PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Terjebak Pernikahan Kontrak

Terjebak Pernikahan Kontrak

Penulis:Kia95

Berlangsung

Pengantar
Demi membayar hutang keluarganya Celin gadis berusia 21 tahun harus merelakan hidupnya menikah dengan Bryan. Bryan seorang pengusaha kaya raya berusia 28 tahun, Bryan yang memiliki sifat arrogant dan kejam, pria berdarah dingin ini sangat angkuh pada siapapun yang berani melawan dirinya. Celin harus hidup bersama Bryan, pria yang bahkan dia tidak kenal demi membayar hutang keluarganya pada Bryan. Bagaimana kisah pertemuan Celin dan Bryan? Akankah Celin mampu bertahan hidup selama bersama Bryan? Akankah dia berhasil lepas dari cengkraman Bryan ?? Ikuti kisah keduanya!!
Buka▼
Bab

Hari yang indah dan bahagia untuk Celin pasalnya dirinya akan menghadiri wisuda kuliahnya didampingi sang ayah.

Celin terlihat cantik dengan balutan kebaya berwarna biru muda mempercantik penampilannya hari ini.

"Ayah, bagaimana penampilan Celin hari ini?" ucap Celin.

"Anak ayah sangat cantik sekali hari ini," ucap Pak Danu.

"Ayah, apa ibu tidak bisa ikut mengantarku juga?" ucap Celin.

"Ibumu bilang di ada urusan jadi tidak bisa ikut, tapi kan ada ayah disini menemani kamu," ucap Pak Danu.

"Ia yah," ucap Celin.

Walaupun Celin tahu jika ibu tirinya tidak menyukainya tapi Celin berharap ibu tirinya mau datang ke wisuda dirinya.

"Sudah kita berangkat sekarang nanti keburu terlambat," ucap Pak Danu.

"Ia ayah," ucap Celin.

Celin dan ayahnya berangkat hanya berdua, kakak dan ibu tirinya tidak ikut. Kakak Celin juga beralasan bahwa dia sedang mengurus klien penting jadi tidak bisa datang.

Sesampai ditempat Celin wisuda, banyak sekali wisudawan dari berbagai fakultas dan jurusan ditempat Celin kuliah ditemani kedua orang tuanya.

Tadi Celin berharap ibu tirinya juga mau ikut tapi ternyata tidak bisa datang. Celin dan ayahnya sudah memarkirkan mobil dan keluar dari mobil. Mereka berjalan masuk ke dalam ruangan wisuda. Celin yang berpisah tempat duduk dengan ayahnya.

Celin berjalan menuju pintu masuk ruangan dan tiba-tiba teman Celin, Tasya datang mengagetkan Celin.

"Dor..," ucap Tasya.

"Ah.. Sa, kamu kagetin aku aja," ucap Celin.

"Abis kamu serius banget jalannya. Ya ampun, Cel, lo cantik banget hari ini," ucap Tasya.

"Apa sih kamu lebay banget?" ucap Celin.

"Pantes aja lo jadi primadona kampus kita," ucap Tasya.

"Apa sih biasa aja kali? Sudah kita masuk aja cari tempat duduk," ucap Celin.

"Ayo," ucap Tasya.

Tasya teman dekat Celin dari SMP, Celin dan Tasya masuk dikampus yang sama, hanya beda jurusan tapi masih satu fakultas.

Tasya anak yang baik dan cantik seperti Celin. Dia juga tahu kehidupan Celin seperti apa. Karena Celin sering cerita pada dirinya.

Tasya juga merasa kasihan pada Celin karena mendapatkan perilaku buruk dari kakak dan ibu tirinya, ayah Celin bahkan tidak tahu perilaku buruk dari istri dan anak sambungnya terhadap Celin.

Celin selalu berusaha menutupi keburukan ibu dan kakak tirinya pada ayahnya. Celin hanya berani curhat pada Tasya.

Celin yang juga bekerja sampingan selama kuliah untuk membayar uang kuliah, karena uang yang setiap ayahnya berikan untuk membayar uang kuliah selalu dipotong oleh ibu tirinya jadi Celin berusaha mencari sisa uang yang harus dibayar untuk biaya kuliahnya.

Ibu tirinya Celin memang dari awal tidak pernah memberikan kasih sayang pada Celin. Hanya ketika di depan ayah Celin, ibunya berpura-pura baik pada Celin.

Celin sering menangis di depan Tasya ketika berbicara mengenai perilaku ibu dan kakak tirinya pada dirinya.

"Lo mau duduk dimana," ucap Tasya.

"Disana aja yuk," ucap Celin sambil menunjuk salah satu kursi kosong.

"Ayo," ucap Tasya.

"Hai Celin, udah cantik aja hari ini," ucap salah satu pria yang suka menggoda Celin.

"Ye.. pagi-pagi udah gombal aja lu," ucap Tasya.

"Ya namanya juga lagi usaha," ucap pria itu.

"Buat Celin gombalan pasaran lo kaga mempan sama sekali," ucap Tasya sambil tertawa.

"Udah-udah jangan ribut, sekarang duduk aja," ucap Celin.

Mereka pun duduk sambil menunggu acara dimulai. Celin yang duduk dengan tenang, para undangan juga sudah duduk dan pintu masuk juga sudah mulai ditutup. Sepertinya acara segera dimulai.

Para tamu undangan juga sudah duduk semua, acara berlangsung sangat hikmat, dan saatnya Celin naik ke atas panggung untuk dipindahkan tali yang ada di topi wisudanya.

Celin berjalan turun dari panggung tak lupa dirinya di foto untuk kenang-kenangan wisuda. Lalu Celin kembali duduk di kursinya. Ayah Celin yang melihat dari tempat duduknya merasa terharu dengan putrinya yang sekarang sudah dewasa.

Setelah selesai acara Celin keluar ruang dengan Tasya, Tasya menemui orang tuanya sedangkan Celin menemui ayah.

"Ayah," ucap Celin.

"Anak ayah sudah besar dan dewasa sekarang, ibu disana pasti bangga sama kamu," ucap Pak Danu.

"Ayah, makasih," ucap Celin sambil sedikit mengeluarkan air mata.

"Cel," ucap Tasya.

"Sa," ucap Celin.

"Om Danu, gimana kabarnya?" ucap Tasya.

"Baik, orang tua kamu dimana?" ucap Pak Danu.

"Mereka duduk disana," ucap Tasya.

"Oh begitu," ucap Pak Danu.

"Oia kalian udah foto berdua belum?" ucap Tasya.

"Belum," ucap Celin.

"Sini aku fotoin," ucap Tasya.

Celin memberikan handphone ke Tasya untuk difoto bersama sang ayah. Tasya yang langsung mengfotokan mereka berdua.

"Ini hasil coba dilihat hasilnya," ucap Tasya.

"Coba aku lihat," ucap Celin.

"Gimana bagus gak?" ucap Tasya.

"Ia bagus, makasih, Sa," ucap Celin.

Setelah selesai Tasya pamit untuk pulang, karena masih ada urusan.

"Aku balik dulu ya, Cel," ucap Tasya.

"Ia makasih ya, Sa," ucap Celin.

"Om aku balik dulu," ucap Tasya.

"Makasih ya, Sa. Salam buat orang tua kamu," ucap Pak Danu.

"Ia sama-sama," ucap Tasya.

Tasya pun pergi meninggalkan ayah Celin dan Celin. Setelah itu ayahnya mengajak Celin makan malam, karena acara yang diadakan sampai jam 7 malam.

Ketika menemukan restaurant, Celin dan ayahnya memesan makan disana. Mereka sampai dirumah sekitar pukul 10 malam.

Ibu dan kakak tiri Celin sudah tidur, ayah juga sudah terlihat lelah langsung masuk kamar begitupun Celin.

*****

Pagi hari..

Celin bangun seperti biasa, menyiapkan sarapan untuk keluarga. Celin memang terbiasa melakukan semua pekerjaan rumah sendiri.

Apalagi ibu tiri Celin yang selalu menyuruh Celin melakukan semua tugas rumah dari dirinya berusia 10 tahun.

Ibu kandung Celin meninggal di usia Celin 7 tahun. Celin yang melihat ayah sendiri mengurusnya membuatnya sedih. Ketika sang ayah bicara pada Celin kalo ayahnya akan menikah lagi dengan seorang janda beranak satu.

Celin merasa senang karena akan memiliki ibu dan kakak tapi kenyataan saat ayahnya menikah justru ibu tiri dan kakak tirinya bersikap semena-mena kepada Celin.

Maka dari itu setiap Celin harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian. Ayah Celin yang tidak tahu jika putri kandungnya diperlakukan buruk oleh ibu tirinya.

Karena setiap ayah dirumah ibu tirinya berusaha bersikap baik dengan Celin. Tapi jika ayah Celin tidak dirumah mereka akan memperlakukan Celin dengan sangat buruk.

Ayah dan ibu tiri Celin baru keluar kamar dan melihat Celin menata makan diatas meja.

"Sayang, kamu sudah bangun?" ucap Pak Danu.

"Ia, aku sudah siapkan sarapan untuk kalian," ucap Celin.

"Hm.. terima kasih sayang," ucap Bu Risma.

"Kakak kamu belum bangun juga?" ucap Pak Danu.

"Sepertinya belum," ucap Celin.

"Tolong kamu bangunkan kakakmu," ucap Pak Danu.

"Baik ayah," ucap Celin.

Celin berjalan menuju kamar Sherly. Celin mencoba mengetuk pintu kamar Sherly.