Kadang aku berpikir bahwa ikatan diantara kita adalah sebuah hubungan yang istimewa.
ini memang salahku, menyembunyikan ini semua darimu sejak dulu. aku hanya laki laki pengencut yang hanya bisa memarahimu sebagai ungkapan rasa rinduku, aku hanya bisa memberimu tatapan sinis sebagai ungkapan kekagumanku kepadamu, yang hanya bisa memberimu kata kata pedas sebagai bentuk kepedulianku padamu.
Dalam diam aku mengklaim kamu sebagai gadisku, sebagai bidadari paling berharga bagiku. dalam diamku selalu menyebut namamu, mendeklarasikan diri sebagai calon imammu. boleh lah kamu tertawa mendengarkan ini, karena aku memang sepengecut itu. sampai kamu akan melamar wanita. sedangkan aku membohongi perasaanku sendiri
Dua belas tahun kamu dengan mengenakan gamis berwarna hitam dan kerudung coklat muda berlari kepadamu, mencari perlindungan saat beberapa laki laki mencoba mengeroyokmu.
Kamu berkata dengan lantang "aku punyanya ahmad dia, malaikat penjagaku, yang berani menggodaku dia yang akan maju untuk menghajarmu" kamu memegang erat baju sambil berkata seperti itu, tangganmu juga ikut bergetar . aku bisa merasakan hembusan nafasmu yang kencang.
Setelah aku berhasil membuat laki laki yang menggodamu kamu selalu bilang "ahamd fajar, sang pahlawanku".
Ahmad fajar, kini kamu sudah menemukan malaikat yang baru. kamu telah menemukan pahlawan hidup yang akan menjagamu hingga nanti, tugasku sudah sampai disini, menjagamu sampai detik ini, menemanimu sampai napas ini, sekarang imamulah yang akan menggantikanku.
****
Selepas sholat magrib ahmad masih tetap menundukkan kepalanya didepan mimbar sembari mengucap seribu wirid yang keluar dari bibirnya. diiringi dengan lantunan beberapa anak yang membaca ayat suci Al-Qur'an.
"ahmad ahmad!' panggil seseorang gadis dengan nada berisik dibalik tirai pembatas saf.
laki laki dua puluh enam tahun itu tetap menunduk hanyut dalam muhajatnya. "ahamd fajar" berteriaklah seseorang memaggilnya. hingga semua yang tengah membaca ayat suci Al-Qur'an terdiam dan terahlikan pada sumber suara, begitu pula ahmad.
"maaf, maaf...." ucap maafnya sambil tersenyum malu. ahmad mendekati ketirai. dengan nada cuek dan ekspresi sangat terganggu, zaki berkata "ada apa?".
"nanti malam kerumah, ya?"
"ngapain?"
"ada sesuatu, bisakan?"
"hm" balas ahmad setelah menjadi jawabannya sepersekian detik, gadis bermukena putih berenda merah jambu itu menutupi tirai setelah mendapat jawaban dari ahmad.
Dia adalah kiya salsabila. gadis dua puluh empat tahun yang tak malu merengek kepada ahmad hanya untuk dibelikan es colat kesukaanya. gadis yang berani, menggedor jendela kamar ahmad waktu tengah malam hanya karena tidak bisa tidur. ahmad dan kiya bertetanggan, semasa kecil mereka selalu bersama. kiya yang manja dan ahamd yang cuek. dua kepribadian yang bertolak belakang.
Ahmad tidak pernah marah kepada kiya dengan polosnya kiya mengacak acak kamarnya dia juga tidak pernah marah jiak kiya menarik bajunya hanya karena merengek ingin dituruti keinginannya dan ahmad tidak pernah malu saat kiya berteriak ditempat umum hanya karena zaki tengah mencuekinya.
Baginya, kiya adalah sesuatu yang ingin rasanya menjauhinya namun tak tega untuk meninggalkannya. setiap kali ahmad kesal dengan kiya, yang dia lakukan hanyalah diam, meskipun disampingnya. sekesal apa pun ahmad terhadap kiya, ahmad tidak pernah bisa menghiraukan gadis itu.
malam itu, setelah sholat isya' ahmad diseret secara paksa oleh kiya untuk masuk kedalam rumahnya, meski ahmad sudah bilang akan kerumahnya setelah menaruh sarung, manun kiya kiranya tak sabar untuk mengajak ahmad keruahnya.
"Assalamualaikum umi...?" teriak kiya menggema diruang tamu.
Seorang ibu ibu mengenakan baju syar'i berlari kecil kearah pintu, tepatnya kearah kiya yang baru saja masuk, kiya menarik tangan uminya "dia sudah datang ?"
"Assalamualikum..."
"Waalaikumsalam" jawab uminya kiya.
ahmad yang masih tidak tau dengan apa yang terjadi, menurut saja saat tangan kiya lagi lagi menariknya. sebenarnya ahmad penasaran, namun dia urungkan niatnya untuk bertanya kepada kiya. mungkin kiya tengah mengadakan pesta kecil kecilan karena hari ini bertepatan dengan hari pertama kiya masuk kerja, pikir ahmad.
Kiya membawa ahmad menuju ruang keluarga. di sana sudah duduk abi kiya, revi adik kiya, dan keluarga lainnya. sebelum masuk ruang keluarga kiya membisiki ahmad "jadilah saksi ". ahmad mengerut kening mulutnya sudah setengah terbuka akan bertanya kepada kiya, maksud dari perkataan kiya itu. namun gadis itu lebih dulu melangkah menuju ruang keluarga.
"Ini ahmad, sahabat saya sejak kecil sekaligus tetangga depan rumah" kata kiya, memperkenalkan laki laki yang ada disamping kiya.
"Ahmad ini sudah seperti kakak bagi kiya, kemana mana pasti sama ahmad dia juga selalu manja dengan ahmad" ibun abi dan ditanggapi senyum oleh satu keluarga itu.
"mewakili ihsan, putra kedua saya. saya menyampaikana untuk menyempurnakan agamanya dengan menikahi putri anda, pak samsul" laki laki separuh baya berkecamata perasaan itu mengatakan tujuannya.
"Selama beberapa bulan ini saya menyimpan perasaan dengan anak bapak, saya menyimpan perasaan ingin melindungi putri anda dan saya ingin membahagiakan putri anda, bapak samsul" ucap laki laki samping laki laki separuh baya itu.
Ahmad mulai faham dengan situasi ini.keluarga tersebut inin mengikhbah salah satu anak pak samsul, dan ahmad beramsumsi pastinya kiya, tidak mungkin revi dia masih kanak kanak.
"bagaimana kiya?" tanya pak samsul.
tidak ada satu pun orang yang berada disitu yang kaget kecuali ahmad , laki laki yang langsung menundukan kepalanya untuk menutupi rasa kagetnya.
"dengan ridho Allah, aku menerima khitbah dari mas ihsan " jawab kiya.
malam ini gadis yang dianggap sebagai bidadarinya kini sudah menjadi milik laki laki lain, dan kini ahmad kehilangan cintanya.