PopNovel

Baca Buku di PopNovel

When You Fallin Love

When You Fallin Love

Penulis:A M S

Tamat

Pengantar
Libby dan Maggie adalah sahabat kecil tanpa dia duga menikam Libby. Diam-diam Maggie menjalin hubungan dengan Raka. Raka, tunangannya di rebut, lalu dia mencampakkan Libby. Libby frustasi dan gila. Restu bos dingin dan ketus mengincar Libby, membuatnya bingung dengan sikapnya, akankah Libby membuka hati dan benar-banar Jatuh Cinta dengan Restu??
Buka▼
Bab

Semilir angin malam berhembus menerpa empat orang pria yang tengah asyik mendrible bola basket ditaman.

Tiga dari empat orang tadi masih mengenakan atribut kerjanya. Beberapa Blok dari taman ini ada sebuah jalan raya yang menuju sebuah apartment.

Libby berjalan gembira membawa beberapa bungkus makan malam. Dia menuju apartment Raka.

Kakinya terhenti saat melihat Maggie, sahabatnya, di antar oleh Raka keluar dari apartment milik Raka.

Jantung Libby berdebar hebat, matanya menatap tak percaya ketika melihat Raka mencium Maggie dengan mesra.

Libby tepat di hadapan mereka, bungkusan makanan yang dia bawa berjatuhan, membuat mereka terkejut,  Libby menutup mulutnya, menggeleng tidak percaya menyaksikan sebuah penghianatan di hadapannya, berbalik dan ... 

"Libby!.  Aku bisa jelaskan!," teriak Raka, namun Libby tidak mendengarnya, dia terlanjur berlari, menangis meninggalkan mereka.

Libby terus berlari tanpa arah, kakinya berbelok ke arah taman, Libby bertabrakan hingga tubuhnya terjatuh ... 

"Kamu, baik-baik saja ...," tangan seseorang terulur membantu Libby bangun.

"Mmm ..., Aku baik-baik saja ..." Libby berbicara menahan tangisnya, tapi wajahnya masih bercucuran airmata meninggalkan mereka.

Mereka hanya menatap kepergian Libby. 

***

Di apartmentnya,

Libby Langsung mengurung diri di kamar mandi, ia tidak memperdulikan ponselnya yang terus berbunyi dari dalam tas.

Di kamar mandi Libby menyalahkan shower, membiarkan air turun di kepalanya. Libby menangis, di keterpurukannya terlintas semua ucapan Nida teman sekantornya, yang memperingatkan dirinya tentang kedekatan Raka dan Maggie, Nida menuduh mereka berselingkuh. 

Hati Libby ber tambah sakit ketika melihat jari manisnya telah melingkar sebuah cincin, dan Libby masih belum mempercayainya ... 

***"

Libby terbangun.

Ia tertegun sesaat, merasakan tubuhnya yang terasa remuk. Ponselnya terus berbunyi, dengan malas ia meraih tasnya, melihat nomor yang memanggil, saat dia tahu dari kantor nya, ia bangkit dari tempat tidur,  masuk ke kamar mandi, dan melemparkan ponselnya ke tempat tidur.

Libby lupa. Hari ini di kantor ada rapat pengalih jabatan pada putra pemilik perusahaan yang baru kembali dari London.

Saat menyisir rambut, mata Libby melirik jari manisnya yang masih tetap melingkar sebuah cincin. Perlahan dengan pasti tangan satunya melepaskan cincin tadi dan meletakkannya di atas meja rias.

Hati Libby hancur, dia masih belum bisa menerima kejadian semalam.

Sampai di depan kantor, 

Libby membawa banyak berkas, menyebrang dan setengah berlari memasuki gedung kantornya,

sebuah mobil yang berbelok kearah Libby hampir menabrak Libby. Pengendara mobil dengan cepat menginjak rem, Libby yang kaget membuat semua berkas yang dipegang di tangannya berceceran.

Pengendara mobil keluar dan membantu Libby membereskan berkas, pengendara mobil sempat melirik berkas tadi,

sedangkan Libby hanya fokus membereskan sisa berkas lain yang masih berceceran, tanpa melihat pengendara mobil tadi ... 

"Terima kasih!. Maaf, saya yang salah waktu berbelok tidak melihat jalan" Libby yang meminta maaf berulang, sambil menerima sisa berkas yang di bereskan orang tadi, dan Libby pun segera pergi dengan berlari.

Orang tadi hanya bisa menatap kepergian Libby penuh arti.

"Akhirnya datang juga ...., gue panik nunggu-in elo, sudah telpon tidak di angkat ...,huh ..., untung orangnya belum datang. Mana berkas-berkasnya, sini biar gue bawa duluan ke ruang rapat!." Nida yang sudah menunggu kedatangan Libby sambil mondar-mandir di depan lift.

"Sorry ...ya Nid, gue bukan sengaja." Libby langsung menyerahkan berkas tadi.

"Ok, ok!. Yang penting sekarang kita harus bergabung dengan yang lain, mereka sudah menunggu, jangan lupa presentasi sebaik mungkin," Nida mengingatkan dan bergegas ke ruang rapat.

Di dalam ruangan semua sudah menempati posisi masing-masing, kebetulan posisi bangku Libby di samping bangku-nya bos.

Tidak lama terdengar pintu di buka, kami semua langsung berdiri, bos besar yang benar-benar bertubuh serba besar masuk dengan seorang pria yang well ..., untungnya benar-benar berbeda dengannya .... 

"Perkenalkan, ini putra saya, Restu Mahendra, selamat bekerja sama," Bos Besar memperkenalkan pria di sebelahnya, lalu,

"Mohon bantuan dan kerjasamanya semua," terdengar sopan, kemudian bos besar memperkenalkan kami satu per satu, lalu Libby yang mempresentasikan isi berkas tadi.

Yang Libby tidak sadar, sejak Restu masuk ke ruangan matanya langsung tertuju kepadanya.

Di meja kerjanya,

Setelah rapat usai, Nida menghampiri Libby yang terlihat lesu dan tidak bersemangat.

"Sssttt ....," Libby hanya melirik.

"E-lo lihatkan, ternyata anak nya bos kita ganteng banget!. Huh ..., kalau saja belum ada Robby, dia pasti sudah Aku gaet!." Nida bergosip, namun Libby masih saja cuek.

" Lib, Libby ..., elo dengar gue kan, gue ngomong apa barusan, " Nida yang mulai kesal.

"Ah, iya."

"Eh, apa Nid, barusan elo ngomong apa?."

"Ish, kenapa sih lo, tumben. Elo sakit?. Muka lo pucat banget"

"Gue, nggak apa-apa, cuma kayaknya kecape-an menyusun laporan semalam,"

"Benaran Lib?. Elo, nggak lagi cari alasan doang kan, soalnya gue ngerasa ada yang elo sembunyikan," Nida yang masih penasaran.

"Benar Nid, gue nggak apa-apa, nanti juga kalau sudah makan siang pulih," menyakinkan Nida yang terlihat masih khawatir, akhirnya walau setengah tidak percaya Nida pun pergi.

***

Saat makan siang,

Libby langsung bergabung dengan yang lain, berusaha tersenyum walau hati perih dan pedih.

Kebetulan Restu pun makan di tempat yang sama, di mejanya Restu tampak sibuk dengan ponsel dan tidak berapa lama tiga orang pria menghampiri.

Mereka langsung memesan makanan, Restu yang tidak sengaja melihat Libby makan tanpa bersemangat, hanya diam ketika yang lain asik mengobrol dan bercanda. 

"Res, elo lihat apaan sih?. Serius banget! "

Restu hanya memberi kode kearah meja Libby.

"Lho, cewek itu ..., kayaknya gue pernah lihat!," ucap satu teman Restu.

'Yang mana Bob," Thomas mencari-cari.

"Eh ..., iya, itu kan cewek yang semalam nabrak elo," saut Alan.

___???

***

Sebelum jam pulang kantor, Restu membuat pengumuman untuk mentraktir makan malam sebagai salam perkenalan.

Libby langsung menolak tawaran bos barunya di hadapan teman-temannya.

"Jangan gitu dong Lib ..., ini kan hari pertama Pak Restu di sini, masa elo nggak ikut merayakannya sih," Nida yang memaksa Libby untuk ikut.

"Apa kamu sudah ada janji atau mungkin lainnya sehingga kamu menolak ajak-kan saya," suara Restu yang lembut sambil menatap Libby.

"Sebenarnya tidak ada Pak, hanya saja ...,"

"Sudah ikut!. Ayo Pak, kita berangkat!," Nida langsung menyambar tas di meja dan tangan  Libby secara paksa.

Restu sudah memesan makan malam di restoran mewah, di selaa makan malam, Restu mengeluarkan ide ronde keduanya, mengajak ke karoeke. Libby langsung menolak ikut, tapi Nida tetap memaksanya untuk ikut.

VIP Room di sewa Restu, Libby terus menyendiri di sudut ruangan, Nida menghampiri ... 

"Lib, ayo kita nyanyi, jangan mojok sendirian saja, lihat tuh yang lain ...," Nida menarik tangan Libby lagi namun kali ini dia tidak berhasil.

Libby tetap diam, tak bergerak dari tempat duduknya.... 

***

Bersambung