PopNovel

Baca Buku di PopNovel

In Silence I Love You

In Silence I Love You

Penulis:Fitri Queen

Berlangsung

Pengantar
Kisah antara Fiqra dan Fandi Hadinata. Sebuah kisah cinta yang tidak terungkap berawal saat mereka masih duduk di bangku SMA. Hingga perpisahan pun datang diantara mereka. Membuat mereka sama-sama menyesal karena mereka tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaan cinta yang mereka miliki. Mereka pun akhirnya dipertemukan kembali. Namun sayang, disaat mereka bertemu Fandi harus menerima kenyataan kalau ia harus menerima perjodohan dengan wanita pilihan kedua orang tuanya. Mampukah Fandi dan Fiqra mengungkapkan perasaan cinta mereka yang masih tersimpan. Atau mereka hanya mampu mencintai dalam diam. Saksikan kisahnya dalam cerita In Silence I Love You.
Buka▼
Bab

Fiqra, gadis berusia 16 tahun yang memiliki sifat ceria. Saat ini Fiqra sangat senang karena ini merupakan awal baru ia masuk sekolah setelah menjalani libur panjangnya.

Dengan semangat baru Fiqra melangkah kaki menuju kelas baru. Tapi tiba-tiba-.

Bruk!

"Adu maaf gue nggak sengaja, lho nggak kenapa-napa kan?"

"Hmm."

"Lha tu org kok pergi. Bodo ah, mending gue ke kelas baru." Pikir Fiqra dalam hati.

"Fiq sini duduk disebelah gue."

"Maria! Lho di kelas ini juga?"

"Ia kita satu kelas Fiq."

"Terus Rosa sama Devi satu kelas juga nggak ya sama kita?"

"Hai Fiaderoma cs kita ketemu lagi, yang pasti sekarang kita satu kelas dong." Ujar Rosa penuh semangat.

"Beneran Ros?"

"Iya, tanya tu si Dedev klo nggak percaya?"

"Beneran Dev?" Tanya Fiqra antusias.

"Yoi dong Fiq." Jawab Devi dengan mengedipkan kedua matanya kearah Fiqra.

"Ya udah, kalian berdua duduk dibelakang gue dan Fiqra aja ya, ni ada bangku kosong." Tawar Maria kepada Rosa dan Devi.

"Sip dech mar." Ujar rosa dan devi berbarengan.

"Ih gue senang banget dech, kita berempat bisa satu kelas lagi." Ucap Fiqra kepada ketiga sahabatnya itu.

"Iya Fiq, sepertinya tuhan berpihak kepada kita kali ini. Semoga kita berempat tidak terpisahkan, ok guys."

"Ok dech sist." Jawab mereka dengan penuh semangat.

"Hai Fan lho dikelas ini juga?" Tanya Robi ketika melihat seorang Fandi Hadinata datang ke kelasnya.

Fandi merupakan cowok dingin namun cukup dikagumi oleh kaum hawa disekolah karena ketampanannya.

"Iya Bi, sepertinya kita satu kelas." Jawab Fandi datar.

"Ya udah sini lho, duduk dengan gue aja, bangku gue masih kosong. Kayaknya ini bangku khusus buat lho dech." Ucap Robi dengan cengiran khasnya.

" Ok dech Bi, thanks ya."

"Santai aja bro." Ucap Robi dan mempersilahkan Fandi untuk duduk disampingnya.

"Who is he ? Diakan cowok yang gue tabrak tadi waktu gue mau ke kelas. Jadi gue berada di kelas yang sama dengan dia. Memangnya dia siapa? Kenapa gue baru ngeliatnya sekarang? Apakah mungkin dia anak baru ya? Hmm. " Sejenak Fiqra melamun, sambil memikirkan laki-laki yang kini duduk tak jauh dari kursinya.

"Woi, lho ngelamun apaan si Fiq?"

"Hmm, nggak mikirin apa-apa kok Mar. Gue cuma lagi senang aja kita berempat bisa satu kelas lagi."

"Beneran lho Fiq mikirin kita, atau jangan-jangan lho lagi falling in love ya? Sama siapa? Cerita sama gue Fiq jangan malu-malu." Ucap Maria menggoda Fiqra yang disambut dengan tawa oleh Rosa dan Devi.

"Udah ah Mar jangan ghibah, ini masih pagi lho. Mendingan kita ke kantin aja yuk gue belum sarapan pagi tadi, laper ni."

"Dasar lho alasan, bilang aja perut lho karet."

"Ya uda Mar klo lo nggak mau jangan bawel. Ros, Dev temenin gue kantin yuk." Ucap Fiqra dengan memelas.

"Sory Fiq, tadi kami baru habis dari kantin, entar siang aja ya, masih kenyang ni." Ucap Rosa dan Devi pun ikut mengangguk.

"Lho betiga emang nggak cs, ya udah gue pergi sendiri aja."

"Eh Fiq awas!" Ucap Maria memberi peringatan.

"Ha apaan Mar!" Tiba-tiba saat Fiqra membalikkan badan.

"Bruk! Aw!" Gue pikir body gue bakal nyium lantai, tapi untung lah ada yang meluk pinggang gue dari belakang. Pikir Fiqra dalam hati. Tapi ups! Tungggu dulu, enak aja tu orang meluk-meluk gue. Dengan semangat 45 Fiqra berniat untuk ngelabrak tu orang.

"Hey lho!" Fiqra sedikit kaget melihat siapa laki-laki yang telah berani memeluk tubuhnya.

"Apa?" Kamu lagi, hmm."

Dia mendengus dengan wajah datar, melepaskan tangannya dari tubuh Fiqra, lalu pergi meninggalkan Fiqra yang masih bengong dengan sedikit salah tingkah.

Fiqra pun dengan reflek berteriak. "Eh lho makasi ya." Tapi Fandi tidak menghiraukan teriakan Fiqra, ia terus berjalan dengan wajah datarnya.

Ya, laki-laki itu adalah Fandi Hadinata. Laki-laki yang tidak sengaja ditabrak Fiqra saat hendak menunjukkan kelas.

"Kok dia nggak dengerin gue, sombong banget. Tapi kok jantung gue." Tiba-tiba Fiqra memegang dada sebelah kirinya.

"Hey Fiq! Lho nggak kenapa-napakan!" Seru Maria, Rosa dan Devi bersamaan.

"Hmm nggak, gue nggak apa-apa. Tenang guys gue baik-baik aja kok."

"Beneran Fiq, tapi kenapa lho megangin dada lho ? Emangnya dada lho sakit?" Tanya Devi sedikit cemas.

"Nggak kenapa-napa kok Dev, ini cuma gerakkan reflek aja, hee."

"Oh syukurlah Alhamdulillah." Ucap teman-teman Fiqra bersamaan.

"Lagian mana mungkinkan gue cerita kalau jantung gue lagi nggak baik gara-gara gue nabrak tu cowok. Bisa-bisa gue entar jadi bahan olokan mereka." Fiqra bermonolog dalam hati dan merasa bersyukur karena teman-temannya tidak ada yang curiga.

"Eh ngomong-ngomong, siapa tu anak? Kok gue baru liat dia disekolah, murid baru ya?" Tanya Fiqra penasaran.

"Itu kan Fandi Hadinata, masa lho nggak tau si Fiq." Jawab Rosa santai.

"Hello Fiqra! Lho kemana aja, Sampai-sampai sama si kutu buku lho nggak kenal." Kali ini Devi angkat bicara.

"Kutu buku, maksudnya." Tanya Fiqra sedikit tidak mengerti.

"Itu si Fandi, diakan si kutu buku, jadi kalau mau cari dia, tinggal lihat keperpustakaan pasti ada."

"Betul tu yang dibilang Devi. Lagian Fandi itukan siswa terpintar, dia itu juara umum lho waktu kita di kelas X. Kebangetan kalau lho nggak tau Fiq."

"Ya waktu itu gue kan nggak sekolah Mar, mana gue tau dia juara umum. Lagian kelas di sekolah kita kan banyak, otomatis muridnya juga banyak. Mana gue hapal wajah mereka satu persatu." Ucap Fiqra membela diri.

"Iya dech Fiq, lho kan orangnya cuek mana peduli lho sama si Fandi makanya lho nggak kenal. Ya udah yuk gue temenin lho ke kantin, entar lho pingsan lagi gara-gara nggak sarapan."

"Adu Ros makasih banget lho uda mau nemenin gue, lho emang my the best friend dech, muach."

"Apa'an si lho Fiq cium-cium." Ucap Rosa sambil mengelap pipinya yang dicium oleh Fiqra.

"He, maaf ya udah Ros ayuk kita cepetan ke kantin, nanti keburu bel masuk." Ajak Fiqra sambil menarik tangan Rosa.

"Tu liat temen lho tu Mar lebay banget."

"Teman lho juga kali Dev." Balas Maria sambil geleng-geleng kepala melihat kepergian dua sahabatnya.

Ditempat lain.

"Kok dia lagi, dia lagi. Pagi ini sudah dua kali dia nabrak saya, hmm. Who is she? Kok saya baru ngelihat tu cewek sekarang ya, dasar cewek aneh." Ucap Fandi dalam hati sambil meneruskan langkahnya.

Bersambung.