PopNovel

Baca Buku di PopNovel

I AM TIRED GOD

I AM TIRED GOD

Penulis:Sefira rahmadani

Berlangsung

Pengantar
Hallo!!! follow dulu ya sebelum baca. Dibawah ini cuplikan kata di bab cerita . *Plakkk* . "Tampar sella pa!!! Tampar terus!!! Sampe papa puas!!" . " Sebenarnya sella ini anak siapa?!!! Anak kalian atau bukan!!!! ..hikss.." . "Sella tau sella bukan anak kalian!. Tapi, setidaknya beri sella kasih sayang walau hanya secuil ma pa!" . "I am tired, God!" Ucap sella lemah ,sambil berjalan menuju kamarnya. . "Ya Tuhan, sella sudah tidak kuat lagi menjalankan takdir ini. Tapi sella mohon untuk terakhir kalinya, tolong gantikan jiwa sella dengan jiwa yang tangguh Tuhan, Maaf kan sella Tuhan" Ucap sella putus asa, sambil mengiris pergelangan tangan nya dengan p*sau. Kisah seorang remaja bernama sella, selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik tapi usahanya selalu tidak pernah dihargai. Hingga dimana sella sudah tidak bisa menjalankan hidup nya lagi dan memilih untuk mengakhiri hidupnya. Sella mengalami pertukaran jiwa, kini tubuhnya dipakai oleh seorang remaja tangguh yang memiliki sifat bar bar dan humoris bernama zia. Selama bertahun-tahun sella belum mengetahui kalo dirinya tinggal serumah dengan orang yang telah membunuh papa kandung nya,bahkan sampai terjadi nya pertukaran jiwa ditubuhnya, sella belum mengetahui nya.
Buka▼
Bab

Didalam angkot seorang remaja berseragam putih abu sedang asik melamun. Remaja SMA itu bernama, Sella anggraini atau biasa dipanggil Sella.

Sella takut pulang ke rumah, Sella takut bertemu papanya. Sella bingung harus ngomong apa nanti sama papa nya, otaknya terus menerus dipaksanya untuk berpikir. Saking asiknya berfikir hingga dirinya tidak sadar kalau angkot yang ditumpangi nya sudah berhenti didepan rumah nya.

"Sudah sampai neng," Ucap Bapak supir angkot.

Sella tersentak kaget mendengar suara sang supir, dengan segera Sella turun dari angkot dan berjalan ke arah sang supir.

"Ini uang nya pak," Ucap Sella sambil memberikan uang 20 ribu ke Bapak supir angkot tersebut.

"Nggak usah neng," Tolak Bapak supir angkot secara halus.

"Gapapa pak, ambil aja. nolak rezeki dosa loh pak," Kata Sella sambil tersenyum ke Bapak supir angkot.

"Nggak usah neng, bapak iklas nganterinnya. neng tabung aja uangnya." Tolak Bapak supir angkot lagi, sambil tersenyum ke Sella.

"Yaudah, makasih ya pak. Semoga bapak dilancarkan rezeki nya oleh Allah SWT." Do'a Sella untuk Bapak supir angkot.

"Amin...sama-sama neng. Ada yang ketinggalan nggak neng barang-barang nya?" Tanya supir angkot tadi.

"Nggak ada pak," Jawab Sella, setelah mengecek tasnya.

"Ya udah kalo nggak ada, bapak permisi mau narik penumpang lagi." Pamit Bapak supir angkot tadi.

"Hati-hati ya pak," Celetuk Sella, ke Bapak supir angkot.

"Siap neng." Ucap Bapak supir angkot sambil memberikan jempol ke sella.

Sella tersenyum melihat kepergian Bapak supir angkot tersebut, singkat cerita Sella tadi luntang lantung dijalan dan diberi tumpangan oleh Bapak supir angkot tadi. semua ini berawal karena sang pacar mengingkari janji nya untuk mengantarkan nya pulang. Pacar yang amat Sella cintai. Tapi, entah perasaannya atau bukan, pacarnya lebih memilih menemani sang mantan kekasih dari pada mengantarkannya pulang yang notabenya adalah kekasihnya. Sella menggelengkan kepalanya pelan, secepat mungkin Sella menghilangkan perasaan itu.

Sella membulat kan matanya sambil menepuk dahinya pelan, gara-gara berprasangka buruk dirinya jadi melupakan sesuatu yang sangat penting.

"Astaghfirullah!" Lupa Sella.

Sella langsung membuka tasnya. Ia mengeluarkan kertas-kertas ujian yang ia selipkan diantara buku-buku.

Sella menatap nilai yang tertera disetiap kertas dengan perasaan yang tidak bisa diartikan. Takut,cemas,dan degdegan menjadi satu.

"Duh, gimana nih...aku pasti bakalan dimarahin sama papa," Ucap Sella sambil menggigit kuku tangannya.

"Papa sayang aku, papa pasti nggak akan marah." Gumam Sella, berusaha meyakinkan dirinya. Dan pada kenyataannya ia tau bahwa papanya tidak menyayangi nya.

>>>|skip depan pintu|<<<

"Assalamu'alaikum, Sella pulang." Ucap Sella pelan, sambil membuka pintu rumahnya. Disana ia melihat keluarga yang sedang tertawa bahagia tanpa dirinya, bahkan suara salam dan bukaan pintu tadi seperti angin berlalu bagi mereka. Sella memegang dada nya yang berdenyut nyeri. Tapi, sebisa mungkin ia abaikan.

"Assalamu'alaikum, ma...Pa...Kak...Sella pulang," Ulang Sella lagi dengan suara sedikit keras. Tapi, hanya kakak perempuan nya yang melihat nya sambil mengucap "Waalaikumsalam" pelan dan tersenyum merekah kearah nya dan Sella membalasnya dengan senyuman juga. Sedangkan orang tuanya bahkan tidak mendengar suaranya sama sekali atau...Pura-pura tidak dengar?. Mereka sibuk tertawa entah apa yang ditertawakan? Sella hanya bisa tersenyum miris melihat nya.

Sella berjalan ingin melewati mereka. Tapi, baru setengah jalan melewati mereka. suara kakaknya dan bentakkan sang mama menghentikan langkahnya.

"Sella,sini dud...," Ucapan kakak perempuan nya terpotong oleh bentakkan mamanya.

"Dimana sopan santunmu Sella!!!! Disini masih ada papa,mama dan kakak mu!!!" Bentak sang mama. Yang, bernama Elsa.

"Maaf,ma." Jawab Sella menoleh sambil menundukkan kepala.

"Maaf-maaf, percuma saya bayar sekolah kamu mahal-mahal kalau kamu nggak punya sopan santun sama sekali!" Geram mama Elsa menatap Sella.

"Udah ma,kasian Sella kalau mama bentak-bentak. Tadi Sella udah nyapa kalian, tapi kalian nya aja yang sibuk tertawa," Ujar sang kakak membelanya. Ya, dia adalah kakak perempuan Sella yang biasa Sella panggil kak Anna.

Sella mendongakkan kepala nya, disana ia melihat kakaknya sedang membelanya. Sella hanya bisa tersenyum tipis, mengingat kak Anna yang selalu membelanya.

"Tapi, dia sangat tidak sopan Anna! setidaknya dia menyapa lagi dan tidak melewati kita begitu saja. Apa dia tidak melihat disini masih ada orang dan dia mai...," Ucapan mama Elsa terpotong dengan suaranya kak Anna.

"Ma udah! Kasian Sella. Tadi Anna lihat Sella udah nyapa kalian. Tapi, kalian nggak denger. Jadi, jangan bentak adikku lagi." Pungkas Anna, yang kekeuh memebela adiknya.

Mamanya hanya bisa menghela nafas kasar, kemudian menatap Sella tajam seolah menyalahkan nya "ini semua gara-gara kamu!".

Sedangkan Sella hanya bisa terdiam melihat tatapan tajam mamanya. Sella melamun mendengar ucapan mamanya tadi, dirinya berfikir. Apakah disekolah Sella diajari sopan santun? Jawabannya tidak. Disekolah Sella hanya diajari pembelajaran disetiap mapel dan eskul saja. Ingin sekali dirinya bilang "Seharusnya mama yang ngajarin Sella tentang sopan santun," Tapi Sella tidak berani mengucapkan nya. Sella terus melamun, hingga suara sang papa membuyarkan lamunannya.

"Dimana kertas ujian kamu? saya tahu kamu habis selesai ujian tadi." Tanya papa Ardi

papa sella

menatap Sella dingin sambil bersedekap dada.

Sella masih bergeming ditempatnya, hingga bentakkan sang papa membuat nya reflek berlari kearah papanya dengan kaki sedikit bergetar, dirinya sangat takut.

"Ckckckck, cepat! mana sini!" Geram papa Ardi tertahan.

"Ini pppaa" gagap Sella, sambil menyerah kan kertas hasil ujian nya dengan tangan gemetar. Dan diambil kasar oleh papanya.

Sella sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya nanti. Selang beberapa menit, Sella dapat melihat wajah papanya memerah menahan amarah. Sella menghembuskan nafasnya kasar. Sella sangat yakin dirinya akan terkena amukan sang papa beberapa detik lagi. Dan...

"Apa-apaan ini Sella!!!!!! Bukankah saya sudah suruh kamu belajar kemarin-kemarin!!! Kenapa, nilai kamu yang dapet 100 cuma satu! Dan apa ini sella!! kamu dapat peringkat 2 ?!! Mau ditaruh mana muka saya Sella?!!!" Bentak papa Ardi, disaat melihat setiap nilai yang tertera dikertas.

"Maaf pa, besok Sella janji Sella bakalan dapet nilai 100 disetiap mapel. Dan Sella janji, Sella akan berusaha lebih keras lagi agar dapat peringkat pertama." Ucap Sella sambil menahan air mata nya.

"Dari dulu kamu selalu bilang janji dan janji, tapi mana hasil dari janji kamu Sella? MANA! Kamu selalu tidak pernah bisa membuat saya puas dengan hasilnya!! Asalkan kamu tau Sella, saya sudah muak sama janji-janji kamu!!" Muak papa Ardi disertai geraman nya.

"Kali ini Sella janji pa...Sella janji. Sella akan berusaha membanggakan papa." Janji Sella yang masih setia menahan air matanya.

"Saya sudah tidak perduli lagi, SIALAN!" Bentak sang papa sambil melempar vas bunga .

*PYARR*

Suara pecahan kaca menggema di penjuru rumah.

Hati Sella berdenyut nyeri, secepat mungkin Sella berlari manaiki tangga menuju kamarnya nya sambil menahan air matanya yang ingin tumpah. Tapi sebisa mungkin Sella harus menahan nya, dia tidak ingin kakak nya melihat nya menangis. Lamat-lamat Sella mendengar percakapan papa dan kakak nya...,

"Dasar anak gak tau diuntung, dapet peringkat satu saja susah nya minta ampun." Decak papa Ardi.

"Peringkat 2 itu sudah bagus pa!" Bela Anna.

"Cih, peringkat 2? apa yang bisa papa banggakan dari peringkat 2 Anna?" Tanya papa Ardi sambil berdecih.

"Papa benar-benar keterlaluan! peringkat 2 itu sudah bagus, apalagi sekolahan Sella itu sekolah favorit! Pasti banyak murid-murid pintar disana!" Geram Anna, dirinya tidak suka melihat wajah adiknya yang memerah ingin menangis.

Lagi dan lagi Sella mendengar kakaknya membelanya, Sella sungguh beruntung memiliki kakak seperti Anna. Hal itu membuat Sella tak kuasa menahan air mata nya, tapi Sella harus menahan nya. Dirinya tidak ingin menangis disini dan berakhir membuat kakak nya sedih. Sella terus berlari menuju kamar nya.

Sesampainya dikamar, Sella langsung mengunci kamarnya. Ia berjalan menuju kasur dan menjatuhkan kasar tubuhnya kekasur.

Runtuh sudah air mata yang Sella tahan dari tadi, Sella menangis sejadi-jadinya. Sella tertawa, menertawakan takdirnya yang sungguh menyedihkan. Dimana remaja seusia nya pergi bersenang-senang dengan teman-temannya, sedangkan Sella terus dituntut menjadi sempurna dan selalu sempurna. Sella menangis dan terus menangis sampai dirinya tertidur dengan posisi tengkurap.