PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Jungkir Balik Dunia Ana

Jungkir Balik Dunia Ana

Penulis:Nur Amanah

Berlangsung

Pengantar
Kisah cinta segitiga antara Ana, Bryan dan Ajof. Pertemuan pertama dengan Bryan, di club malam, membuat Bryan jatuh cinta pada Ana, dan berusaha untuk selalu mendekati Ana. Padahal dia sudah mempunyai Istri. Kedua lelaki yang saling bermusuhan, mendapatkan cinta Ana. Segala cara mereka lakukan untuk mendapatkan hati Ana. Bagaimana kisah selengkapnya? baca disini
Buka▼
Bab

Apa moms?" Yang benar saja. Aku tak bisa menerima ini. Bagaimana dengan kuliahku jika sampai Daddy bangkrut? terus, pada siapa aku meminta uang kalau begitu?" Ana gadis cantik berambut pirang dan bertubuh sexy itu mengeraskan suaranya, saat mamanya mengubunginya, dan memberitahukan kalau perusahaan Ayahnya saat ini tengah bangkrut. Dan Ayahnya yang bernama Daniel, kini berada di rumah sakit, karena serangan jantung.

Utang Ayahnya yang menumpuk, dan segala fasilitasnya yang terancam disita oleh bank. Membuatnya benar benar menjadi orang miskin dadakan. Kedua temannya, Sasa dan Dania, melirik saat Ana mengeraskan suaranya. Mereka yang sedang asyik main gadget dikamar Ana, kini saling berpandangan. Saling menganggukan kepala, bertanya dalam diam mereka.

"What? ada apa Ana? kenapa mukamu masam begitu?" Tanya Sasa, yang menyimpan sementara gadgetnya, karena mendengar Ana yang berteriak.

"Ooh..shit, shit beb...Ini tak mungkin terjadi. Ini adalah mimpi buruk bagiku. Aku tak bisa menerima ini bebz..tolong aku!!" Ana seperti kebakaran jenggot. Ia berteriak histeris setelah mendapat telepon dari mommynya.

"Tenanglah Ana...duduklah, ceritakan pada kami, apa yang terjadi." Sasa berusaha mencoba menenangkan Vaerrie yang semakin menjadi.

"Bebz..Daddyku bangkrut. Dan semua asetku terancam dilelang. Dan lebih parahnya, sekarang Daddyku masuk rumah sakit. Dia kena serangan jantung." Ana tertunduk lemah. Ditutupkannya kedua tangannya diwajahnya itu. Dia teramat shok mendengar kabar yang barusaja ia dapatkan dari mommynya itu.

Seketika kedua sahabatnya itu mendekati Ana. Mereka mencoba menenangkan sahabatnya itu. Tangan Dania terus mengelus punggung Ana berharap sahabatnya akan lebih tenang dengan perlakuannya.

"Bagaimana dengan kuliahku bebz? bantu aku please!!" Ana memohon pada kedua sahabatnya itu.

"Hmmm..nanti biar aku tanyakan pada papahku, apakah ada lowongan untukmu atau tidak. Mungkin bisa kuliah sambil bekerja." Sasa mencoba menawarkan sebuah pilihan pada Ana, yang kini sedang merasa buntu.

"Aah..aku belum berpengalaman dalam bekerja Sasa!!" Keluh Ana. Kehidupan yang serba ada dan mudah, membuatnya kini menjadi kesulitan, saat ia harus menghadapi kondisi ini.

Terlihat Dania sedang memikirkan sesuatu. "Hmmm..Bagaimana kalau kau bekerja di cafe pamanku saja? kebetulan dia sedang mencari pekerja yang mau bekerja sampai malam."

"Kafe? tapi...Terlihat Ana sedikit berpikir. Ia mengira pekerjaan di kafe pasti harus mau menemani laki laki hidung belang yang ingin menyewanya.

"Kalau kau minat, kita datang sore ini. Kita tanyakan apa saja ketentuannya, ok!!" Tawar Dania. Ia tak punya cara lain selain menawarkan bantuan itu. Sedangkan Ana yang terpaksa mencari pekerjaan, untuk menghidupi dirinya sendiri, yang orangtuanya saat ini tak mampu lagi membiayai kuliahnya. Ataupun gaya hidupnya yang glamour.

Ditambah lagi ia kini harus membiayai pengobatan Daddynya. yang masuk rumah sakit karena serangan jantung. Kini hidupnya berubah 180°.

Sorenya, mereka bertiga pergi ke cafe milik pamannya Dania. Kafe besar, yang sudah dipastikan pengunjungnya kebanyakan adalah orang orang besar yang ber uang. Dari kejauhan, nampak pamannga sedang berbincang dengan seseorang. Kemudian ia menoleh dan memanggil Dania.

"Hai Dania sayang...kemarilah, kebetulan kalian kemari. Paman ada pekerjaan untukmu. Apa kau mau?" Terlihat Dania mengerutkan dahinya. Ia tak ingin menerima tawaran dari pamannya itu. Kemudian ia mengenalkan Ana pada pamannya.

"Ooh..tidak paman, aku kemari hanya akan mengantarkan temanku. Ia sedang mencari pekerjaan. Jawabnya lagi. Sambil menarik Ana, untuk lebih mendekati Paman Syam.

"Aah...ee..ee..kenalkan om, saya Ana. Temannya Dania." Ana tersenyum kecut, sambil mengenalkan dirinya pada paman syam. Mata paman kini menatapnya dengan intens. Ia bahkan tak mau berkedip, saat melihat sosok wanita didepannya itu. Paman Syam membulatkan pandangannya. Kesempurnaan yang dimiliki Ana, membuatnya terhipnotis begtu saja.

"Kau cantik sekali!" Ucap paman Syam ,sambil mengelus lembut tangan Ana. Seakan tak ingin melepaskan genggamannya dari tangan lembut Ana.

"Hai om..haii..!!" Dania melambaikan tangannya didepan muka Paman Syam, yang masih melongo tak berkedip melihat takjub kecantikan Ana.

"Kau yang mau bekerja disini? dengan senang hati. Aku terima kau disini. Kebetulan nanti malam akan ada kedatangan tamu VIP, Kau yang akan menemaninya ok!!" Paman Syam langsung menempatkan Ana pada posisi pelayan VIP. Ia yang akan menemani para tamu VIP yang datang kesana.

"Masalah gaji? kau tak perlu khawatir cantik, aku pastikan kau akan betah disini." Rayunya lagi, sambil mencolek jahil dagu milik Ana. Ketiga gadis itu merasa jijik dengan perlakuan paman Syam. Tapi mereka menjaga perasaannya. Sehingga Ana tetap berdiam diri saat Paman Syam berlaku tak senonoh padanya.

Setelah dirasa selesai dengan urusannya. Mereka bertiga akhirnya pulang kembali. Mereka kembali ke rumahnya masing masing. Sedangkan Ana yang tidak kembali ke rumahnya. Melainkan ia harus kembali ke Rumah sakit, dimana Daddynya dirawat. Dengan langkah yang tak bersemangat, ia berjalan menuju kamar Daddynya.

Terlihat mommynya yang sedang menangis sesegukan, sambil menutup mukanya. Ia nampak begitu terpukul dengan keadaannya.

"Mommy...sudahlah, ada aku disini. Jangan terus menangis!"

"Sayang, Mommu sedih, mommy bingung darimana membayar uang perawatan Daddymu." Ucapnya lirih. Ia kembali meneruskan tangisnya. Ana pusing setengah mati. Ia yang dulunya hanya bisa bersolek, berfoya foya, kini harus membanting setir mencari pekerjaan untuk biaya ayahnya.

"Mom..aku sudah cari pekerjaan, biar nanti aku yang membayar perawatan Daddy. Mommy tak perlu khawatir.

Ana mencoba menenangkan Mommynya. Ia berbicara sekenanya. Yang sebenarnya, dirinya pun masih ragu untuk bekerja di cafe itu. Tapi untuk menenangkan Mommynya. Ia rela melakukan apapun.

Kepalanya seakan mau pecah. Ia bingung sendiri, apakah sanggup menjalani kehidupannya kedepan? atau entahlah. Ia benar benar dipermainkan takdir.

Selesai dari membesuk Daddi nya, Ia kembali pulang ke rumahnya. Ia menyiapkan pakaian paling istimewa. Gaun indah yang terakhir ia beli, akan menghiasi tubuhnya malam ini. Ia yang akan bekerja pertama malam ini, haruslah tampil perfect.

Sebelum berangkat, ia berdandan alakadarnya. Dandanan natural yang menjadi andalannya kemanapun ia pergi.

Dia mengukir senyum, sambil menatap bayangan dirinya dikaca. Terlihat sangat indah dipandang. "Kau sangat cantik Ana. Namun sayang, nasibmu tak secantik parasmu." Keluhnya pelan. Ia segera mengambil ponselnya. Dihubunginya Sasa dan Dania, yang telah berjanji akan menemaninya malam ini.

"Kau dimana? aku sudah siap nii." Ajak Ana Yang memang sudah siap untuk berangkat.

"Okey baby...tunggu sebentar lagi kami akan sampai. tunggulah sebentar!" Jawab Sasa diponselnya. Mereka kini tengah berada diperjalanan menuju rumah Ana.

Tak lama, mereka pun sampai. Mata mereka termanjakan saat melihat penampilan Ana sahabatnya malam ini. Ia nampak sangat cantik. Tubuh idealnya, yanh dibalut gaun mewah, dengan warna gold. Menambah kesan spesial pada Ana.

"Aaah bebz...kau cantik sekali. Andai aku lelaki, sudah pasti aku akan mencintaimu sayang." Goda Sasa sambil mencubit pipi Ana.

"Aah sudahlah, ayo kita berangkat!!" Ajak Ana. Yang kemudian mereka pun langsung berangkat ke cafe.

***

Seorang laki laki berbaju rapih sedang duduk sambil menggerak gerakkan kakinya. Ia sudah tak sabar melihat wanita yang akan menemaninya minum malam ini.

Kondisi keluarganya yang membuatnya pusing, mendorongnya untuk datang ke Cafe. Ia ingin menghabikan malam ini untuk bersenang senang dengan wanita malam.

"Kau, jangan coba coba untuk membohongiku. Aku sudah menungunya dengan lama, mengapa tak kunjung datang juga?"

Pria itu mulai bersikap kasar pada Syam. Ia sudah tak sabar ingin segera melihat gadis baru, yang akan ia kencani malam ini. Setumpuk masalah dikepalanya, membuat ia tak bisa lagi untuk bersabar.

Syam yang merasa ketakutan, langsung menanyakan keberadaan keponakannya itu. Ia takut kalau lelaki didepannya melakukan sesuatu padanya. Ia adalah tamu VIP di Cafenya. Ia sering datang ke Cafe hanya sebatas minum saja, tetapi selalu ingin dilayani oleh wanita yang baru. Ia bahkan berani membayar mahal wanita yang mampu menghiburnya.

Dialah Bryan. Sang pemilik tunggal perusahaan Bryan grup. Keturunan seorang milyarder, yang hidup dalam tekanan istrinya. Ia terlihat gagah, dan disegani semua orang, tetapi dirumahnya, justru ia selalu mengalah pada keegoisan istrinya. Sehingga ia mencari kepuasan di luar rumah.

"