PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Hate Me Love Me

Hate Me Love Me

Penulis:Daya Deyana

Berlangsung

Pengantar
Cinta Klarissa Sugandi tak pernah menyangka bisa menikahi Senior yang sangat dicintainya semasa awal kuliah dulu. Dion Mandraditya, seniornya di kampus dulu yang saat ini menjabat posisi CEO di perusahaan Ariesta Sapta terkenal sebagai pria yang galak dan terkenal temperamen. Namun karena mereka dijodohkan dari kecil, mereka terpaksa menyetujuinya namun dengan membuat perjanjian kontrak nikah terlebih dahulu Ketika akad akan dikumandangkan, Dion mengetahui sesuatu yang membuatnya ingin meledak. Ternyata Cinta adalah Wanita yang menolak Arga sahabatnya, yang menyebabkan pria itu meregang nyawa. Sikapnya yang sudah dingin, semakin bertambah dingin, dan hal itu tak mudah dilalui oleh Cinta. Dan, akankah rasa cinta yang dirasakan Cinta Klarissa masih sama untuk Dion, setelah semua perbuatannya yang selalu semena-mena padanya? Penasaran? Yuk, baca yuk ^_^…
Buka▼
Bab

Triiing!

Sepeda kebanggaan Cinta Klarissa telah siap dikayuh. Hari panjang dan penuh kerja keras akan kembali Dia lewati demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah yang akan dia pakai untuk biaya kuliahnya.

Membawa pergi sepedanya menuju tengah kota bogor. Mulutnya mengerucut, bersiul menyanyikan lagu favoritnya sambil mengayuh sepeda menuju tempat kerjanya yang di pinggir kota Bogor

mendekati bukit

.

Akhirnya setelah sekian lama mengumpulkan uang, tabungannya telah mencapai target. Dan bila tahun depan sudah terkumpul ataupun melebihi, dia akan mengajukan kuliah di kota Bogor ini.

Rasa bahagia dan semangatnya semakin bertambah, karena pendapatan bulan ini lebih besar dari bulan lalu. Lembur menjaga salah satu Kakek yang cukup dekat dengan pengurus Yayasan, membuatnya mendulang rupiah, meski sebetulnya Dia sukarela menjaganya.

Sebenarnya Cinta bukannya tidak bisa kuliah, empat tahun yang lalu Dia berkuliah sebagai seorang mahasiswa ilmu komunikasi di Jakarta. Karena Perusahaan Kakeknya bangkrut, Dia jadi tidak bisa melanjutkan kuliahnya saat itu. Bahkan setelah itu, Dia hidup morat-marit bersama sang kakek hingga dua tahun yang lalu. Dan, Sang Kakek pun akhirnya meninggal dua bulan lalu. Beliau meninggal dengan tenang setelah semua hutang mereka semua terbayar. Bukan Kakek yang membayarnya namun orang asing. Ketika Cinta bertanya pada pihak bank siapa yang membayar, mereka malah bersikeras menyembunyikan identitas sang pembayar.

Masalah tidak berakhir sampai disitu, Cinta tetap harus menghidupi dirinya sendiri dan berjuang mengumpulkan melanjutkan kuliahnya yang waktu itu hanya berumur satu tahun.

Kayuhan sepedanya kini berhenti di lampu merah, Gadis berambut sebahu itu mengedarkan pandangannya kesekitar memandang orang-orang yang berkendara jauh lebih bagus darinya. Memang, jarang sekali penduduk yang menggunakan sepeda untuk hilir-mudik aktivitas, tapi Dia tak mempermasalahkannya. Dia tak membeli motor karena tabungannya cukup berharga untuk sekedar dipersembahkan pada sebuah motor.

Ting! Lampu hijau menyala, saatnya melanjutkan perjalanan yang masih panjang ada nya.

terrrtt..terrrtt..terrrtt...

Smartphonenya yang ada disaku Cinta bergetar, sehingga Cinta harus menepi kesisi trotoar untuk mengangkat teleponnya. Alana Malika, teman sekaligus pemilik kafe di tempatnya bekerja

keduanya

menelepon. Tanpa melihat sekitar dan memastikan tempatnya parkir adalah tempat yang aman dari hal-hal tak wajar, dia mengangkat teleponnya. "Halo Alana!" jawabnya.

"Kamu lagi apa Ta?" tanya Alana dengan cepat dari telepon.

"Aku? Aku dalam perjalanan kepanti jompo"

"Oh iya Kamu lagi kerja" ucap sang pemberi gaji keduanya itu, sepertinya Dia bingung. "Tapi kok suara Kamu kayak di jalan?" tanyanya lagi, Dia pasti mendengar suara bising jalan dari telponnya.

"Iya nih memang di tengah jalan. Ohya,.. ada apa menelpon?"

"Eung... itu... Tadinya kalau Kamu tidak kerja di panti jompo... Aku pengen manggil Kamu kerja"

"Kerja?" Setahunya jadwal kerjanya adalah besok sekaligus ambil gaji. "Mm, gimana ya.., Aku udah janji sama Bu Citra tidak cuti hari ini. Memangnya siapa yang gak kerja?" Sebetulnya Cinta tak enak, tapi Dia juga tak bisa apa-apa.

"Jimmy... Dia tiba-tiba demam..." ucap sang Pemilik Cafe. Cinta menempelkan jari jemarinya pada bibirnya. Hal itu biasa dilakukan kalau Dia bingung.

"Nggak papa.. Aku coba nanganin dulu sendiri deh..."

"Kamu kan nggak bisa nanggung sendiri?" Cinta jadi kasian juga bila tiba-tiba begini.

"Gapapa" Alana juga tidak bisa apa-apa, Karyawannya memang hanya berempat. Jimmy, Cinta, Andry, dan Dea. Kadang bila sibuk Pemilik kafe itulah yang lebih bekerja seharian. Pada hari liburnya di panti jompo, Cinta juga membantunya jaga seharian agar salah satu temannya libur.

Dari jauh, arah lampu merah tadi, sebuah Land Cruiser hitam melaju dengan kecepatan tinggi tanpa memperhatikan sekitarnya. Mobil itu seperti berusaha untuk tidak terhenti lampu merah, dan lebih memacu kecepatannya.

Disisi jalan tempat Cinta menepi, dan berjarak dua meter disebelahnya terdapat sebuah genangan kecoklatan tampak sering ditrabas. "Yaudah kalau gitu... semoga aman ya.." Dia lalu menekan tombol selesai.

Brrruuusssssh!

Land Cruiser itu menyambarkan Cinta air coklat lumpur, membasahi Smartphonenya dan bajunya. "A....apa?" syok dengan mulut terbuka, Cinta tersadar dengan mata membelalak. Dia menatap Smartphonenya tanpa sempat bernapas, lalu menyaksikan bajunya yang sudah bercampur coklat. "....Ya ampunnn. Ini...ini bajuku satu-satunya yang tidak kucuci hari ini…!" Gerutunya. Rasanya beberapa menit yang lalu harinya baik-baik saja, namun gara-gara pengemudi itu...

Akh..!

Cinta lalu mengerahkan kekuatannya mengejar Lancruiser sialan itu sembari melihat plat mobilnya. "D 1025 ION.." Cinta menghafalkan nomor pelat yang tertempel pada bagian belakang mobil itu. Dia berjuang keras mengejarnya namun mobil itu tentu lebih cepat darinya. "Ah..hahh...hah..." Dia kecapekan, dan menyerah mengayuh sepedahnya.

Sambil terengah-engah, tangannya menyapu rambutnya dan berkata. "Astaga basah semua ini..." sekali lagi melihat bajunya yang sudah basah dan Smartphone yang untungnya masih bagus dipakai. Baju pink mudanya kecoklatan berkat lumpur yang dikibaskan oleh Land Cruiser merah itu.

"Kalau ketemu ... Ah.. sial! Kenapa bisa begini sih? Gimana Aku mau kerja coba?" Dia mendesah. “Sialan. Semua ini gara-gara, Land Cruiser hitam itu.”

***