PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Rahayu

Rahayu

Penulis:Dina

Berlangsung

Pengantar
Kata orang masa SMA adalah masa-masa indah anak remaja, disana kita mulai menemukan diri kita yang sebenarnya, berproses menjadi orang dewasa awal, mulai mengerti tentang perasaan, rasa sayang, suka dan cinta. Tapi Bagiku, masa SMA adalah masa suram di hidupku, bertemu para pembuly, menjadi topik hangat gosip seantero sekolah, keluar masuk ruang BP adalah hal biasa, banyak kasus yang aku hadapi. Masa indah apanya!
Buka▼
Bab

Pagi yang cerah namun penuh dengan keburu-buruan. Aku, Rahayu Anindia kembali bangun kesiangan untuk kesekian kalinya, jam menunjukkan pukul 06.50, waktu yang tidak tepat untuk bangun bagi anak sekolah yang masuk tepat di jam 07.00.

Gawat! Tinggal 15 menit lagi, pasti bakal telat nih!"

Kupercepat langkahku agar dapat masuk kelas tanpa terlambat dan berharap guru masih belum masuk kedalam kelasnya untuk mengajar.

Brukk!

Cukup keras pundakku menabrak pundak salah seorang yang entah siapa dia,buku-buku yang kubawa jatuh berhamburan beserta alat make up yang aku yakini punya orang yang kutabrak terlihat kaca dibedak itu pecah dan pecahan kacanya bertebaran dilantai.

Kupunguti semua bukuku yang jatuh berceceran di lantai sambil mengucapkan kata maaf berulang kali.

"Gimana si! Kalo jalan tuh pake mata! Udah pake kaca mata tetep aja nabrak orang!" Hardiknya padaku. Tak kupedulikan kata-katanya, aku hanya minta maaf seraya menahan sakit hati karena ucapannya.

"Maaf ya" kupungutti juga alat make up punya orang yang ntah siapa aku tak tau.

"Auw!"

Sakit,pecahan beling yang lumayan besar dari kaca bedak itu menancap disalah satu daging jariku,perih sekali, tapi sekali lagi tak kupedulikan,kuambil alat make up itu dan segera memberikannya pada wanita itu. "Ini, sekali lagi maaf ya" ucapku sambil menahan rasa sakit pada jariku, aku lihat dia hanya melirikku dengan ekor matanya lalu mengambil alat make up itu dengan kasar.

"Lain kali tuh liat-liat kalo jalan!"

"Dasar aneh! Ganggu gue jalan aja, make up gue jadi acak-acakkan jadinya."

Wanita itu berlalu begitu saja sambil terus menggerutu tentangku,kulihat jari tanganku yang tertancap beling,dengan miris kuambil tisu dikantong bajuku dan mengelap darah yang keluar.

Aku melihat jam ditanganku yang sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB dan langsung menghelah nafas lemas, Aku telat lagi dan entah omongan menyakitkan apalagi yang akan kuterima.

Terlalu capek berlari, aku berjalan gontai menuju kelasku, percuma aku berjalan cepat juga sudah terlambat, tak merubah apapun, aku akan tetap telat.

Tok..tok..

Ku ketuk pintu kelasku begitu sampai didepannya, kusiapkan mental akan omelan yang akan aku terima nanti.

"Masuk!" ucap suara berat yang aku yakini pasti adalah guru yang mengajar saat ini.

"Maaf pak, saya telat.." ujarku pelan dan gugup sambil bersaliman pada pak guntur, guru matematika kelasku yang berwajah garang.

"Kamu lagi kamu lagi, kenapa telat terus setiap masuk kelas hah?!"

"Iya pak ma..."

"Sibuk kali pak jualan pangsit!" ucap salah suara yang membuat seisi kelas tertawa.

Aku hanya bisa tertunduk malu tanpa bisa berbuat apapun.

"Diam!" tegas pak guntur yang membungkam semua tawa mereka.

"Yaudah sana duduk,Besok kalo telat jangan masuk kelas saya,sana sana!" ucappan pak guntur membuatku lega,aku berjalan ke mejaku yang berada disudut kanan kelas ini,diurutan paling depan,dekat dengan meja guru.

"Tulis semua cara ini, saya akan jelaskan hari ini dan memberi soal." pak guntur memberitahu setelah selesai menulis rumus matematika.

Kubuka buku catatanku lalu mulai mencatat rumus-rumus matematika yang rumit itu.

"Lu kenapa telat ?" tanya Annisa, teman sebangku sekaligus sahabatku.

"Hmm...entar gue jelasin" jawabku pelan sambil meliriknya sekilas.

Aku bersyukur ada anisa,wanita yang baik yang mau berteman denganku,meski agak tomboy tapi gapapa dia bener-bener baik karena kalau diliat lagi dari awal aku masuk sekolah ini hanya dia temanku.

Aku kembali melanjutkan tulisanku,mencatat rumus.

***

"Kenapa tadi lu telat lagi tadi ?" anisa bertanya begitu pak guntur keluar dari kelas, bel istirahat baru saja berbunyi, tiga jam pelajaran yang semuanya adalah pelajaran matematika, itu cukup membuat otakku berasap dan hampir konslet karena terlalu pusing.

"Iya, tadi telat bangun,semalem harus bantuin mamah gue jualan" jawabku, dan Anisa hanya mengangguk mendengar penjelasnku.

"Mau ke kantin gak ? Jajan yuk, gue laper!" ajaknya disertai muka melas sambil memegang perut, akupun langsung setuju dengan ajakannya karena kebetulan dia juga juga merasa mulai lapar.

Aku dan anisa berjalan menuju kantin yang berada tepat di belakang sekolah.

"Mau beli apa ?" tanya Anisa padaku.

Aku melihat sekeliling kantin yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman,aku tersenyum senang sambil menunjuk gerobak siomay lengkap dengan abang penjualnya yang sedang sibuk meracik siomaynya.

"Yaudah lu beli itu, gue beli itu ya" anisa berbicara sambil menunjuk gerobak soto dengan dagunya, aku mengangguk paham, kami berjalan ke masing-masing tempat jualan makanan yang mau dibeli.

"Pak, Siomaynya aja lima ribu ya" ujarku pada abang siomay,abang siomay segera menyiapkan pesananku.

Aku mengambil pesananku begitu abang siomay selesai membuatnya, Aku mengambil uang yang ada di dalam saku bajuku dan memberikannya pada abang siomay tersebut. "Makasih neng"

"Iya bang sama-sama"

Aku berjalan setelah mendapat siomay kearah dimana tempat anisa duduk sambil makan soto lengkap dengan nasinya.

"Laper banget kayaknya" sapaku sambil tertawa pelan begitu duduk didepan anisa.

Anisa terlihat lahap dengan sotonya,warna kuah soto yang kekuningan berubah menjadi kemerahan karena anisa menuangkan sambal terlalu banyak.

"Hmmm...laper gue njirr,si guntur betah banget ngoceh 3 jam tentang rumus, bikin laper" aku hanya tertawa mendengar keluhan demi keluhan yang anisa ungkapkan dengan caranya yang lucu.

"Nanti gue mau ke perpus minjem buku, lo mau ikut gak ?" Anisa langsung menggeleng ngeri mendengar ajakkanku.

"Enggak ah! lu aja gua ogah ketempat itu" jawab Anisa sambil bergidik ngeri.

Aku menyunggingkan senyum ketika mendengarnya bicara,selalu begitu, entah kenapa Anisa gak pernah mau kalo di ajak ke tempat yang banyak buku, katanya bikin pusing kalo liat tumpukkan buku, hahaha anisa anisa.