PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Soulmate

Soulmate

Penulis:Anna SeciL

Berlangsung

Pengantar
Merlin Saraswati seorang janda beranak dua yang gagal dua kali di pernikahannya. Menjadi seorang janda sekaligus tulang punggung keluarganya tidaklah mudah. Merlin bekerja sebagai sales event yang hanya bekerja di waktu weekend saja. Dan dia juga bekerja sebagai pemandu lagu di sebuah tempat karaoke. Hidup Merlin tergolong bebas dari belenggu cinta, membuatnya merasa kesepian. Beberapa kali menjalin hubungan dengan laki-laki namun semuanya mempermasalahkan statusnya yang janda dua kali. Belum habis cobaan hidup ternyata ibunya pun meninggalkan dia selamanya. Dalam kesedihannya Merlin harus tetap melanjutkan hidup bersama anak-anaknya. Dari hal ini Bibinya meminta dia mulai serius untuk mencari pasangan hidupnya. Dapatkah dia bertemu dengan sosok laki-laki yang mau menerimanya dan menemukan belahan jiwanya. Jangan lupa follow me. @annasecil dan @annasecilstory
Buka▼
Bab

Selepas berkaraoke Merlin yang sudah mabuk diajak oleh tamunya ke sebuah hotel seperti biasa. Merlin terpaksa melayani plus untuk mendapatkan bonus untuk pengobatan ibunya besok.

"Ayo, Sayang. Om udah nggak tahan nih." ujar seorang lelaki paruh baya itu. Dia sudah merebahkan badannya di tempat tidur dengan hanya menggunakan bokser pendek menunggu Merlin yang sedang melepas pakaiannya.

"Sabar sayang Ih, udah kepengen banget ya!" Merlin sedikit bermanja.

Setelah Merlin melepas pakaian dan hanya memakai baju haramnya, lelaki itu menariknya. Mereka pun langsung saling mengecup bibir mereka. Tangan lelaki itu sudah mulai menjalar ke penjuru sensitif Merlin yang membuatnya makin liar.

Merlin yang sudah mabuk bermain dengan sangat panas dan penuh gairah. Lelaki itu dibuat takjub dengan permainan Merlin yang begitu lincah. Merlin mengecup leher lelaki itu hingga ke bagian sensitifnya membuat lelaki itu sangat menikmatinya. Lelaki itu mengajak Merlin bermain hingga berkali-kali dan terbujur lemas di tempat tidur. Mereka lalu tertidur hingga pagi hari.

Pagi harinya Merlin bangun membuka matanya dan dia sudah melihat uang tersedia di meja samping tempat tidur beserta kunci mobil dan sebuah STNK bertuliskan namanya.

Merlin pun tersenyum puas tetapi lelaki di sampingnya itu sudah tidak ada di sisi-nya lagi. Ya beginilah pekerjaan Merlin sehari-harinya. Dia bekerja sebagai pemandu lagu sekaligus menemani beberapa tamu spesialnya ke hotel.

Merlin pun bergegas pulang tak lupa dia mampir ke kontrakan temannya untuk menukar mobil itu dengan motornya karena dia tidak ingin membuat orang-orang di sekitar rumahnya menaruh curiga terhadapnya.

Seperti biasa Merlin membawa beberapa cemilan untuk ibunya karena ibunya memang sedang sakit dan tidak nafsu makan. Merlin membelikannya itu agar ibunya mau makan.

"Assalamualaikum… " teriak Merlin ketika sampai di depan rumah.

"Mama… " panggil Mira anak perempuannya yang berumur delapan tahun mendekapnya. Disusul adiknya yang berumur tiga tahun.

"Waalaikumsalam, ya ampun Nin. Akhirnya kamu pulang. Ibu kamu harus dibawa ke dokter. Semalam dia muntah-muntah!" ucap bibinya setengah berlari ke arah Merlin yang menjaga ibunya selagi Merlin bekerja.

"Ya udah Bi, ayo kita bawa ibu sekarang! Semalam ramai sekali, aku jadi menginap di tempat Irma karena kelelahan."

"Ya sudah, kita bawa ibu kamu ke klinik depan aja!"

Merlin dan bibinya lalu membawa ibunya ke klinik yang ada di depan gang rumahnya itu. Karena ibunya memang sudah lemah sekali dan sudah tidak mau makan apapun dari semalam serta muntah-muntah.

Merlin menyewa tukang ojek untuk membawa ibunya ke klinik tersebut. Setelah sampai di klinik ternyata ibunya sudah kritis dan klinik itu menyarankan Merlin untuk membawa ibunya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit ibunya yang sudah tidak kuat lagi akhirnya tidak tertolong dan meninggal dunia.

"Huhuhu… ibu di saat-saat terakhir ibu Merlin tidak bisa menemani ibu. Merlin sungguh anak yang paling jahat!" gumam Merlin.

"Huhuhu… " Merlin terus menangis tak berdaya di lantai depan IGD setelah mengetahui bahwa ibunya sudah tiada.

"Nin, bangun. Kita harus kuat, sekarang ibumu sudah tidak merasakan sakit lagi, ibumu sudah tenang bersama dengan ayahmu Ayo kita antar kan dia,!" ujar bibinya memberikan semangat kepada Merlin. Merlin terus menangis dan tak lama dia pun pingsan.

Merlin terbangun dari pingsannya, ternyata ibunya sudah dimakamkan. Merlin pingsan cukup lama dan proses pemakaman begitu cepat, memang keluarga ibunya yang meminta itu. Merlin memilih berdiam diri di kamar ketika semua orang sibuk berlalu-lalang di rumahnya mempersiapkan acara tahlil di rumah nya nanti malam.

Merlin benar-benar merasa kehilangan setelah seminggu ini ibunya sakit dan hari ini Merlin harus menerima kenyataan ibunya sudah pergi selamanya.

Malam hari pun tiba acara tahlil dimulai selepas salat magrib. Semua orang sudah berkumpul di rumah Merlin ingin bertahlil untuk ibunya. Merlin lalu membantu yang lain mempersiapkan makan. Di saat yang bersamaan Mami Joan menelepon Merlin. Merlin lalu pergi ke kamarnya untuk mengangkat telepon tersebut.

"Kamu di mana?" ketus Mami Joan.

"Aku di rumah, Mi. Kan' aku udah bilang hari ini aku nggak datang dulu, ibu aku baru saja meninggal!"

"Aduh! Bagaimana ini Nin, tapi Jeff datang bersama teman-temannya. Kamu tahu sendiri kan dia itu tidak mau sama orang lain, dia cuma mau sama kamu doang!" Mami Joan sedikit berteriak.

"Terus gimana Mi, aku juga lagi tahlilan ini di rumah!"

"Gini deh. Abis tahlilan kamu bisa nggak datang ke sini dua jam aja, nggak usah lama-lama cuma buat nemenin si Jeff doang!"

Merlin sedikit terdiam dan bingung. Satu sisi dia masih bersedih. Satu sisi lagi dirinya sungguh butuh uang.

"Aku kabarin nanti selepas tahlilan ya Mi. Aku nggak janji soalnya aku lagi sedih banget nih!"

"Pokoknya kamu harus datang, kalau kamu nggak datang kamu harus terima resikonya!"

Mami Joan lalu menutup teleponnya, Merlin hanya bisa menatap dirinya di depan cermin yang ada di kamarnya itu. Tak sadar air matanya pun keluar begitu saja, Merlin begitu sedih kenapa jalan ini bisa ditempuh olehnya. Setelah ayahnya meninggal dulu dan meninggalkan hutang begitu banyak. Abangnya pergi begitu saja dengan istrinya dan dia tidak pernah mau tahu ibunya kelaparan bahkan Merlin tak punya uang dia masa bodo dan tak mau tahu.

Merlin terpaksa melakukan ini karena memang sudah tidak ada pekerjaan yang mampu membayar hutang ayahnya yang sangat banyak. Merlin mengelap air matanya.

"Nggak papa Nin, lo harus kuat! lo harus jadi cewek tangguh! gua nggak boleh lemah!"

Acara tahlilan pun dimulai dan Merlin menunggu di kamar. Setelah selesai Merlin mencoba berbicara kepada bibinya.

"Bi, Merlin mau ngomong penting!"

"Hmm, ya sudah kita ke kamar."

Bibinya lalu mengajak Merlin ke kamar ibunya untuk membicarakan hal yang tadi.

"Ya, kamu mau bicara apa?" ucap bibinya itu.

"Begini Bi, bos aku barusan telepon. Dia menyuruh aku mencari berliannya yang hilang di toko. Hanya sebentar kok bi.Aku sudah bilang lagi berkabung. Tetapi dia mengancam akan memecat ku. Jika aku tak pergi ke sana dan dipecat. Siapa yang akan membantuku."

"Ya sudah. Kamu hati hati. Minta antar Fajar ya."

"Tidak usah Bi. Aku naik angkot saja!"

"Jangan. Bibi takut kamu kenapa kenapa. Pokonya kamu minta antar Fajar ya."

Merlin bingung, dia tak mungkin meminta bantuan Fajar. Karena nanti rahasianya akan terbongkar. Tak lama ada Kelvin membawa sekardus aqua dan menghampiri bibinya Merlin.

"Bi, ini ada air mineral dari ibu, taruh di mana ya?" ucap Kelvin.

"Taruh di sini aja. Makasih ya Vin. Salam sama ibumu."

"Iya Bi. Ibu masih sedih kehilangan sahabatnya."

"Ya, bibi nggak bisa ngomong apa apa masalah itu."

"Ya sudah aku pamit ya Bi. Mungkin ibuku besok akan datang ke sini."

"Hati-hati ya. Bilang sama ibumu, terima kasih."

Merlin lalu mendapatkan ide.

"Eh, Bi. Aku minta antar sama Kelvin ya. Sekalian fia kan mau pulang juga."

"Hmm, ya sudah. Nak Kelvin, antar ponakan bibi ke tokonya ya. Dia ada perlu."

"Ah, iya Bi."

Merlin lalu merasa lega dengan ini. Dia akan minta antar Kelvin ke tempat Irma untuk mengambil mobilnya. Kelvin lalu mengantarkan Merlin ke tempat tujuannya.

"Terima kasih ya sudah mengantar aku." ucap Merlin.

"Kamu kok ke sini? Bukannya kamu ingin ke toko tempat kamu kerja?"

"Sudah nggak apa aku ke sini. Aku mau ambil konci tokonya dulu."

"Oh, begitu. Ya sudah aku pulang ya."

"Iya."

Ketika Kelvin ingin membalikkan mobilnya. Ternyata Irma keluar dengan tamunya. Lalu tamunya tersebut langsung mendekap Merlin dan mengecup pipinya Merlin. Sontak Merlin terkejut dan dia melihat ke arah Kelvin. Kelvin lalu memarkirkan motornya, dia menghampiri Merlin lalu meninju lelaki itu.

BUGH!!!

Bersambung.

Hai, kembali lagi ke novel aku berikutnya.

Follow akun ig aku @annasecil dan @annasecilstory