PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Im Sorry I Love You

Im Sorry I Love You

Penulis:Loeyna Vasanta

Berlangsung

Pengantar
Jean Roseanne (21 tahun) seorang mahasiswi semester enam di sebuah universitas yang terkenal di Korea selatan. Dia mengambil jurusan Seni Kreatif dan Desain, dia jatuh cinta pada seorang mahasiswa semester enam jurusan Bisnis dan Manajemen di kampus yang sama bernama Henley Adhinatha (25 Tahun), Keduanya saling jatuh cinta, namun ternyata Henley sudah menikah dengan seorang gadis yang tinggal di Indonesia. Lantas bagaimana dengan Jean saat dia mengetahui kebenaran itu? akankah dia meninggalkan Henley? ataukah dia akan bertahan? Simak kisah selengkapnya... Happy Reading semuanya...
Buka▼
Bab

“Woah, lihatlah semua bunga sakura sudah mekar,” gumam gadis berparas manis itu. Dia melihat sakura yang sedang mekar menghiasi seluruh jalanan kota Seoul. Dia sudah berdiri di tempat yang sama selama lima belas menit sembari memandangi keindahan dari bunga berwarna merah jambu itu, warnanya sangat cantik jika dipadukan dengan warna birunya langit.

Jean Roseanne, nama gadis berusia dua puluh satu tahun itu. Dia sedang berada di semester enam dan mengambil jurusan Seni Kreatif dan Desain di salah satu universitas ternama di Korea Selatan. Jean tinggal seorang diri di salah satu studio two room di dekat kampusnya.

“Drrrtttt…drrrttt…drrtttt…”

Ponsel yang Jean letakkan di meja tiba-tiba bergetar, dia mendapatkan telepon masuk dari temannya. Entah apa yang temannya inginkan dengan menelpon Jean di hari liburnya. Jean mengangkatnya dengan malas.

“Eung.. ada apa?” ucap Jean, dia duduk di sofa dan mengecilkan suara televisinya.

“Aku sedang malas keluar, kau saja yang ke sini, ajak Sunny juga. Ah iya, bawakan juga aku es krim. Aku ingin menikmati musim semi ini dengan memakan es krim choco mint.”

“Eung, aku tunggu.”

Jean menutup teleponnya, dia di ajak keluar oleh temannya namun dia sedang malas untuk keluar. Beruntung saja Jean memiliki teman yang sangat pengertian. Dia membersihkan mejanya yang sangat berantakan karena ada plastik cemilan di sana sini.

“Ting.. Tong.. Ting… Tong…”

Tiga puluh menit kemudian teman-teman Jean datang. Jean langsung membukakan pintu untuk mereka. Masing-masing mereka membawa satu kantong hitam. Oh ternyata tidak hanya berdua, mereka datang bertiga.

“Kalian sudah sampai, Oh ada Jae Hyuk. Ayo masuk,” ucap Jean menyambut kedatangan mereka.

Mereka adalah Axel Kwon teman Jean sejak saat Jean di semester awal namun dia mengambil jurusan Bisnis dan Manajemen, dan seorang temannya lagi bernama Sunny Zhang yang adalah teman satu angkatan dan satu jurusannya. Siang itu Sunny membawa kekasihnya yang bernama Jae Hyuk. Axel dan Sunny adalah teman yang paling dekat dengan Jean.

“Ini es krim untuk si pemalas,” ucap Axel, dia meletakkan satu cup besar es krim rasa choco mint.

“Enak saja pemalas, aku hanya ingin di rumah sembari melihat bunga sakura dari atas sini,” Jean membela diri. Yang membuat semua orang di sana tertawa.

“Aku heran dengan anak ini, mengapa dia menyukai es krim rasa pasta gigi. Seleranya benar-benar aneh,” imbuh Sunny yang didukung oleh Axel.

“Kalian bersekongkol menyudutkanku! Lihat saja, aku pasti akan membuat kalian merasakan es krim rasa pasta gigi ini,” celetuk Jean. Dia lalu mengejar Axel dan Sunny untuk menyuapi es krim. Karena Sunny bersembunyi di belakang tubuh Jae Hyuk, Jean lalu mengincar Axel hingga dapat.

“Oke.. aku menyerah, mana es krimnya,” ucap Axel, dia lelah berlarian dengan pelan di studio Jean. Jean menyuapinya satu sendok penuh es krim rasa choco mint. Axel terpaksa menelan es krim itu dengan menahan rasa yang tak ia suka.

Mereka berempat memakan cemilan dan juga tteokpoki

kue beras pedas khas Korea Selatan

yang di bawa oleh Sunny dan kekasihnya. Mereka membicarakan apapun selama bersama, hingga tiba-tiba Jean mengatakan sesuatu yang membuat Axel sedikit terkejut.

“Axel, mengapa kau tak mempunyai kekasih?” ucap Jean tiba-tiba. Axel hampir saja tersedak minuman yang sedang ia teguk.

“A-aku? Kau juga tak mempunyainya,” ledek Axel, mereka berdua lalu tertawa kecil.

“Betapa senangnya memiliki kekasih…” gumam Jean sembari melirik Sunny yang sedang menyadarkan kepalanya pada bahu Jae Hyuk.

“Kalian pasti iri!” ucap Sunny, dia menjulurkan lidahnya lalu bersembunyi di belakang lengan Jae Hyuk.

“Tentu saja aku iri, aku hanya menghabiskan waktuku untuk belajar,bekerja dan menonton drama, bahkan aku tak punya waktu untuk mengenal seorang laki-laki,” keluh Jean.

“Hei, aku juga lelaki!” protes Axel. Dia lalu menjitak kening Jean pelan, dia hanya gemas saja saat Jean sudah mulai membicarakan tentang pacar. Dia sungguh tidak peka dan tidak menyadari ada orang yang selalu ada disampingnya selama ini.

“Axel sakit!” Jean lalu mencubit pelan pipi Axel.

“Heiii… sudah… sudah… kalian ini selalu bertengkar dimanapun! Besok aku akan mengatur kencan buta untukmu Jean, kau mau kan?” ucap Sunny berusaha menengahi Axel dan juga Jean.

“Tidak! Nanti dia bertemu lelaki hidung belang. Lihat saja wajahnya seperti orang yang mudah di tipu,” ucap Axel mencoba menghentikan ide gila Sunny.

“Axel!!! Kenapa kau yang menolaknya. Biarkan aku ikut kencan buta,” keluh Jean, akhirnya dia tak jadi menyetujui ide Sunny karena Axel mengatakan bahwa bisa saja Jean akan diculik oleh seorang paman-paman yang sudah tua dan mesum.

Mereka bertiga lalu pulang setelah jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Mereka menghabiskan waktu cukup lama di studio milik Jean. Sedangkan Jean, dia membersihkan dirinya lalu merebahkan dirinya di kasur kesayangannya.

***

Jean berjalan melewati bunga-bunga sakura yang sedang bermekaran, hari itu cuaca terlihat sangat cerah dan sejuk. Di sepanjang jalan pun Jean bisa melihat bunga-bunga lain juga sedang bermekaran. Aroma musim semi terasa menyejukkan jiwanya.

“Aku suka aroma menenangkan ini…” gumam Jean. Dia sedang berjalan menuju gedung fakultas Bisnis dan Manajemen untuk menemui Axel. Jean harus mengambil barang titipannya di tempat Axel, namun karena Axel tak bisa datang ke fakultasnya, jadi terpaksa Jean yang mendatangi Axel.

“Axel, mana cat warna ku?” gumam Jean. Axel memberikan totte bag hitam yang berisi peralatan melukis itu pada Jean.

“Coba periksa, lengkap tidak?” perintah Axel, Jean memeriksanya lagi dan sudah lengkap. Namun tiba-tiba Sunny menelponnya jika professor yang mengajar di kelasnya akan datang sepuluh menit lebih awal. Dan hal itu membuat Jean panik tidak karuan.

“Xel, aku balik ke kelas dulu. Prof sudah mau datang,” gumam Jean sambil berlari, dia masih memegang ponselnya di tangan kanannya.

Karena terlalu terburu-buru, Jean akhirnya tak bisa mengendalikan kecepatannya dan menabrak seorang pemuda.

“BBBBRRRRAKKK…”

“Aduh…” gumam Jean lirih.

Jean cukup keras menabrak seorang pemuda yang memakai jaket denim dan kaos warna hitam polos. Mereka berdua terjatuh di aspal, ponsel mereka berdua juga terjatuh. Untung saja ponsel keduanya tak memiliki kerusakan.

“Astaga, maafkan aku. Aku sedang terburu-buru,” gumam Jean, dia langsung berlari pergi meninggalkan pemuda yang masih belum bangkit dari tempatnya jatuh.

“Anak jaman sekarang benar-benar tidak tau cara meminta maaf yang benar, main pergi saja tanpa membantuku berdiri,” keluh pemuda itu. Dia lalu berdiri sendiri dan melanjutkan perjalanannya.

Jean terus berlari hingga dia sampai di kelas, beruntung saja professor yang akan mengajarnya belum sampai di kelasnya. Jean terus mengatur nafasnya dan menghabiskan satu botol air putih yang dibelikan oleh Sunny.