Musim gugur yang kuat, langit biru, angin sepoi-sepoi dan kelopak oranye-kuning di bawah pohon osmanthus juga berjatuhan bersama angin, menambah sentuhan warna pada pemandangan di taman.
Seorang wanita cantik berbaju biru duduk diam di bawah pohon osmanthus, tangannya menopang meja bundar kayu dan melihat ke langit. Matanya seperti melihat ke kejauhan tanpa fokus, kelopak osmanthus yang jatuh di atas meja tidak bisa mengalihkan perhatiannya.
"Nyonya ... Nyonya ... Adipati...." Seorang pelayan cantik berusia sekitar tujuh belas tahun berlari ke hadapan wanita itu dengan terengah-engah. Jika bukan karena keadaan darurat, dia benar-benar tidak tega mengganggu ketenangan Nyonya.
Wanita itu mengerutkan kening dengan tidak senang, lalu melirik pelayan itu, "Ada masalah apa?"
Pelayan itu menenangkan diri dan buru-buru berkata, "Adipati... beliau ... beliau sudah sekarat ... Nyonya, apakah Anda ... ingin ..."
Dia tidak berani mengatakan sisanya, sebagai pelayan Nyonya rumah, dia secara alami tahu rasa sakit tuannya. Tapi, bagaimanapun juga itu adalah suami Nyonya!
Kerutan di kening wanita itu semakin dalam. Lima hari yang lalu, dia dari abad ke-21 masuk ke tubuh ini dan menjadi Nyonya dari Adipati Kerajaan Nusantara.
Ya, dia berasal dari abad ke-21, seorang wanita modern, seorang profesor kedokteran termuda di sekolah kedokteran penelitian terkenal, hanya saja, ramuan eksperimentalnya menyebabkan ledakan di laboratorium, dan dia jadi melakukan perjalanan waktu ke sini, mewarisi tubuh ini dan juga ingatannya.
Pemilik tubuh ini bernama Dewi. Dia adalah putri dari Menteri Ketenagakerjaan dan keponakan dari Selir Agung. Dia memiliki status terhormat dan merupakan salah satu wanita berbakat di Kerajaan Nusantara. Semua orang mengira dia akan menikah dengan cucu kerajaan dan bangsawan, tapi sayangnya ....
Dekrit kekaisaran menghancurkan hidupnya, dan Dewi akhirnya tetap menjadi korban upaya mereka untuk memenangkan hati para pejabat.
Pada usia lima belas tahun, dia menikah dengan Arya, seorang Adipati Majapahit yang tidak lama lagi akan meninggal. Bukan berarti Adipati Majapahit sudah tua, sebaliknya, dia tampan dan elegan, juga merupakan pria tampan yang langka di Kerajaan Nusantara. Saat ini dia baru berusia dua puluh lima tahun dan sudah mewarisi gelar Adipati Agung pada usia dua puluh tahun.
Adik laki-lakinya, Adi, adalah Jenderal Besar yang pemberani dan pandai berperang. Identitasnya luar biasa dan keluarganya kuat.
Sayangnya, kuda Arya ketakutan saat pacuan kuda, menyebabkan dia jatuh dari kudanya dan sejak saat itu kehilangan kedua kakinya. Pemuda yang seharusnya bersemangat tinggi itu mundur begitu saja.
Setelah itu, tubuhnya semakin lemah dan sakit-sakitan. Nyonya Besar khawatir penyakitnya akan semakin parah, jadi dia pergi ke istana untuk meminta Kaisar menganugerahkan pernikahan padanya, berharap bisa menjaga garis keturunannya.
Semua orang tahu bahwa Adipati Majapahit tidak akan hidup lama, jadi tidak ada seorang pun yang bersedia menikahkan putrinya. Namun tidak disangka, Selir Agung malah memberikan Dewi yang dikenal sebagai wanita berbakat kepada Adipati Majapahit.
Pemilik tubuh ini sangat sedih. Setelah menikah ke Kediaman Adipati, dia tidak hanya tidak membantu mengurus halaman belakang, tapi juga tidak memperlakukan orang-orang di Kediaman Adipati dengan baik. Dia bahkan berharap Adipati Majapahit cepat mati, sehingga dia bisa kembali ke rumah orang tuanya dan menikah lagi. Lagi pula, mereka belum berhubungan intim.
Selama tiga tahun terakhir, mungkin pemilik tubuh ini menyimpan kebencian sepanjang hari dan hatinya putus asa, jadi barulah membiarkan tubuhnya untuk dipinjam demi menghidupkan kembali jiwa orang lain!
Penyakit Adipati semakin parah, dia terus menggunakan obat-obatan mahal untuk bertahan hidup. Tadi pelayan pribadinya yang bernama Intan datang untuk melapor, mungkin umur suami sahnya ini sudah tidak lama lagi.
Hais! Karena sudah memiliki tubuh ini, bagaimanapun juga mereka adalah suami istri, jadi tetap harus pergi menjenguknya.
uSetelah memikirkannya, Dewi tetap bangkit dan mengikuti Intan ke rumah Adipati.
Dewi dan Arya berada di rumah yang berbeda, karena pemilik tubuh aslinya membenci semua orang di Kediaman Adipati. Dia pindah ke rumah selatan yang paling jauh dari rumah Arya yang berada di timur, jadi jaraknya agak sedikit jauh. Dia mengingat kenangan di benaknya sambil berjalan.
Meskipun pemilik tubuh asli sudah menikah selama tiga tahun, dia sama sekali tidak familier dengan Kediaman Adipati. Untungnya, setelah Dewi terlahir kembali, dia berkeliling di Kediaman. Dia belum pernah bertemu dengan Tuan Adipati. Kali ini adalah pertama kalinya mereka bertemu, mungkin juga terakhir kalinya mereka bertemu.