PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Istri Kedua I Know

Istri Kedua I Know

Penulis:Quen_lilac

Berlangsung

Pengantar
Aku, Larisa salsabila akhirnya memutuskan menikah dengan bosku, Aditya Prabowo mahendra. Walaupun pernikahan ini hanya pernikahan kontrak yang mana aku harus melahirkan anak untuk penerusnya aku bahagia dan aku tak pernah keberatan walaupun harus menjadi istri kedua karena satu alasan terbesarku menerimanya adalah karena aku mencintainya dari pertama kali aku melihatnya, semuanya berjalan lancar untuk hidupku setelah aku menikah dengannya dan karirku terutama hingga aku menyadari kehamilanku dan dia membawaku ke rumah istri pertamanya. Bagaimana kelanjutan kisahku?
Buka▼
Bab

Aku menatap dari kejauhan wajah dingin yang berjalan mendekat ke arahku.

Pria tampan dengan aura pemimpin yang melekat kuat dari ketegasan wajahnya.

Mataku tak sedikitpun berpaling memperhatikan setiap sudut wajah itu yang perlahan mulai mendekat ketempat aku berdiri menunggunya.

Tak ada senyuman hanya wajah datar dengan rahang tegasnya saja yang menyapaku yang membuatkupun juga ikut diam tanpa berkata sepatah katapun.

Aku ikuti langkah kakinya memasuki unit apartemen yang sudah satu bulan ini aku tinggalin.

“ silahkan di minum! Saya akan siapin air mandi untuk bapak lebih dulu!”

Aku melangkah meninggalkan pria itu, aku sudah paham Dengan setiap perilakunya tanpa harus menunggu jawaban aku akan pergi meninggalkan pria itu disana sendiri dengan segelas teh hangat yang menjadi kesukaannya.

Bergegas aku menyiapkan air hangat untuk dia mandi, ini sebagai rutinitas yang harus aku kerjakan di setiap hari rabu jumat dan sabtu sesuai perjanjian dalam kontrak yang telah kami sepakati sebelum kami menikah.

“ sudah selesai!”

Suara bariton itu mengagetkanku dalam lamunan sekilasku. Serta pelukan hangat yang dia lakukan dari belakang tubuhku membuat tubuhku sedikit meremang tak jarang dia memberikan sedikit kecupan di daerah sana.

“ sudah, mandilah lebih dulu!” titahku sembari melepaskan lingkaran tangannya dari tubuhku.

Tangan itu berhasil menggapai tanganku ketika baru saja kakiku berjalan beberapa langkah menjauh darinya.

“ mandi bersama, please!” ungkapnya.

Aku masih berdiri membelakanginya. Entah apa yang aku rasakan setiap kali ajakan ini dia ucapkan, bahagia sudah pasti istri mana yang tak bahagia ketika suaminya mengajaknya mandi bersama.

Aku tersenyum simpul sambil membalikkan tubuhku.

“ Oke!” jawabku dengan senyum simpul milikku.

**

“ lo sadar ngak sih kalau sih lar status lo!” Omelan diana berhasil mengalihkan atensiku.

Sudah berapa kali pertanyaan ini keluar dari dalam mulutnya, bahkan dari sebelum aku dan aditya probowo mengikrarkankan janji pernikahan.

“ Cukup deh clar, jangan berlebihan! Gue dan aditya itu udah 1 bulan nikah dan pertanyaan lo masih sama aja! Heran deh! Ngak ada apa pertanyaan lainnya? Lo bisa tanyakan kapan gue hamil anak dia atau bantu doa gitu biar gue cepat2 bisa hamil agar aditya punya penerus dari rahim gue!” omelku kembali kepada clara yang masih berkacak pinggang berdiri di depanku

“ Ya,, ya,, ya,,! Gue tau lo nikah sama Aditya dengan syarat itu, tapi lo juga harus sadar, Aditya itu bukan pria lajang yang nikahin lo dia udah punya istri dan lo juga harus tau siapa istrinya bukan orang sembarangan lar!”

Aku menatap jengah ke arah clara kemudian mengalihkan pandangan mataku ke arah lainnya, rasanya aku enggan sekali adu argumen Dengannya karena hampir setiap hari hanya permasalah ini yang dia bahas, aku enjoy dengan statusku saat ini bahkan aku bahagia.

Bagaimana tidak uang bulanan tanpa batas yang di berikan Aditya kepadaku bahkan aku masih tetap santai bisa bekerja di perusahaannya bergaul dengan siapapun tak ada larangan sedikitpun, dia membebaskanku dari aturan rumah tangga, aku juga ngak perlu repot-repot masak tugasku hanya melayaninya ketika dia datang . Siapa sih yang ngak mau di posisiku saat ini? Aku rasa hampir semua wanita zaman sekarang menginginkannya, ngak harus menjual diri ke om-om statusku ini sah kok walaupun aku dan aditya hanya nikah siri.

“ lar,,,”

“ stop clara! Gue capek debat masalah ini terus ama lo, gue enjoy gue happy ngak ada yang kurang dari hidup gue coba lo ngerti dengan gue sekarang!” okey!” pintaku dengan sangan memohon kepadanya yang masih setia berdiri disana tanpa ada niat buat beralih sedikitpun.

Pembicaraan kami terhenti, terasa hening seketika debatan yang sedari tadi di perdengarkan mereda seketika hanya suara rintikan hujan yang terdengar di dalam ruangan kecil itu, ruangan privasi milik clara di salah satu caffe miliknya. Clara juga bukan orang sembarangan dia anak dari salah satu Jendral bintang 3 angkatan laut bahkan dia memiliki beberapa caffe di tanah air yang membuatnya sukses menjadi pengusaha muda berbakat.

“ Oke, untuk kali ini gue berusaha percaya ama lo, lar!” clara akhirnya mengalah untukku, akhirnya aku bisa lega karena aku juga lelah main teriak-teriakkan sama dia.

“ Thanks, Clara!” aku memeluk erat tubuh sahabat baikku itu, Cuma Clara lah yang aku punya, tak ada siapapun lagi, setelah kebakaran hebat di area pemukimanku 10 tahun lalu membuat kedua orang tuaku beserta adik-adikku meninggal. Clara yang memberikanku tempat tinggal serta papanya membayar semua biaya sekolahku hingga aku bergelar sarjana.

Ddrreettt,, drett

Aku melepaskannya pelukan ini dan secepat kilat mengambil ponsel milikku yang berada di atas meja, nadanya yang sengaja aku stel berbeda dari yang lain yang menandakan.

Aku meminta Clara diam sejenak dengan kode jari yang ku letakkan di bibir.

“ dimana?”

Kalimat itu yang langsung terdengar ketika aku meletakkan ponsel pintaku di telinga sebelah kananku.

“ 20 menit lagi saya sampai! Bersiaplah!”

Tut

Panggilan itupun mati tanpa sempat aku memberikan jawaban, bagiku itu sudah biasa, bukannya dia tidak tau aku berada dimana pasti dia sudah tau karena dia meletakkan alat pelacak di ponselku hanya saja dia tak ingin melihatku tampil biasa saja ketika menyambutnya, syarat selanjutnya yang dia beri aku harus tampil cantik dan paling penting itu wangi ketika melayaninya.

“ Clar, gue balik ya!” aku mengambil tasku dan meletakkan ponselku ke dalamnya.

“ laki lo pulang?” pertanyaan clara sembari mengikuti langkah kakiku keluar dari ruangannya.

“ hhmmm,,!”

“ Gue harus mandi dan siapin diri dulu buat layani dia!”

Seketika ku menghentikan langkah kakiku dan membalik menghadap ke arah clara yang sudah menghentikan langkahnya lebih dulu.

“ uppss,, gue lupa kalau lo masih jomblo jadi ngak akan ngerti!” ejekku sembari tertawa lepas.

Aku melangkahkan kakiku dengan cepat

“ anjay! Awas lo ya lar! Gue nikah entar gue kirimin video malam pertama gue ama lo!” pekik clara karena larisa sudah berjalan jauh menuju ke arah mobilnya meninggalkannya di depan pintu caffenya

Aku tersenyum lebar tanpa menoleh sedikitpun Ke arah clara agar tak memperlambat waktu karena suamiku yang telah lebih dulu berada di jalan menuju ke apartemen.