PopNovel

Baca Buku di PopNovel

GANTARA

GANTARA

Penulis:List09

Berlangsung

Pengantar
Jatuh cinta itu menyebalkan. Penuh rasa sakit juga perjuangan. Mentari yang memiliki sikap bar-bar serta tomboi dan jangan lupakan otaknya yang pas-pasan. Harus dipaksa memikirkan banyak cara demi melanjutkan masa depannya bersama sang pujaan hati. Dia, Genta Bagaskara. Sang penguasa sekolah yang terkenal dengan sikap batunya. Mungkin jika ingin berbicara dengannya kalian harus membayar lebih karena mendengar satu kata yang keluar dari mulutnya sama seperti menunggu ayam jantan bertelur. Impossible! "Ingat! Kalau seribu cara gak bisa buat lo takluk. Gue siap maling ke rumah lo, buat ambil salah satu celana bermotif SpongeBob kesukaan lo," ancamnya penuh percaya diri. "Buat apa?" Ia melotot kaget mendengar ancaman Mentari yang secara gamblang membuka kartunya. "Gue pelet, kalau gak mempan. Gue santet!" Seringainya seolah perkataannya bukan hanya sebuah lelucon. Berhasilkah Mentari mencuri hati sosok penguasa sekolah dengan perjuangan atau justru dengan cara instant, bernama pelet?
Buka▼
Bab

Alunan lagu milik Chrisye berjudul "Kisah Kasih di Sekolah" Menyambut kedatangan murid baru pada Masa Pengenalan Sekolah

MPLS

2018 ini. Gerbang akan ditutup lima belas menit lagi, namun beberapa dari mereka berjalan santai dari ruang sekolah.

Segerombol siswa laki-laki dengan bandana hitam berjalan memasuki gerbang. Membuat atensi seluruh murid mengarah ke arah mereka. Di antara mereka, ada satu pemuda yang diyakini sebagai pemimpin segerombol tersebut. Wajahnya yang tampan dengan perawakan tubuh tegap dan pastinya peluk-able mampu membuat seluruh siswi memekik histeris. Mereka bahkan rela memberi jalan untuk mereka.

"Aaa! Gila itu, kan, Wolf. Salah satu geng terkenal dengan lambang serigala di punggungnya."

"Hah? Beneran? Gue gak nyangka mereka bakal sekolah di sini."

"Abaikan keganasan mereka. Mari kita nikmati ciptaan Tuhan yang menawan."

"Huaaa! Genta kenapa gantengnya kebablasan, sih?"

"Omo! Raksa! Kembalikan hatiku yang telah kau curi."

"Bambang! Balikin dasi gue, cok! " teriak seseorang berhasil menghentikan langkah mereka.

Wolf berbalik menatap seorang pemuda yang tengah berlari ke arah mereka. Pemuda dengan topi hitam menatap nyalang Bambang yang justru bersembunyi di balik punggung Raksa.

"Sumpah, lo berhasil bikin kita malu, cok!" umpat Restu menoyor kepala Bambang keras hingga membuat pemuda itu terjungkal ke depan.

"Santai, sat!" balasnya menatap penuh dendam Restu.

"Dari pada bacot. Mending baku hantam biar kelihatan jantan," sindir Darma menatap kedua orang yang selalu saja adu mulut itu.

"Lo gak usah ikut campur, Drama." Bambang sengaja memplesetkan nama sahabatnya itu agar segera berhenti mengoceh.

"Bagus! Udah ninggalin gue, ngambil dasi gue, sekarang ribut. Bangsat kalian!" umpat Gilang menatap nyalang Bambang yang justru cengengesan.

Genta menatap malas para sahabatnya yang selalu saja ribut tak tahu tempat. Ah, lebih tepatnya mereka sedikit tak tahu malu. Ia lebih memilih meninggalkan kelima sahabatnya secara diam-diam daripada harus pusing mendengar ocehan mereka.

Raksa yang melihat sang leader berjalan menjauhi kerumunan menepuk pelan dahinya. Menatap keempat pemuda yang bertingkah seperti anak kecil.

"Gue malu, sat!" gumamnya sebelum pergi menyusul leader-nya.

Mengabaikan keliatan absurd anggota Wolf. Beralih menuju lapangan utama tempat berkumpulnya seluruh murid baru untuk melakukan MPLS. Genta dan Raksa berdiri di ujung lapangan dengan pandangan mengedar. Meneliti setiap sudut sekolah yang akan ia pimpin kedepannya.

Bug.

Baru saja berkedip untuk mengalihkan atensinya pada segerombol pemuda ia dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang menyenggol keras bahunya. Menatap sebentar pada seorang yang dengan berani menyenggol tubuhnya. Tak tahukah mereka jika Genta paling benci jika tubuhnya di sentuh.

"Ups, sorry," kata seorang gadis yang baru saja menyenggol bahu Genta.

Tatapan intimidasi ia berikan pada gadis berkuncir kuda yang berdiri beberapa langkah di hadapannya membuat sang empu tak tinggal diam. Ia membalas tatapan Genta dengan tajam membuat pemuda itu tersentak kaget. Ini pertama kalinya seseorang berani menatap matanya. Hal itu berhasil membuat Genta menyeringai tipis.

"Sekali lagi sorry, ya. Bro," pamitnya menepuk bahu Genta dia kali sebagai salam perpisahan yang lagi-lagi mampu membuat sang empunya merinding.

"Lo, kenapa?" tanya Raksa menyenggol pelan lengan leader-nya saat tahu jika pemuda itu melamun.

Celengan singkat adalah jawaban dari pertanyaannya. Bukan hal umum jika Genta di kenal dengan karakter cool prince. Hal itu membuat para sahabatnya harus ekstra sabar jika ingin mendengar suara berat milik Genta Bagaskara.

-o0o-