PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Our Darkness

Our Darkness

Penulis:Wulan N S

Berlangsung

Pengantar
Keyla Andini Putri adalah wanita yang dicap sebagai women detective karena selalu bisa membaca perasaan para kliennya, dia tidak bekerja di kantor kepolisian tentu saja bidang yang dia tekuni selama ini adalah hubungan manusia, psikologi. Setiap manusia memiliki sisi gelapnya masing-masing, kata-kata itulah yang membuat Keyla percaya luka setiap orang bisa sembuh, terutama Pria misterius yang membuat dia mati penasaran akan hidupnya. Steven Louis Sanjaya. Lelaki dingin penuh misteri yang membuat dunia Kayla berputar 180 derajat ketika pertemuan pertama mereka. Steven memiliki segala hal karena dia adalah sosok yang ambisius dalam pekerjaannya. Kekayaan, ketampanan, karir, terkecuali perasaan-perasaan kasih dan cinta yang begitu Ia hindari dalam hidupnya. Baginya, Kayla hanyalah sosok pengganggu yang sudah berani membuat desiran aneh pada dirinya. . . Dari Penulis Amatir yang mencoba menulis berbagai khayalan sebelum tidur kkk Selamat manikmati~
Buka▼
Bab

Malam adalah saat-saat tenang di mana Keyla bisa merasakan kenyamanan dari sibuknya dunia kerja. Ia dikenal sosok yang mandiri sejak duduk di bangku sekolah, hingga umurnya yang sekarang 23 tahun. Parasnya yang cantik tepatnya menawan seringkali membuat banyak kaum Adam merasa ingin memilikinya. Terutama senyumnya yang dihiasi lesung pipi murni dari Ibunya itu. Awalnya Keyla tidak berharap banyak bisa sampai pada titik ini. Menjadi seorang psikolog bukanlah hal yang mudah baginya. Terlalu banyak pengorbanan dan waktu yang ia habiskan dengan hal yang sebenarnya bukankah minatnya dari awal karena sejak awal ia hanya menyukai yang namanya seni, entah seni menggambar, seni lukis, seni musik.

Di umur yang terbilang cukup muda, dia berhasil lulus S2 Magister Profesi Psikologi di bidang psikologi klinis. Tugasnya untuk menolong individu maupun kelompok dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun paliatif. Sekarang bahkan dia sudah bekerja di salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta. Keyla berpikir bidang Ia tekuni sekarang memanglah tidak lain karena darah dari kedua orang tuanya yang juga seorang dokter. Ayahnya adalah dokter bedah sedangkan Ibunya adalah Psikiater.

Sejak kedatangan seorang Pria misterius dalam kehidupan Keyla, seolah semuanya seperti takdir bahwa menjadi psikologi memanglah jalannya. Steven. Nama pria itu adalah hal yang selalu melekat dipikirannya sejak pertemuan pertama mereka dua tahun lalu. Pria dengan segudang rahasia dalam hidupnya. Pria misterius yang berhasil membalikkan 180 derajat kehidupan Keyla. Seketika ingatan pertemuan pertama mereka terekam jelas dalam ingatan Keyla yang saat itu sedang beristirahat di salah satu kafe dekat kampusnya.

Steven yang datang dengan mengenakan setelan jas berwarna hitam, kaca mata gelap, rambutnya berwarna hitam pekat dengan gaya finger, belum lagi pahatan wajah yang benar-benar bak dewa Yunani. Keyla tak bisa mengalihkan pandangan, saat itu juga dia merasa bahwa pria itu telah mengikatnya dalam pandangan pertama.

Dari kejauhan pun Steven tahu bahwa seseorang sedang menatapnya dalam, hingga dia berusaha untuk menangkap pandangan itu. Alhasil, pandangan mereka bertemu bertemu. Hanya sepersekian detik sebelum Keyla menyadari itu dan seketika membuang pandangannya ke sembarang arah. Ada apa dengan dirinya. "Memalukan!" rutuk Keyla dalam hati.

Keyla mencoba untuk menghabiskan sisa jam istirahatnya, dengan beberapa makanan yang sudah dia pesan sebelumnya. Tiba-tiba, Steven datang menghampirinya membuat Keyla terkejut bukan main. Pelipisnya sudah penuh dengan keringat kegugupan yang entah kapan sudah menguasai dirinya ketika Steven duduk tepat di depannya. Mau tidak mau, Keyla menatap lagi pria yang sama sekali dia tidak kenal ini. Keyla memperhatikan bola mata hitam pekat. Benar-benar indah seperti langit malam.

"Siapa namamu!" tanya Steven "Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" lanjutnya. Mendengar hal itu, Keyla langsung menggelang dan menundukkan pandangannya. Keyla merasa sangat malu, sepertinya dia tertangkap jelas sedang memperhatikan Steven.

"Saya hanya ingin memperingatkan, jangan sembarang menatap orang yang tidak anda kenal. Kita tentu tidak saling kenal kan? Saya tidak suka jika seorang mengganggu hidup saya." Ancam Pria tersebut. Keyla merasa seperti dipojokkan, ada apa dengan pria ini sebenarnya.

"Anda tidak salah bicara kan? Mengganggu hidup anda, yang benar saja." Keyla langsung menjawab penuh protes.

Steven terdiam beberapa detik sebelum melanjutkan, “Anda sangat berani menatap seseorang yang bahkan tidak anda kenal.” Steven memperhatikan seragam yang dipakai oleh Keyla, “Anda pasti kesepian karena terlalu fokus pada buku-buku aneh itu. Bermainlah denganku jika ada waktu.”

"Apa sebenarnya yang sedang anda bicarakan! Saya tidak mengerti, dan tolong filter ucapan anda itu." Keyla beranjak dari tempat duduknya dengan perasaan kesal tetapi sedetik itu pula Steven langsung mencekal tangannya. "Apa yang kau lakukan! Lepaskan tangan saya," ucap Keyla dengan nada marah.

"Jika anda bertemu saya lagi, dan melakukan hal seperti tadi, saya benar-benar memastikan bahwa Anda akan menyesal," jawab Steven melangkah lebih dulu, meninggalkan wanita yang sudah menggeram kesal tidak terima dengan ucapannya barusan.

Keyla ingin berlari dan mencegat langkah pria itu. Namun Ia tidak akan bertingkah konyol setelah jelas-jelas hal ini terjadi adalah karena ulahnya sendiri yang memandang seseorang tanpa izin, tapi apakah respon yang diberikan tidak terlalu berlebih untuknya. Baiklah, mimpi apa dia semalam bisa bertemu dengan pria arogan itu. "Saya harap kita tidak akan bertemu lagi Tuan," ujar Keyla bermonolog.

Mengingat hal itu sungguh membuat hati Keyla miris. Bagaimanapun sejak pertemuan pertama mereka, dia tidak pernah lagi bertemu dengan Steven. Hal itu membuatnya sedikit lega, tetapi dia bahkan tidak bisa jujur dengan perasaannya jika dia menginginkan sosok itu lebih dari apapun.

"Key apa yang kau lakukan di larut malam begini?" tanya Kinan, menghampiri putrinya yang duduk sendiri di balkon kamarnya itu.

"Cuma ingin menikmati angin malam Bu. Apa ayah hari ini balik?" jawab Keyla memastikan. Sudah hampir empat bulan dia tidak melihat ayahnya. Jujur saja Keyla sangat merindukan sosok ayahnya yang bahkan tidak mau tahu keadaan Keyla saat ini.

Kinan menghembuskan nafas, sosok wanita yang masih terlihat muda ini bahkan tidak tahu kabar suaminya di sana. Hubungan mereka tak sebaik apa kata orang. Entahlah, sulit sekali menjelaskan keadaannya sekarang. Setidaknya wanita itu bersyukur sekali dalam hidupnya ini dia masih diberikan takdir untuk bisa bersama Keyla, buah hati mereka.

"Ayahmu akan pulang Key. Maafkan Ibu..." ucapnya lirih.

"Jangan minta maaf untuk hal yang bukan kesalahan Ibu. Keyla tahu ayah mungkin saja sibuk di sana. Keyla baik-baik saja. Kita harus berpikir positif, supaya tindakan kita juga baik, bukan?" Kinan membawa anak semata wayangnya itu ke dalam pelukannya. Memberikan isyarat kalbu bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Keyla menyadari sejak beberapa bulan lalu, Ayahnya seringkali tidak pulang ke rumah dengan berbagai macam alasan. Keyla bahkan tidak ingin memperpanjang masalah itu, dia cukup percaya dengan ayahnya sebelum kabar dan bisik-bisik tetangga memberikan kabar burung yang membuat mental Ibunya juga bertambah down. Bahkan ibunya kini mengambil cuti dari rumah sakit.

*****

Keesokan harinya Keyla berangkat kerja pagi-pagi sekali, karena dia harus menjenguk sahabatnya Jenny yang sekarang terbaring di rumah sakit. Semalam, setelah memikirkan Steven yang tidak ada habisnya, Keyla mendapat telepon dari Liam, kakaknya Jenny. Bahwa sahabatnya itu telah mengalami kecelakaan dan di rawat di rumah sakit sekarang. Membuat Keyla, terkejut bukan main. Tiga hari lalu, dia baru saja menghabiskan waktu dengannya, dan melihat bagaimana sahabatnya itu selalu tersenyum Keyla pikir bahwa hidup wanita itu sempurna dan tidak akan ada masalah yang akan menghampirinya, tetapi lagi-lagi Keyla salah kaprah. Semua manusia yang bernyawa pasti selalu mendapatkan cobaan dalam hidupnya.

"Bu, Keyla berangkat yah," ucap Keyla berpamitan dengan ibunya.

"Ada apa kok pagi sekali Key, ada tugas mendadak?" tanya Kinan heran.

"Jenny kecelakaan Bu," balas Keyla singkat, seraya memakai sepatunya dan mengecek jam yang melingkar di tangan kirinya. Kinan juga terlihat sangat terkejut. Bagaimanapun Ia begitu mengenal Jenny, sebagai sahabat dekat putrinya ini.

"Keyla akan sarapan di rumah sakit, sekalian," lanjutnya segera menyalim tangan Kinan dan beranjak pergi ke luar rumahnya.

"Baiklah, hati-hati. Titip salam untuk Jenny," pesan Kinan singkat dan dijawab senyuman oleh Keyla.

Keyla segera menyalakan mobilnya yang sudah dipanasi oleh Pak Suryo, pekerja di rumahnya. Ia tidak bisa menghindari, jika sejak semalam perasaan sudah begitu kalut sekaligus cemas akan kondisi Jenny, dia harus bisa mengendalikan dirinya saat mengemudi, dan sampai selamat di rumah sakit.

Kurang lebih 20 menit Keyla sampai di rumah sakit, jantungnya kembali berdegup dengan kencang. Keyla segera memarkirkan mobilnya, dan keluar dengan langkah cepat tak sabaran menghampiri kamar VIP, di mana Jenny terbaring di sana. Tetapi setelah sampai di depan pintu kamar tersebut. Keyla heran mengapa pintunya terbuka lebar, tanpa basa-basi dia langsung melangkah masuk dan sedetik itu pula Keyla begitu terkejut melihat seseorang yang sudah lama tidak ia lihat sedang memeluk mesra Jenny.

"Steven..." lirihnya pelan.