PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Rahasia Alvaro

Rahasia Alvaro

Penulis:Ade

Tamat

Pengantar
Persahabatan di antara kedua orang tua, membuat Alvaro dan Belle seharusnya memiliki hubungan yang dekat. Namun, realitanya, selalu bermain bersama sejak masih bayi tidak membuat mereka menjadi akrab. Alvaro dan Arabelle bahkan merasa terpaksa bekerja di kantor yang sama. Hingga suatu hari, tanpa sadar, Alvaro dan Arabelle mulai merasa cemburu satu dengan yang lain. Tentu saja, ketika melihat Alvaro dan Arabelle mulai saling menyukai, kedua orang tua yang memang sejak lama ingin menjodohkan mereka berdua berusaha untuk mempercepat jalan mereka menuju ke pelaminan. Malam pertama yang seharusnya paling dinantikan oleh pasangan yang baru menikah, justru menjadi malam yang menakutkan bagi seorang Alvaro. Di sisi lain, Arabelle yang sedikit canggung melakukan malam pertama, berpikir Alvaro sedang memberinya waktu. Lama kelamaan, Arabelle merasa kesal juga dengan sikap Alvaro yang menurutnya sudah cukup merendahkan dirinya. Tak hanya itu! Alvaro bahkan mencurigai Belle selingkuh ketika Belle hamil. Setelah menahan diri cukup lama, akhirnya Arabelle memutuskan untuk berusaha mencari tahu tentang Alvaro. Sebenarnya, ada rahasia apa yang disimpan oleh Alvaro selama ini? Seiring berjalannya waktu, Arabelle menemukan suaminya itu memiliki banyak rahasia. Rahasia apa saja itu? Apakah Arabelle akan membongkar semua rahasia Alvaro atau dia ikut menyimpannya sendiri?
Buka▼
Bab

Di sebuah aula, salah satu kampus terbaik di Singapura, terlihat seorang pemuda yang sangat tampan, dengan kemeja lengan panjang bermotif batik dan celana kain berwarna hitam, sedang melangkah menuju ke toilet, usai acara wisuda.

Namun, tepat sebelum melewati pintu toilet, seorang pemuda ini mendengar dua orang mahasiswa yang sedang berbicara dalam bahasa Inggris. Sepertinya mereka merencanakan sesuatu.

“Apa kamu yakin kalau obat ini tidak ada rasa, tidak ada bau, dan sangat ampuh?” tanya seseorang.

“Sangat yakin dan aku sudah mencobanya bersama kekasihku. Reaksinya bisa dijamin tidak mengecewakan,” jawab seseorang yang lain.

“Baiklah. Sebaiknya kita berbagi tugas. Aku akan mengajak Arabelle ke King Hotel, dan kamu siapkan kamar yang terbaik untuk kita menghabiskan malam bersamanya.” Seseorang berkata.

“Sebelum tiba di King Hotel, pastikan Arabelle meminumnya terlebih dahulu, agar begitu tiba di kamar, kita bisa langsung bermain,” jawab seseorang yang lain.

“Siap,” sahut seseorang itu.

Alvaro yang mendengar rencana itu berusaha mengintip untuk mengetahui siapa yang sedang berbicara. Kemudian Alvaro masuk ke dalam toilet dengan santai, seakan tidak mendengar pembicaraan apa pun.

Melihat Alvaro masuk ke dalam toilet, dua orang mahasiswa yang diketahui Alvaro bernama Brian dan Frey itu langsung melangkah keluar dari toilet.

Lima menit kemudian, Alvaro kembali ke aula untuk mencari Belle.

“Alvaro!” panggil Archie, Papa Belle.

“Om, mana Belle?” tanya Alvaro.

“Kamu dicari orang tuamu di sana,” tunjuk Archie, tak menjawab pertanyaan Alvaro.

“Kalau Belle?” ulang Alvaro.

“Lagi foto di sana,” tunjuk Archie dengan dagunya.

Alvaro melihat Belle foto dengan berbagai pose bersama teman-temannya.

“Dari sini, apa Om dan Tante ada rencana bersama Belle?” tanya Alvaro sambil melihat ke arah Archie dan Chika bergantian.

“Kami akan makan siang bersama kedua orang tuamu untuk merayakan kelulusan kalian,” jawab Archie.

“Baiklah,” sahut Alvaro lega.

Setelah pamit, Alvaro menghampiri Geoffredo dan Tea yang sudah menunggunya cukup lama.

“Pa, Ma,” panggil Alvaro.

“Kamu dari mana saja sih? Papa dan Mama sudah menunggumu lama,” gerutu Tea.

“Dari toilet,” jawab Alvaro.

“Kita kembali ke hotel dulu, baru makan siang bersama Belle dan orang tuanya,” ujar Geoffredo, Papa Alvaro, yang biasa dipanggil Fredo.

Alvaro hanya mengangguk untuk menanggapi.

Sebelum pergi, Alvaro menyempatkan diri untuk menoleh ke arah Belle. Kemudian Alvaro mengikuti Fredo dan Tea.

“Pa, kita akan makan siang di mana?” tanya Alvaro.

“Di restaurant yang ada di jalan Orchard, kesukaan mamamu,” jawab Fredo sambil melirik ke arah Tea yang sudah jalan terlebih dulu.

“Aku pulang ke apartment sebentar untuk ganti pakaian. Nanti aku akan menyusul ke restaurant,” ujar Alvaro.

“Jangan lama-lama! Mama sudah kesal karena menunggumu terlalu lama,” sahut Fredo.

“Iya, Pa,” jawab Alvaro.

Fredo mengangguk dan membiarkan Alvaro pulang ke apartment.

***

Alvaro datang ke restaurant dengan mengenakan kaos warna biru tua, dipadukan celana jeans selutut warna biru muda, dan sepatu kets putih, serta membawa tas yang biasa dipakai untuk pergi gym.

“Kamu mau olah raga?” tanya Fredo keheranan.

“Iya, Pa,” jawab Alvaro asal.

Tak lama kemudian, terlihat Archie, Chika, dan Belle masuk melewati pintu utama restaurant.

Fredo melambaikan tangan agar Archie dapat melihat keberadaannya.

Sambil tersenyum, Archie, Chika, dan Belle menghampiri Fredo, Tea, dan Alvaro.

“Apa kalian sudah pesan?” tanya Chika.

“Sudah. Kalian hanya perlu memesan minum saja,” jawab Tea.

Chika mengangguk.

Usai memesan minum, mereka berbincang santai.

“Selamat ya, Alvaro, sudah lulus dengan nilai yang bagus,” ucap Chika.

“Iya, keren banget kalian berdua bisa sama-sama lulus dengan predikat cumlaude,” puji Archie.

Belle melirik ke arah Alvaro yang hanya tersenyum tipis untuk menanggapi. Tentu saja, Belle sudah hafal dengan reaksi Alvaro yang selalu datar bak papan triplek.

“Apa rencana kalian berdua setelah wisuda hari ini?” tanya Fredo sambil melihat ke arah Alvaro dan Belle bergantian.

“Pulang ke Indonesia untuk melanjutkan usaha Papa dan Om Fredo,” jawab Belle sambil tersenyum.

“Berarti kamu siap bekerja bersama Alvaro,” sahut Archie.

Belle hanya mengangguk samar sambil tersenyum yang dipaksakan.

Padahal Belle sudah pernah bilang sama Archie kalau tidak mau bekerja bersama Alvaro yang sangat dingin dan pendiam.

Ketika seorang pelayan datang menyajikan makanan, Belle terlihat memeriksa pesan yang masuk.

“Setelah makan, kita mau ke mana, Ma?” tanya Belle.

Sekilas Alvaro melirik ke arah Belle sambil mengambil lauk dan meletakkannya di atas piring.

“Tante Tea mengajak Mama jalan,” jawab Chika.

“Aku mau jalan sama teman, apa boleh?” tanya Belle.

“Kita sudah lama tidak jalan bersama. Belle ikut saja, yuk?” ajak Tea sambil tersenyum.

Belle terlihat berpikir sejenak, kemudian membalas pesan, dan dengan cepat pesan balasan terdengar kembali masuk.

“Nanti aku jalan sebentar sama temanku lalu aku akan menyusul,” putus Belle setelah membaca pesan tersebut.

Alvaro dapat melihat kalau Chika mengangguk samar menanggapi.

Usai menikmati makan siang, Belle bangkit berdiri dan pamit untuk menemui temannya.

“Tunggu!” seru Alvaro membuat Belle menoleh keheranan.

“Aku ikut,” ujar Alvaro sambil meraih tas berukuran besar yang dia bawa dan bangkit berdiri.

Sikap Alvaro tentu saja praktis membuat Fredo, Tea, Chika, dan Archie saling berpandangan.

“Mau ikut ke mana?” tanya Belle.

“Belle, biar Alvaro menemanimu!” sahut Chika.

“Tapi—“

“Papa akan merasa lebih tenang kalau kalian pergi bersama,” potong Archie.

Dengan terpaksa Belle mengangguk dan membiarkan Alvaro mengikutinya.

Namun, setibanya di depan restaurant, Belle memutar badan dan melarang Alvaro mengikutinya.

“Aku ingin pergi sendiri bersama temanku. Sebaiknya kamu tidak mengikutiku,” ujar Belle.

“Siapa nama temanmu?” tanya Alvaro.

“Brian,” jawab Belle.

.

.

.

.

.

*****Love, Author*****

Halo. Salam kenal^^

Sekedar info, untuk mengetahui cerita tentang orang tua Alvaro dan Arabelle, kalian bisa membaca di novel pertama aku yang berjudul “Selalu Ada Cinta”

Terima kasih untuk kalian yang mau membaca novel ini.

Jangan lupa masukkan novel “Rahasia Alvaro” ke dalam rak ya!