bertubuh paling besar, dengan kepala tanpa rambut menyeringai, dan langsung mendekati pemuda berusia 19 tahun itu.

"Bayar uang sewa kalian!" katanya dengan nada suara meninggi dan satu tangan terulur padanya.

"Abang, kalau nagih uang sewa jangan kayak gini dong caranya, ini sama aja ngerusak rumah saya Bang. Gimana nanti saya memperbaikinya?"

Mendengar apa yang diucapkan oleh pemuda di hadapannya, pria tanpa rambut itu melotot. Sebuah hal yang paling tidak ia sukai, ketika ia sedang menagih uang, bukan uang yang ia dapatkan tapi sebuah keluhan, hingga satu kaki pria itu ingin menendang pemuda di hadapannya namun segera ditahan oleh salah satu wanita bertubuh gemuk yang baru keluar dari dalam.

Perempuan itu segera menghampiri Lee, dengan mata sama melototnya dengan pria bertubuh besar tanpa rambut itu.

"Kemana saja kamu? Janji mau bayar hutang sewa tapi, kamu justru tidak pulang berhari-hari? Mau melarikan diri dari kami?"

Perempuan itu bicara dengan nada suara yang sama sekali tidak bersahabat sedikitpun. Pemilik rumah kontrakan yang disewa oleh Lee serta ibunya. Lee menarik nafas.

"Saya ke kota sebelah Bu, cari kerja, karena di sini saya tidak menemukan pekerjaan, jadi mau tidak mau saya mencari pekerjaan di kota sebelah, bukan mau melarikan diri, toh, ibu saya masih ada di sini."

"Banyak alasan! Muka kamu itu memang muka pemalas, lihat saja kulit putih kamu itu? Tidak terbiasa bekerja keras, kalau kamu mau jadi kuli bangunan atau bekerja di sawah orang, kamu pasti bisa dapat kerja. Tidak harus pergi ke kota sebelah segala! Memang kamunya saja yang keterlaluan, tidak bisa mengerjakan apapun!"

Lee menghela nafas lagi. Bukannya malas bekerja. Dia memang terpaksa berada dalam situasi miskin tidak punya apapun ketika ia dan ibunya memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.

Keputusan itu membuat Lee serta ibunya ditolak oleh keluarga besar mereka, dan mereka diboikot tidak boleh mendapatkan pekerjaan apapun dari orang-orang ayah Lee.

Terlahir memiliki darah blasteran Indo-Korea membuat Lee memiliki wajah yang rupawan dengan kulit yang putih. Itu yang dijadikan alasan pemilik kontrakan beserta anak buahnya menilai Lee tidak bisa bekerja karena memiliki wajah seperti wajah dan postur anak orang kaya.

Meskipun memang Lee punya ayah yang kaya, akan tetapi sejak mereka tidak diakui keluarga lantaran memilih menjadi seorang mualaf, Lee serta ibunya benar-benar sudah tidak punya apapun lagi selain baju di badan yang mereka pakai ketika mereka diusir dari rumah.

Sulitnya mencari pekerjaan, karena gerak langkah Lee dan ibunya selalu dibayang-bayangi oleh orang-orang ayahnya, agar tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang baik untuk bisa bertahan hidup membuat Lee dan ibunya memang sangat kesulitan mencari pekerjaan, meskipun hanya menjadi seorang asisten rumah tangga.

Itu yang membuat Lee memutuskan untuk pergi ke kota Balikpapan untuk mencari pekerjaan. Karena di Samarinda, Lee sudah tidak lagi mendapatkan pekerjaan setiap kali orang-orang ayahnya tahu, ia bekerja di mana.

Jangankan untuk membayar uang sewa rumah, buat makan saja Lee dan ibunya kesulitan. Tapi, pemilik kontrakan pun tidak bisa disalahkan, menunggak selama beberapa bulan terhitung semenjak 4 bulan yang lalu tinggal di rumah kontrakan itu, Lee serta ibunya memang tidak pernah bisa membayar uang sewa.

Dikarenakan dipersulit untuk mencari pekerjaan oleh orang-orang ayahnya.

"Beri waktu saya dan ibu saya untuk mencari uang, ya Bu."

Suara Lee merendah, karena tidak mau membuat pertengkaran mereka menjadi tontonan tetangga kanan kiri.

"Waktu lagi? Sebulan yang lalu, kamu juga minta waktu! Saya sudah ngasih kamu toleransi tiga kali! Kamu dan ibu kamu selalu meminta waktu dan waktu saja terus menerus! Tidak! Nanti kalau kita ngasih waktu lagi, kamu dan ibu kamu akan melarikan diri, sementara hutang-hutang kamu begitu banyak!!"

"Tapi, Bu. Saya benar-benar belum punya uang, Bu. Saya belum dapat pekerjaan, tolong beri saya waktu untuk mencari pinjaman uang dulu, ya!"

Lee, masih berusaha untuk meminta keringanan pada sang ibu pemilik rumah kontrakan, meskipun ia tahu itu percuma. Wajah perempuan gemuk di hadapannya semakin mengelam.

Bosan sekali dia mendengar apa yang diucapkan oleh pemuda di hadapannya.

"Kamu punya wajah perlente, tapi kamu bilang tidak punya uang, kamu ini sebenarnya berasal darimana? Kenapa aku jadi curiga kamu ini seorang buronan yang bersembunyi di tempat ini? Sudahlah, aku punya tawaran baik untuk kamu, dengan wajah tampan kamu itu, bagaimana kalau kamu ikut aku bekerja di tempat hiburan milikku? Aku yakin, wajahmu yang rupawan itu bisa membuat tempat hiburan aku jadi banyak pelanggan! Bagaimana?"

"Jangan!! Tolong jangan lakukan itu! Jangan bawa anak saya, saya berjanji akan membayar uang sewa sampai lunas, saya akan mencari pinjaman segera, tapi tolong lepaskan anak saya!"

Tiba-tiba saja, dari dalam seorang wanita yang masih terlihat cukup cantik meskipun sudah terlihat berumur, menghampiri mereka dengan sangat tergesa, sembari mengucapkan kalimat itu pada sang pemilik rumah kontrakan, yang baru saja ingin menyeret Lee untuk ikut mereka agar bisa dipekerjakan di tempat hiburan malam milik sang ibu kost.

Namun, pergerakan wanita itu dicegah oleh salah satu anak buah pemilik kontrakan itu.

"Karena kalian belum bisa bayar hutang, maka aku akan membawa anak tampanmu ini, bersamaku agar dia bisa menghasilkan uang!!"

Note: Hidup itu keras, maka kita harus menjadi pribadi yang kuat untuk bisa menaklukkan kerasnya hidup ini.

Apakah ibu Lee, akan membiarkan anaknya dibawa ibu pemilik rumah kontrakan? Stay terus di sini untuk tahu kelanjutan ceritanya ya, terima kasih sudah membaca