PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Mami Papi Memintamu Kembali

Mami Papi Memintamu Kembali

Penulis:I S M I

Tamat

Pengantar
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? “Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?”
Buka▼
Bab

"Barra, kamu bebas dan bisa hidup bersama wanita yang kamu cintai!”

Binar beranjak dari atas tempat tidur dengan hati-hati, dia mengambil pakaiannya dari atas lantai yang berantakan, dan langsung mengenakannya, menutupi bekas ciuman panas di sekujur tubuhnya. Rasa sakit di bagian inti tubuhnya mengingatkannya pada kegilaannya tadi malam bersama Barra.

Binar menahan air matanya, dia menenangkan dirinya agar dia tidak merasakan sakit yang membuat hatinya jadi rapuh. Wanita itu mengeluarkan surat perjanjian perceraian dari dalam tasnya, dan meletakkannya di meja samping tempat tidur.

Binar masih terdiam dan dia berdiri di samping tempat tidur dan menatap pria itu yang saat ini tubuhnya tidak ditutupi kain sehelai benang pun. Pria ini adalah pria yang dicintainya selama tujuh tahun: Barra Atmadja.

Pada waktu itu, Salim Atmaja, ayahnya Barra sedang sakit keras dan tak bisa melakukan apa-apa, Salim menginginkan Barra, sang pewaris utamanya untuk segera menikah agar perusahaan bisa diambil alih dengan segera sampai ada seorang pemuka agama bernama Anton, salah satu orang yang selalu memberi nasehat pada keluarga Atmadja meramal bahwa tanggal lahirnya cocok untuk pernikahan. Tanggal lahirnya bisa membawa keberkahan untuk kelangsungan keluarga Atmadja di masa depan, karena itu, ayah dan ibu tiri Binar memaksanya untuk menikah dengan Barra Atmadja dan langsung menyerahkan wanita itu pada keluarga Atmadja secara suka rela.

Atas perjodohan yang dilakukan oleh Salim itu membuat Barra muak, dia tidak menyukai kehadiran Binar! Dia merasa Binar hanya wanita matre, wanita yang tak sepadan dengannya yang berusaha menggodanya agar dia tertarik pada wanita yang dia anggap murahan itu. Namun, berbeda dengan Binar, saat dia tahu akan menikah dengan Barra Atmadja, wanita itu yang awalnya tidak suka dijodohkan akhirnya bisa tersenyum karena pria itu adalah Barra, pria yang diam-diam selalu Binar kagumi sejak lama, dan ternyata mimpinya menikah dengan pria itu menjadi nyata! Bagaimana bisa Tuhan mengabulkan rencananya tanpa dia sangka sama sekali?

Tapi saat malam pertama tiba, ternyata Barra sangat membencinya, pria itu bersikap dingin padanya. "Binar, kamu bukan orang yang ingin aku nikahi. Kamu tidak memenuhi syarat untuk menjadi istriku! Jadi jangan berharap kalau aku sudi menikah denganmu! Aku menikah karena papa yang memintanya, aku tidak akan pernah menganggap keberadaanmu sampai kapan pun!"

Ucapan Barra selalu jadi luka di hatinya, tapi Binar tidak menyerah, dia yakin kalau dia bersabar dan tulus mencintai Barra, maka hati pria itu akan luluh dan Barra akan mengubah benci di hati menjadi cinta. Tapi, ternyata kesabarannya pun ada batasnya, harapannya seperti angin yang berlalu begitu saja karena saat kemarin dia berada di rumah sakit dan harus dirawat beberapa hari, Binar menerima pesan WhatsApp yang menunjukan potret Barra sedang melakukan makan malam romantis dengan Chelsea Estelle, mantan kekasih Barra yang selalu pria itu sebut namanya dan dibandingkan dengannya. Hatinya sakit dan patah, luka yang dia rasakan sangat perih. Binar tahu sampai kapan pun dia tidak akan memenangkan hati suaminya karena di mata pria itu, dia hanya lah penganggu! Wanita yang tidak diinginkan hadir di dalam hidup Barra.

Satu-satunya cara agar luka tidak membunuh hidupnya, Binar harus melepaskan Barra. Dia akan bercerai dengan pria itu dan pernikahan ini tak perlu dilanjutkan lagi!

Binar langsung tersadar dari lamunannya, dia tidak boleh terlalu lama di sini. Dia harus pergi karena Barra masih tertidur.

“Sudah waktunya untuk pergi! Aku tidak mau lemah lagi untuk tetap tinggal di sisinya dengan memeluk luka," ucap Binar. "Selamat tinggal, Barra!"

Kita tidak akan pernah bertemu lagi! Binar langsung bergegas pergi tanpa melihat ke arah belakang. Hatinya telah mati karena luka.

***

Barra terbangun dan dia melihat jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Tadi malam, dia telah diberi obat tidur oleh Binar, jadi dia hanya bisa membiarkan wanita itu melakukan apa pun yang dia inginkan padanya ... Hal yang paling dibenci adalah dia tidak bisa mengendalikan dirinya dan dengan gila memintanya terus pada Binar. Tanpa Barra sadari, tubuh Binar selalu membuatnya seperti kecanduan.

Barra pun tak mengerti kenapa dia bisa terperangkap dalam perasaan yang dia benci? Dan sebagai seorang CEO dan juga pebisnis handal, dia telah melihat begitu banyak skema di dunia bisnis dan bisa menguasai semuanya, tetapi sekarang dia telah jatuh pada seorang wanita! Wanita yang sangat dia benci! Rasanya sekarang, dia hanya ingin mencekik wanita terkutuk itu. Barra mengedarkan pandangan ke semua arah di kamarnya dengan marah, mencari sosok keberadaan Binar, tapi wanita itu tak terlihat sama sekali.

“Wanita sialan itu dimana?” tanya Barra kesal, dan kedua matanya melihat ada sekilas dokumen yang tersimpan di sisi ranjangnya. Barra langsung mengambil dokumen itu dan membacanya, tak lama keningnya mengernyit. “Surat perjanjian perceraian?” tanyanya tak percaya, wajahnya langsung merah padam."Apakah dia akan mengajukan cerai? Bagaimana mungkin?"

Ini pasti taktik wanita itu agar bisa menarikku ke sisinya.

"Apa yang ingin dilakukan wanita murahan ini?" tanya Barra agak kesal.

Barra langsung bangun dan keluar. Begitu dia tiba di lantai bawah, salah satu asistennya, Pak Hadi, datang dan melaporkan dengan hormat, "Tuan Barra, tadi Nyonya Binar sudah pergi!"

"Kapan?" Pria itu bertanya dengan nada mendesak.

"Ini pagi-pagi sekali hari ini!"

Barra segera menatap pintu. Entah kenapa, dia panik dan juga gelisah. ‘Apakah dia benar-benar pergi?’ tanyanya dalam hati.

***

Enam tahun kemudian.

Singapura.

"Terima kasih atas kerja kerasmu, Dokter Binar. Sudah dua hari aku tidak pulang untuk acara ini."

"Proyek ini sangat penting dan kita tidak boleh membuat kesalahan. Untungnya, ini hampir selesai." Balas Binar berbicara, dia mengenakan jas putihnya dan hendak memasukkan ponselnya ke dalam laci mejanya, tapi ada notif pesan masuk.

Ada dua pesan. Binar langsung membukanya tanpa menunggunya.

[Mami, apakah pekerjaanmu sudah selesai?]

[Mami, kamu belum pulang selama dua hari!]

Binar masih sedikit lelah, tetapi ketika dia membaca pesan dari kedua putranya, dia tersenyum. Hanya kedua putra kembarnya itu lah jadi obat saat dia merasa lelah luar biasa.

Enam tahun lalu, dia pergi ke Singapura untuk melanjutkan studinya setelah meninggalkan Barra. Binar yang tadinya lulusan kedokteran umum akhirnya melanjutkan lagi dan mengambil spesialis pengobatan tradisional, dan Binar tidak menyangka bahwa kegilaan malam itu bersama Barra akan membuatnya hamil. Binar melahirkan tiga bayi kembar, satu bayi perempuan, dan kedua bayi laki-laki, namun putrinya meninggal karena kekurangan oksigen.

Nama kedua putra kembar Binar adalah Bumi dan Langit! Keduanya adalah dunia bagi Binar. Bumi dan Langit adalah anak yang cerdas, bahkan sangat kritis seperti orang dewasa.

Binar tersenyum, dia langsung membalas pesan dari kedua anaknya yang sudah pandai mengirim pesan.

[Kalian berdua tinggal di rumah dan jangan membuat repot Tante Mila. Mami akan pulang secepat mungkin setelah Mami menyelesaikan pekerjaan di rumah sakit. Jangan membuat masalah].

Setelah mengirim pesan, Binar langsung memasukkan ponselnya ke laci mejanya dan langsung memasuki ke ruang operasi.

Sepuluh menit kemudian.

Salah satu perawat dan asisten Binar datang untuk melaporkan, "Dokter Binar ada yang tidak beres. Instrumennya rusak, dan komputer yang menyimpan data juga terhapus, banyak data pasien di sana dan juga penelitian masalah prosedur bedah plastik itu sangat penting sekali."

Binar segera me-restart komputer. Yang mengejutkannya, ada wajah menggemaskan yang muncul di layar. Dia tidak bisa menahan tawa, dan kemudian dia berkata kepada perawat yang panik, "Jangan panik, aku tahu alasannya! Aku ke luar dulu, kamu tetap di sini!”

Binar langsung keluar dari ruangan staff-nya, dia bertemu dengan Dokter Vaness, dokter senior yang berjalan ke arahnya.

"Saya mendengar bahwa instrumen dan komputer laboratorium rusak? Apakah sudah diperbaiki? Ini terkait dengan hasil penelitian yang sangat penting masalah penemuan baru untuk operasi plastik," kata Vaness terlihat khawatir.

"Jangan khawatir, Dokter Vaness. Datanya pasti akan kembali." Nada bicara Binar terdengar tenang.

Ketika Vaness melihat betapa tenangnya Binar menjawabnya, dia tiba-tiba menyadari sesuatu. "Apakah kedua bocah itu melakukannya lagi?"

***

Halo, teman-teman. Selamat jatuh cinta dengan kisah Binar dan Barra, kembali lagi bertemu dengan ISMI. Buku ini adalah proyek terjemahan dari HotBuku. Jangan lupa review-nya, dan selamat membaca. ISMI harap teman-teman jatuh cinta dengan karya luar biasa ini. Jaga kesehatan, bahagia selalu ^^