PopNovel

Baca Buku di PopNovel

You Love Me

You Love Me

Penulis:Belle Femme

Berlangsung

Pengantar
Begitu dia melupakan mantannya, menjadikan seseorang pelampiasan untuk memanasi sang mantan. Begitulah pikiran polos jatuh kurang bagi Aurora. Seperti namanya, ia adalah Aurora. Si gadis cantik, kesayangan kedua orang tuanya. Saking cantiknya, Direktur Utama seperti Arsenio yang terkenal tidak pernah berkencan pun tertarik dengan Aurora. "You Love Me, Sir?"
Buka▼
Bab

Arsenio memarahi seluruh staffnya karena tidak mampu mengerjakan data statistik yang harus segera diurus.

"Kalian ini becus ga sih?"

Arsenio dengan nada tinggi dan marah melontarkan pertanyaan tersebut pada seluruh stafnya. Dengan wajah yang tegang, dia menatap setiap orang yang berada di ruangan tersebut dengan tatapan yang tajam.

Beberapa staf terlihat ketakutan dan merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Mereka berusaha untuk tetap tenang dan menjawab dengan sopan, "Maaf Pak Arsenio, kami akan segera menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-baiknya."

Namun, Arsenio masih tidak puas dengan jawaban tersebut. Dia merasa bahwa tugas tersebut seharusnya sudah selesai jauh sebelumnya dan tidak ada alasan bagi stafnya untuk tidak menyelesaikannya tepat waktu.

Dia kemudian mengeluarkan ulah marahnya dengan lebih keras lagi, "Ini sudah menjadi tugas kalian selama beberapa hari, kenapa kalian belum bisa menyelesaikannya?!"

Beberapa staf mencoba untuk memberi penjelasan, namun Arsenio tidak ingin mendengar alasan apapun. Dia terus melontarkan kata-kata kasar dan mengkritik kinerja stafnya, membuat suasana semakin tidak menyenangkan.

Sementara itu, beberapa staf yang lain mencoba untuk mengambil inisiatif dan menyelesaikan tugas tersebut sesuai dengan permintaan Arsenio. Mereka berusaha untuk bekerja lebih keras dan mengambil tanggung jawab yang lebih besar demi menyelesaikan tugas tersebut dengan baik.

Setelah beberapa saat, Arsenio merasa sudah cukup memarahi stafnya dan memutuskan untuk keluar dari ruangan. Namun, suasana yang tercipta masih sangat tegang dan stafnya merasa sangat tertekan dengan situasi tersebut.

Ketika Arsenio sudah pergi, beberapa staf saling berbicara tentang apa yang baru saja terjadi. Mereka merasa sangat kecewa dengan sikap Arsenio yang terlalu keras dan kasar dalam menghadapi situasi tersebut.

Namun, mereka juga menyadari bahwa sebagai staf, mereka harus tetap fokus pada tugas mereka dan tidak membiarkan emosi mempengaruhi kinerja mereka. Mereka berusaha untuk bekerja lebih keras lagi dan menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan baik, tanpa memperdulikan sikap Arsenio yang mungkin terkadang kurang sopan.

Ketika akhirnya tugas statistik tersebut selesai dan diserahkan pada Arsenio, dia terlihat cukup puas dengan hasil kerja stafnya. Namun, beberapa staf masih merasa kecewa dengan sikap Arsenio dan berharap dia bisa lebih bersikap sopan dan menghargai kinerja mereka.

"Siapa yang menungguku di dalam ruangan?" tanya Arsenio kepada sang sekretaris.

"Tuan Andrew. Beliau ingin membahas mengenai putrinya, Nona Muda Aurora."

Arsenio mendengus, dalam pikirannya, Aurora hanyalah bocil pastinya.

Arsenio mengangguk dan menuju ruangan tempat Andrew menunggu. Dia bertanya-tanya apa yang harus dibahas tentang putri Andrew, Nona Muda Aurora.

Setibanya di ruangan, Andrew memberikan senyum ramah pada Arsenio dan meminta maaf atas gangguan yang dibuat. "Tidak apa-apa," kata Arsenio singkat, kemudian duduk di kursi yang tersedia.

Andrew dengan hati-hati memulai percakapan dengan Arsenio. "Saya ingin membicarakan tentang putri saya, Aurora. Saya khawatir tentang masa depannya dan saya ingin meminta saran dari Anda."

Arsenio mengangguk dan meminta Andrew untuk melanjutkan. Andrew menjelaskan bahwa Aurora, meskipun masih muda, memiliki ambisi yang besar dan berbakat di bidang seni. Namun, dia juga memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan tidak memiliki banyak teman.

"Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu Aurora?" tanya Andrew.

Arsenio berpikir sejenak. Dia ingat bagaimana sulitnya menjadi seorang remaja, dan merasa bahwa Aurora mungkin perlu dukungan dan bimbingan dari orang dewasa yang bisa dipercayai.

"Menurut saya, Aurora membutuhkan seseorang yang bisa membimbingnya dan memberikan dukungan. Saya pikir, Anda bisa menjadi orang itu, Mr. Andrew," kata Arsenio dengan lembut.

Andrew terlihat terkejut dengan saran tersebut. "Saya?" tanyanya.

"Ya, Anda. Sebagai ayahnya, Anda pasti tahu Aurora lebih baik dari siapa pun. Saya percaya bahwa Anda bisa memberikan dukungan dan bimbingan yang dia butuhkan untuk mencapai ambisinya dan menjalin hubungan dengan orang lain."

"Hanya ini saja, Mr. Andrew?" tanya Arsenio yang kembali ke setelan awal.

"Anak saya, sebenarnya cukup cantik jika Tuan berkenan meminang. Putri saya ingin menikah dalam waktu dekat, namun, belum memiliki pasangan. Dan saya, masih mengingat perkataan Tuan yang ingin meminang seorang gadis."

Andrew mengeluarkan sebuah gambar gadis cantik. Arsenio terpaku saat melihatnya, benar-benar seperti dewi.

Dia memandang gambar itu dengan hati-hati, meneliti setiap detail wajah gadis itu. Dia bisa merasakan getarannya, bagaimana kecantikan yang dipancarkan membuatnya terkesima.

"Siapa dia?" tanya Arsenio dengan suara yang hampir terengah-engah, Arsenio grogi.

Andrew tersenyum puas. "Itu adalah putri saya, Nona Muda Aurora. Seperti yang saya katakan sebelumnya, dia masih belum menemukan pasangan dan ingin menikah dalam waktu dekat. Saya pikir, Tuan akan cocok untuknya."

Arsenio terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Andrew. Dia memang ingin menikah, tapi tidak menyangka bahwa kesempatan ini akan datang begitu cepat. Dan yang lebih mengejutkan, gadis itu sangat cantik dan menawan.

Dia merenung sejenak sebelum akhirnya mengambil keputusan. "Saya tertarik, Mr. Andrew. Saya ingin bertemu dengan Nona Muda Aurora."

Andrew mengangguk puas. "Saya akan mengatur pertemuan. Tapi, sebelum itu, Tuan harus tahu bahwa Aurora masih belum benar-benar terbiasa dalam berinteraksi dengan orang lain. Dia agak pemalu dan canggung, terutama di depan pria."

Arsenio mengangguk mengerti. "Saya akan mencoba membuatnya merasa nyaman dan tenang. Saya yakin kami bisa saling mengenal dengan baik."

........................................................................................