“Duarr!” sebuah suara kecelakaan mobil terdengar sangat keras. Orang-orang berlarian untuk melihat apa yang sedang terjadi. Seorang sopir dan sepasang pengantin baru menjadi korban dari kecelakaan mobil tersebut. Ya, mereka adalah Otniel Jeremiah Miller dan Leah Amora Bright. Mereka adalah pasangan yang baru saja mengikat janji suci pernikahan.
Otniel masih lengkap dengan tuxedo, dan Leah dengan gaun pengantin berwarna putih tulang. Mereka hendak pergi ke Gedung resepsi. Namun nahas sebuah mobil yang melaju kencang menabrak mobil yang mereka gunakan. Salah satu warga Dublin langsung menghubungi nomor emergency yang terhubung ke rumah sakit. Tidak lama sebuah mobil ambulans datang. Semua korban kecelakaan langsung di bawa ke Rumah Sakit. Sesampai di Rumah Sakit, Jacob pria paruh baya yang bekerja sebagai dokter di Green Forest Hospital langsung mengenali siapa mereka.
“Ya Tuhan, mereka ini Tuan Otniel dan Nona Leah.” Perawat langsung menyobek pakaian mereka dengan gunting. Operasipun langsung dilaksanakan.
Pengantin wanita meninggal karena mengalami benturan yang parah di bagian otak, sopir patah tulang, sementara pengantin pria mengalami brain hemorrage yang mengakibatkan dia harus mengalami koma.
Otniel Jeremiah Miller adalah seorang pria usia 30 tahun. Anak tunggal dari Isaiah Miller dan Evelyn Burton. Mereka adalah pemilik Rumah Sakit terbesar di Irlandia yakni, Green Forest Hospital. Bukan hanya di Irlandia, rumah sakit mereka sudah tersebar di 4 negara yaitu Inggris, Perancis, Jerman, dan Korea Selatan.
Otniel menjalin hubungan asmara dengan kekasihnya bernama Leah. Setelah 5 tahun menjalin hubungan, akhirnya mereka menikah dan mengucapkan janji suci di depan Tuhan, keluarga, dan handai taulan.
Mendengar kabar kecelakaan, Isaiah dan istri langsung berangkat ke Rumah Sakit. “Apa yang terjadi?” Evelyn memukul dada suaminya dengan isak tangis dan air mata yang mengalir deras.
Dokter Jacob keluar. “Bagaimana keadaan mereka Dok?” Isaiah mendesak dokter supaya memberikan jawaban.
“Maaf Tuan, kami sudah berusaha keras. Tapi menantu Anda tidak terselamatkan. Anak Anda mengalami koma dan sopirnya patah tulang.” Evelyn berteriak histeris. Baru tadi siang mereka merasakan kebahagian karena menyaksikan pernikahan anak semata wayang, tetapi hanya hitungan jam kebahagiaan itu sirna. Evelyn tidak kuasa dan tidak bisa menerima kenyataan. Dia jatuh pingsan.
***
Seorang pemuda tinggi, rambut blonde, dan sangat maskulin, menggandeng kekasihnya masuk ke sebuah restoran. “Sayang, kamu boleh memesan apa saja yang kamu mau.” Ucap pria bernama Marko tersebut.
Wajah kekasihnya sumringah. “Benarkah?” tanyanya.
“Iya.” Jawab Marko singkat. Wanita bernama Geona itu memesan irish stew dan mocktail.
“Kamu tidak makan?” tanya Geona pada kekasihnya.
“Aku sedang tidak lapar. Melihat kamu makan saja, aku sudah kenyang.” Senyuman terukir di bibirnya yang menggoda. Marko dan Geona sudah berpacaran dari usia 18 tahun. Bahkan sekarang usia hubungan mereka sudah 2 tahun. Melihat wanitanya menikmati makanannya,
“Aaaa” Marko membuka mulut dan minta disuapi.
“Kalau lapar pesan makanan dong!” Ketus Geona. Namun dia tetap menyuapi kekasihnya itu.
“Kapan lagi kamu akan menyuapi aku seperti ini. Aku pasti merindukan suapan kamu.” Jawaban Marko membuat Geona terdiam dan meletakkan pisau dan garpunya.
“Apa maksud dari perkataan kamu?” raut wajah Geona serius dan dia menatap wajah Marko.
“Papa menyuruhku berangkat ke London. Mereka ingin aku meneruskan Pendidikan di sana.” Tidak ada semangat di wajah pria itu.
“Kamu akan meninggalkanku?” Air mata mulai memenuhi kedua bola mata indah Geona. Geona adalah wanita berparas cantik, rambut panjang berwarna coklat, lensa mata berwarna biru. Selain wajah yang cantik, hatinyapun cantik dan tidak pernah mengecewakan keluarga ataupun kekasihnya.
“Aku tidak akan meninggalkan kamu. Aku akan mengunjungi kamu sekali sebulan. Setelah aku lulus, aku akan menikahi kamu.” Marko mengucap janji.
“Kenapa harus di London? Di sini juga banyak universitas kedokteran yang bagus.” Geona tidak rela jika kekasihnya pergi jauh.
“Sayang, kamu tahu sendiri universitas of Cambridge adalah kampus terbaik untuk para calon dokter. Aku ingin membuktikan kepada papa kamu kalau aku bisa menjadi dokter yang hebat seperti beliau. Keluargaku juga menginginkan hal itu. Bahkan orang tua aku ingin menyaingi Green Forest Hospital tempat papa kamu bekerja.” Mendengar alasan Marko, Geona menghela nafas.
“Baiklah. Tapi kamu janji akan menghubungiku setiap hari, pulang setiap bulan, dan tidak berselingkuh di sana!” Dengan terpaksa namun menyetujui Geona memberi beberapa peraturan.
“Iya sayang. Kamu tahu sendiri jika 2 tahun ini aku tidak pernah berselingkuh. Nanti aku juga ingin berpamitan pada keluarga kamu.”
Geona, adalah anak sulung dari dokter Jacob Northman. Jacob Northman adalah seorang dokter ahli bedah di Green Forest Hospital. Jacob menikahi wanita bernama Aster. Dari pernikahannya dia mendapatkan tiga orang anak. Geona Zerlinda Northman, dan anak kembar berjenis kelamin berbeda dengan nama Daphnee Northman dan Daven Northman. Geona ingin sekali menjadi seorang therapeutic play practitioner. Jika ayahnya mengobati penyakit fisik, maka dia ingin mengobati orang dalam hal emosi dan interaksi sosial.
***
Keluarga besar Otniel dan keluarga mertuanya sedang mengantarkan jasad sang istri ke rumah duka. Sementara Otniel hanya berbaring di atas tempat tidur rumah sakit tanpa bisa berbuat apa-apa. Jacob meminta bantuan para ners untuk memindahkan Otniel ke ruang vvip. “Kasihan sekali kamu Nak. Kamu kehilangan istri kamu tepat di hari pernikahan kamu. Saya harap kamu tetap kuat. Kamu harus bertahan.” Jacob memandang wajah pasiennya dengan perasaan iba.
Jacob kembali ke rumah. Dia langsung disambut oleh istri tercinta. “Kamu pasti lelah.” Aster mengambil alih tas dan jas putih yang ditenteng oleh suaminya.
“Namanya bekerja pasti lelah. Tapi setiap pulang ke rumah, rasa lelah saya seakan hilang.” Senyuman dia berikan kepada istrinya.
“Anak-anak sedang menunggu kamu. Besok Marko akan berangkat ke London. Dia ke sini ingin meminta ijin kepada kita.” Jelas Aster.
Jacob berjalan ke dapur. “Wah pada sibuk nih.” Suara Jacob memecahkan suasana.
“Daddy sudah pulang?” Daphnee putri bungsunya menghampiri.
“Malam Paman.” Sapa Marko.
“Malam juga. Besok kamu mau berangkat ke London?” Jacob yang tidak suka basa-basi langsung bertanya.
“Iya Paman. Saya ingin menjadi menantu idaman. Jadi saya harus berangkat ke sana.” Jawaban Marko membuat Jacob tersenyum dan wajah Geona bersemu merah.
“Bagaimana hari ini? Daddy melakukan operasi lagi?” tanya Daven kembaran Daphnee. Daven selalu bertanya keseharian Jacob di rumah sakit, karena kelak dia ingin menjadi dokter mengikuti jejak ayahnya.
“Hari ini rumah sakit sedang berduka. Kalian tahukan Tuan Isaiah pemilik Green Forest Hospital? Anaknya mengalami kecelakaan dan sekarang lagi koma.” Jacob bercerita.
“Tunggu Dad, bukannya hari ini pernikahan anaknya Tuan Isaiah? Dan beliau hanya punya satu anakkan?” tanya Geona dengan mengerutkan dahinya.
“Iya sayang. Anaknya mengalami kecelakaan ketika menuju Gedung resepsi. Bahkan istrinyapun meninggal.” Sambung Jacob.
“Ya Tuhan, kasihan sekali.” Geona terkejut sampai menutup mulutnya yang terbuka.
5 TAHUN KEMUDIAN
Pria dengan tinggi 187 cm, rambut model slick back berwarna coklat, dan lensa mata berwarna hijau kebiru-biruan sedang memasuki rumah sakit yang bernama Green Forest. Balutan jas warna abu-abu membuat pria ini semakin macho dan berkharisma.
“Selamat pagi Tuan.” Resepsionis wanita menyapanya. Dia adalah Otniel Jeremiah Miller. 3 bulan setelah peristiwa kecelakaan dia sadar dari koma. Sempat mengalami depresi berat. Namun berkat bantuan dari seorang psikolog, diapun berhasil bangkit dari keterpurukannya.
Semenjak kejadian kecelakaan, Otniel menutup diri dari yang Namanya wanita. Baginya pernikahan hanya sekali. Dia tidak ingin menikah lagi karena dia takut akan kehilangan lagi. Kedua orang tuanya berusaha memperkenalkan beberapa wanita namun tidak satupun yang bisa menyentuh hatinya. Kini dia menjabat sebagai direktur utama Green Forest Hospital.
Di usia 35 tahun, dia terlihat sangat matang dan kharismatik. Bahkan banyak wanita yang mendekatinya. Termasuk adik dari almarhumah istrinya.
“Siang Niel, aku bawa makan siang. Aku masak sendiri lho.” Seorang wanita berbadan tinggi, langsing, rambut abu dan mata berwarna perak memasuki ruangannya dan mendekatinya.
“Aku sedang bekerja. Sebaiknya kamu pulang saja.” Otniel fokus pada laptopnya.
“Sampai kapan kamu akan seperti ini? Ini sudah 5 tahun lho!” tanya wanita bernama Abby. Abby lebih muda 2 tahun darinya.
“Harusnya kamu sadar sedang berbicara dengan siapa! Aku suami dari kakak kamu. Apa kamu lupa kalau aku adalah pria yang sudah menikah.” Otniel melihat wajah Abby dengan tatapan tajam.
“Tapi aku sudah lama menyukai kamu.” Abby mengabaikan penolakan secara tidak langsung dari Otniel.
“Sekarang kamu pulang, aku tidak mau melihat wajah kamu. Jangan lupa membawa makanan ini juga.” Otniel menunjuk rantang yang dibawa oleh Abby.
“Kamu sangat menyebalkan!” Wanita itu keluar dengan rasa kesal.
BERSAMBUNG