PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Happy Ending

Happy Ending

Penulis:Piyak

Berlangsung

Pengantar
Aku membencinya! Sangat ingin membunuh bajingan itu. Tapi, Aku mencintai anak laki-laki itu. Aku jahat, tapi kenapa dia masih peduli? Kupikir aku bisa bahagia jika dia mati di hadapanku -Rahayu Anindita- Akhirnya aku menemukan dia, wanita yang kupuja. Dia harus menjadi milikku seutuhnya! Dia harus mengandung anakku! Harus! -Rebagas Mahendra-
Buka▼
Bab

Terdengar suara pecahan benda dari rumah keluarga Hendrato, sebuah rumah kecil yang sedikit mirip seperti gubuk tua cukup reot yang terletak di gang amat sempit salah satu wilayah Jakarta.

Pecahan gelas, piring, dan barang pecah belah lainnya telah berserakan di lantai rumah tersebut.

Miris sekali jika dilihat keadaan kedua insan yang terduduk dihadapan Hendrato. Sudah sedari tadi Istri dan Anaknya itu memohon belas kasih agar Hendrato mengampuni mereka.

"Aku muak dengan keadaan ini! Aku ingin kaya seperti dulu. Aku muak dengan kalian berdua yang hanya bisa menrepotkanku saja tahu!"

Hendrato melemparkan sebuah benda lagi kelantai rumahnya itu sehingga membuat istri dan anaknya hanya mampu bersingut menjauh dari kepala keluarga mereka, takut jika lelaki itu akan melemparkan barang itu kearah mereka.

"Ayah aku mohon hentikan ayah! ayah tidak lihat? Ibu sedang sakit, apakah ayah tega kepada ibu?" Rahayu Anindita anak gadis pak Hendrato pun mencoba memberanikan diri berbicara kepada ayahnya. Ia kasihan kepada Lina yang tengah sakit.

"Oh… kau! berani kepadaku hah? Aku ini ayahmu dan satu lagi aku tidak perduli kepada ibumu yang sudah tua dan penyakitan itu! Dia hanya menambah beban hidupku! dasar tidak tahu malu”

“Gara-Gara kalian saya kehilangan anakku yang paling berharga! gara-gara kalian saya kehilangan harta saya! gara-gara kalian...." ucapan Hendrato terpotong oleh teriakkan frustasi anak gadisnya itu.

"Aku dan ibu bukan penyebab ini semua ayah, ini sudah takdir ayah. Ayu minta ampun ayah" Mata Hendrato menggelap, emosinya semakin meluap ketika melihat Ayu merengkak mendekat dan bersujud dihadapannya.

"Takdir katamu? baik kalau begitu, kau ikut aku, akan ku tunjukkan apa itu yang namanya takdir" Hendrato mencengkram kuat pergelangan Ayu dan menarik tangan mungil itu keluar dari kediamannya. gadis tersebut hanya mampu menahan air matanya.

Setidaknya ibu bisa bebas dari amukan ayah. Pergelangan tangannya sakit tetapi, lebih sakit hatinya yang terluka oleh perkataan ayah kandunganya sendiri.

Dulu Hendrato adalah sosok ayah yang sangat sempurna dimatanya. Sangat baik dan bijaksana tidak pernah bertindak kasar seperti ini, namun ketika peristiwa itu terjati semuanya berubah.

Semua tak lagi sama semenjak anak tertua hendrato hilang bak di telan bumi. Hendrato stress dan menjadi pecandu alkohol sedangkan Lina drop dan sakit-sakitan akibat tidak sanggup harus menjalankan hidup dalam kemiskinan.

Andai kakak masih ada disini, andai kakak tidak bertemu dengannya batin gadis itu. Gadis manis itu hanya bisa berandai-andai saja. Ayu tak henti-hentinya termenung meratapi punggu ayahnya, memikirkan kemanakah tujuan Hendrato setelah ini.

***

Ruangan ini gelap, pengap, dipenuhi oleh suara musik yang tak karuan menurut Ayu dan aroma minuman keras menyengat memasuki hidungnya. Tempat ini adalah salah satu tempat hiburan yang sering di sebut diskotik.

"Ayah mau apa kita disini?" Hendrato hanya menyeringai tak menggubris pertanyaan putrinya.

Biarlah tak usah bicara, biarkan dirinya tahu sendiri dan nantinya aku akan memberikan kejutan yang sangat menyenangkan untukmu putriku sayang.

Hendrato dan Ayu memasuki sebuah ruangan luas dengan kasur ukuran king size didalamnya. Ruangan ini hanya bisa di booking khusus untuk tamu VIP, didalam ruangan itu terdapat seseorang lelaki gagah, tampan tetapi memiliki tatapan mesum dan penuh minat kepada Ayu.

"Ayah, ayo kita pulang saja. Aku tidak suka disini ayah kumohon!"

Ayu menarik tangan Hendrato mencoba membujuk agar mau pulang meninggalkan tempat terkutuk ini.

"Diam! Ah… ya tuan saya Hendrato. Saya ingin menjual dia, mau diapakan terserah anda. tetapi bayarannya tidaklah sedikit tuan. Apakah tuan bersedia membayar lebih banyak untuk anak ini?"

Lelaki tersebut membelai gadunya yang sedikit ditumbuhi oleh janggut tipis. Seolah-Olah sedang berpikir.

"Baik, akan kubayar berapapun itu demi nona manis ini" lelaki tersebut mendekat kearah Hendrato dan Ayu. Ia pun merangkul bahu gadis itu begitu kuat. Ayu berontak tetapi dia tak bisa apalah daya tenaga lelaki lebih besar dibanding tenaga perempuan.

"Ambilah cek itu, tulis berapapun yang kau mau!" lelaki itu menyeret paksa Ayu dan pergi keluar dari ruang tersebut.

“Lepaskan aku bajingan” Ayu hanya mampu meneriaki nama ayahnya serta meminta tolong kepada siapapun yang berada di dalam diskotik ini tapi tidak dihiraukan oleh siapapun.

"Tenanglah gadis manis! atau kau akan menyesal nantinya!" suara bariton milik lelaki itu sangat mengintimidasi membuat Ayu hanya mampu pasrah akan takdirnya.

Ayah kau sangat baik memperkenalkan kepadaku apa itu namanya takdir aku amat sangat membenci dirimu.

***

Mobil hitam itu berhenti disebuah rumah yang sangat amat megah dan mewah seperti rumah Ayu dulu. Lelaki itu hanya menyeringai ketika melihat wajah perempuan disampingnya itu.

Bravo! Aku berhasil menjalankan tugas dari tuan besar kira-kira berapa nominal imbalan yang akan diberikan kepadaku? itu pasti sangat-sangat menguntungkan.

Mudah sekali ternyata mencari perempuan ini tak sia-sia usahaku selama sebulan ini terus mengikuti aktivitas keluarga Hendrato.

"Ayo turun! Kita akan bertemu dengan seseorang didalam sana" perintah lelaki ini tetapi tak di hiraukan oleh Ayu.

Gadis itu masih merasakan ketakutan luar biasa. Apa yang akan terjadi padaku? siapa yang didalam sana? tuhan selamatkan aku.

Tak henti-hentinya Ayu berdoa semoga akan ada keajaiban datang yang bisa melepaskan dirinya dari pria asing intu.

Lelaki itu tidak suka jika dirinya tak dihiraukan, iapun menyeret Ayu masuk kedalam rumah tersebut menuju taman belakang tempat dimana tuan besarnya berada saat ini.

"Tuan, saya membawa perempuan itu kesini"

"Kerja bagus Deni imbalanmu akan segera datang, sekarang pergilah!" lelaki yang dipanggil Deni itupun meninggalkan taman belakang tersebut.

Ayu diam, mengamati seseorang lelaki yang disebut tuan besar oleh Deni tadi. sepertinya dia mengenali sosok dihadapannya itu walau lelaki itu membelakangi tubuhnya.

"Kamu? apakah aku mengenalmu?" Ayu mendekati sosok tersebut, rasa penasarannya terlalu kuat untuk tidak dapat menahan langkah kakinya.

Sosok lelaki itu hanya tersenyum sedikit mendengar langkah kecil dari gadis manis itu. Mendekatlah gadis manis mendekatlah ke malaikatku, aku sangat merindukanmu.

Ketika Ayu sudah berhadapan dengan lelaki itu Ia membalikkan tubuh sosok tersebut

"Di. . . Dimas"

Iris mata Ayu melebar karena tak percaya melihat sosok muncul kembali tepat dihadapannya. Ingatan Ayu pun berkelana kembali ke masalalu, masa indah sekaligus masa terbahagianya. Dimana keluarganya masih utuh bersama di kelilingi oleh harta dan kebahagian yang melimpah.

***

-Flashback On-

"Aku mencintaimu Ayu" Lelaki tampan itu menggenggam tangan halus milik Ayu, menatapnya dengan pandangan lembut.

Ayu tersenyum penuh kebahagiaan karena cintanya terbalaskan, ya lelaki yang selama ini didamba-dambakan akhirnya juga mencintainya.

"Akupun begitu"

Lelaki bernama Dimas tersebut membawa tubuh mungil Ayu kedalam dekapannya yang hangat, mencium puncak kepala Ayu penuh perasaan agar gadis manis itu tahu seberapa dalam rasa sayanganya dan rindunya.

Ayu pun merasakan kenyaman yang luar biasa dari pelukan itu. Kepalanya semakin menyusup kedalam, semakin dekat dengan dada bidang milik Dimas. tak selang beberapa lama kemudian Dimas melepaskan dekapannya, melepaskan tubuh mungil itu

"Tapi…" ucapan dimas tak mampu ia lanjutkan karena bingung harus berbicara kepada gadis itu.

Ayu menaikkan satu alisnya tanda bahwa ia bingung mengapa Dimas tidak melanjutkan kalimatnya.

Dia menuntut Dimas melanjutkan kata-kata itu melalui tatapannya, dan Dimas pun mengerti dengan menghela nafas yang dalam Dimas kembali menatap Ayu dengan penuh penyesalan.

"Tapi. . . aku tidak bisa bersamamu, aku harus pergi menyelamatkan dirinya dari lelaki itu"

Ayu hanya diam tak mampu berkata-kata, ya sosok yang akan dicari Dimas selalu menang darinya, selalu mendapatkan segalanya. Perhatian ayahnya, dan kini cintanya pun diambil oleh sosok itu, Ayu tidak terima.

Bisakah aku mendapatkan satu keinginannya saja tuhan? mengapa semua lebih mementingkan dia. . . dia kakakku!

Air mata Ayu pun telah mengalir dengan deras. "Jangan menangis sayang! Aku berjanji akan kembali kedalam pelukmu dengan selamat dan kita akan bersama-sama selamanya. Itu janjiku Ayu, bersabarlah menungguku. Aku harap kau bisa tahan menunggu mungkin butuh waktu yang lama"

Dimas menghapus air mata Ayu dengan jarinya, sebenarnya ia tak bisa berpisah dengan gadis manis ini, tapi ini sudah menjadi tugasnya.

Tugasku sebagai polisi di negara ini.

Dimas pun memberi kecupan di setiap sudut wajah manis Ayu, mulai dari kening, kedua matanya, kedua pipi tembam, hidung, dan kemudian berakhir di bibir merah Ayu. Memberikan tanda kepemilikan dan bukti bahwa ia akan kembali lagi untuk Ayu, meski dalam hatinya ia ragu.

"Aku pergi. Ingat, tunggu aku akan kembali lagi dan aku akan menikahimu" Dimas perlahan meninggalkan Ayu, meninggalkan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Dinas siap menghadapi lelaki itu. apapun resikonya nanti.

-Flashback Off-