PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Hanyalah Pasangan Pengganti

Hanyalah Pasangan Pengganti

Penulis:cemaraseribu

Berlangsung

Pengantar
Kamu senang, kan sekarang? Jadi Nyonya Albert? Puas lu! seru Albert di depan wajah Gea. Albert begitu frustasi, kekasih yang dia harapkan tidak datang di acara pernikahan itu. Bella kabur dari pernikahannya sendiri dan menyisakan Gea yang harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh Bella. "Mas, aku tidak pernah berpikir sedikitpun tentang pernikahan ini. Ini semua murni insiden. Kak Bella melarikan diri dari rumah dan aku pun tidak mengetahui itu" ucap Gea lirih. "Bilang saja mau menguras hartaku! Apa susahnya sih? Kamu mau berapa hah!" bentak Albert sambil mengeluarkan cek di sakunya. Gea menggeleng, dia tidak serendah itu. "Dengar, Mas. Aku bukan wanita seperti itu." "Apa aku tidak salah dengar, bukan wanita seperti itu? Jelas kamu adalah wanita murahan!" Bagaimana kelanjutannya? Apakah Albert menceraikan Gea? Atau justru benih cinta akan tumbuh di antara mereka berdua?
Buka▼
Bab

"Ge, panggil kakak kamu untuk segera turun ke bawah. Sebentar lagi mempelai pria akan datang," ucap mama Kayla pada Gea yang sudah berdandan jadi bridesmaid kakanya. Gea pun mengangguk. "Oke Ma." Gea langsung menaiki tangga dan menghampiri kakaknya. Tapi alangkah terkejutnya ternyata Bella tidak ada di kamarnya. Gea yang keheranan pun langsung menelisik ke kamar Bella.

"Kak, kakak dimana?" ucap Bella sembari berjalan menuju walk in closet dan kamar mandinya. Gea tidak menemukan siapapun. Kepanikan mulai bermunculan dalam benak Gea. "Kak! Dimana kamu!" seru Gea sambil terus menelisik ruang kamar Bella.

"Tidak ada! Dimana dia. Ya Tuhan, bagaimana ini." Bella langsung keluar dari kamar itu dan menemui mamanya yang sudah berada di bawah. Dengan langkah terburu-buru, Gea menuruni tangga dengan cepat.

"Ma! Aku mau bicara." Bella langsung menarik lengan mama Kayla. Mama Kayla yang sedang berbicara dengan teman-teman arisannya pun dibutuhkan keheranan dengan sikap Gea yang terlihat pias. "Aduh, sebentar ya Jeng. Ini Gea mau ajak bicara," ungkap mama Kayla sembari tersenyum ke teman-teman arisannya.

"Iya Jeng, silakan."

Gea langsung menarik mamanya di pojok ruang itu. "Ada apa sih Ge, kamu tuh tidak sopan ya pakai tarik-tarik Mama begini. Kan Mama jadi malu." Mama Kayla langsung melepas pegangan tangan Gea. Gea pu menghela nafas panjang. "Ma, ini gawat. Gawat banget malah." Gea yang masih ngos-ngosan pun tidak langsung mengatakan pada intinya. Mama Kayla yang tidak sabaran pun langsung menggoncangkan lengan Gea. "Ada apa? Katakan!" seru mama Kayla sambil memandang wajah Gea.

"Kak Bella tidak ada di kamarnya. Kak Bella kabur dari rumah Ma!" seru Gea pada sang mama. Mama Kayla langsung membelalakkan matanya. "Apa! Kok bisa?" tanya mama Kayla seakan tidak percaya omongan anaknya. Gea pun menggeleng.

"Gea juga tidak tahu, Ma. Gea sudah cari kak Bella di seluruh penjuru kamarnya tapi hasilnya nihil." Mama Kayla yang mendengar itu pun langsung mengambil ponselnya dan menelepon Bella. Sudah 10 kali dia melakukan panggilan telepon tapi nomor Bella sudah tidak aktif.

"Gimana Ma?" tanya Bella khawatir. Mama Kayla menggeleng. "Tidak dijawab, bahkan nomor kakaku itu juga tidak aktif. Bagaimana ini?" Mama Kayla benar-benar panik saat itu. Mengingat beberapa menit lagi acara akan berlangsung. "Apa kita batalkan saja?" saran Gea.

Mama Kayla langsung menolak. "Tidak! Tidak bisa dibatalkan bahkan keluarga dari Albert sudah bersepakat menikahkan anak mama dengan putra mereka." Mama Kayla berpikir keras sekarang. Ia harus memikirkan resiko yang ditanggung jika dia membatalkan acara pernikahan ini.

Mengingat keluarga Albert juga banyak membantu keluarga Harsons. Terutama dahulu ayah Gea dan Bella ketika mengalami kesulitan. William Anderson juga membantu. Jadi, ini juga sebagai balas budi keluarga Harsons ke keluarga Anderson.

Ditambah lagi, pesan terakhir dari papa Gea dan Bella adalah ia ingin menikahkan salah satu putri mereka dengan putra keluarga Anderson. Pikiran kacau itu terus berkecambuk di otak mama Kayla.

Sampai akhirnya mama Kayla mempunyai ide. Ia langsung memandang wajah Gea yang begitu cantik. Gea tidak kalah cantik dengan Bella. Bedanya Bella dengan Gea adalah dari sifatnya saja. Gea lebih kalem sementara Bella lebih berani dan ekspresif dari Gea.

"Ge, kamu harus menggantikan posisi Bella untuk saat ini." Mama Kayla memegang lengan Gea. Ditataplah wajah cantik Gea itu. Gea yang panik pun seketika langsung melongo. Ia masih mencerna kata-kata sang mama.

"Apa Ma? Aku menggantikan posisi kak Bella? Maksud mama aku yang jadi pengantin pengganti gitu?" ucap Bella tak santai terkesan sewot. Ia menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak Ma, Gea tidak mau!" tukas Gea mantap.

Mata mama Kayla menatap intens Gea. "Lihat Mama, Ge. Hanya kamu satu-satunya harapan Mama. Siapa lagi yang akan menggantikan posisi kakakmu kalau bukan kamu?" ucap mama Kayla memelas.

Gea ingin menolak tapi melihat sang mama yang memohon dengan sangat padanya, ia pun tidak tega menolak. "Apa Mama yakin? Bagaimana jika Mas Albert tidak mau?" tanya Bella khawatir akan reaksi Albert nantinya.

"Percaya sama Mama. Albert akan menerima kamu dengan baik. Albert adalah orang yang baik. Jangan pernah mengkhawatirkan hal itu." sambung mama Kayla sambil memeluk Gea. Gea pun menangis di pelukan mama Kayla. Membayangkan saja tidak sanggup apalagi harus menjalani.

Gea mengurai pelukan itu. "Ma, tapi Gea punya pacar. Gea tidak mau mengkhianati pacar Gea." ucap Gea berurai air mata. Mama Kayla langsung menghapus air mata itu.

"Lupakan Dave, kamu harus bisa menerima Albert. Sekarang masa depanmu adalah Albert. Jangan jadikan Dave sebagai penghalang langkahmu. Lagian Dave masih pacar bukan tunangan. Jadi, Mama rasa itu tidak apa-apa." sambung mama Kayla

*****

"Sudah siap?" tanya mama Kayla yang menuntun Gea di acara pernikahan. Gea mengangguk, ia memantapkan hatinya. Sekarang, posisi Gea berada di samping Albert.

Bukan main kagetnya Albert tapi ekspresi wajahnya masih bisa diatur. Ia tidak banyak bicara saat Gea duduk di sampingnya. Emosinya yang membludak pun terpaksa ia tahan demi sang mama.

Gea melirik ke arah Albert yang bermuka datar. Ia kesulitan menelan salivanya. Memang Albert begitu tampan walaupun dengan muka datar. Ia terpaksa menundukkan pandangannya karena takut Albert akan memarahinya.

"Sudah siap kedua mempelai?" tanya penghulu di hadapan Gea dan Albert. Albert pun berkata, "Siap Pak." Padahal dalam hatinya ia berkata, "Tunggu balasan dariku, Ge. Kamu akan merasakan hidup seperti di neraka bersamaku!"