PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Menaklukkan Hati

Menaklukkan Hati

Penulis:Febriana Faisal

Tamat

Pengantar
Risa merekam video saat Rendi menerobos masuk ke kosannya. Risa menggunakan kesempatan itu untuk menikahi Rendi, yang ia sukai saat pertama kali melihatnya, karena ingin menghindari perjodohan yang ditujukan orang tuanya kepadanya. Risa memiliki Rendi namun tidak dengan hatinya. Dapatkah Risa menaklukkan hati Rendi yang masih mengingat masa lalunya?, yaitu Sarah.
Buka▼
Bab

"Ah ...gersang banget hidup gue, udah jomblo, nggak punya gebetan, mana sendirian tinggal dikosan, lengkap banget deh," keluh Risa saat berangkat menuju kantornya.

Saat melewati gang, Risa melihat seorang pemuda sedang duduk santai dengan kopi dan singkong goreng yang tersedia diatas meja.

Langkah Risa pun seketika terhenti, kemudian bersembunyi disamping pagar rumah pemuda tersebut. Seperti seorang penguntit, Risa memperhatikan dengan seksama wajah dari sosok pemuda itu.

"Oh ...wow, pangeran tampan dari mana tuh," gumam Risa sambil telapak tangannya menutupi mulutnya yang menganga, "Kok nggak pernah liat cowok itu ya?, oh ...iya lupa, gue kan belum lama pindah ke daerah sini," gumam Risa yang masih berdiri memandang kearah pemuda tersebut.

"Ya ampun, cakep banget," ujar Risa yang masih memindai wajah tampan pemuda tersebut secara detail.

Rendi, pemuda tampan berambut agak gondrong. Memakai baju kemeja dan celana jeans, dengan sebuah gitar bersandar diatas kakinya, kemudian dia memetikan gitarnya itu.

Risa yang masih seperti seorang penguntit mendengarkan pemuda tampan itu bernyanyi.

La la la, Rendi menyanyikan sebuah lagu.

"Cowok perfect, cakep, pinter main gitar, suara bagus pula," ujar Risa dengan mata terbelalak, lalu tangan Risa menyentuh kening bagian kirinya sambil mulutnya menganga lagi. Terkesan dengan sosok pemuda tersebut.

Lalu seorang ibu-ibu yaitu Ratna, keluar dari rumah dan menghampiri pemuda tersebut.

Risa yang masih bersembunyi kemudian menguping pembicaraan mereka.

"Haduh Rendi, enak sekali anak Mamah ngopi sambil makan singkong goreng, genjreng-genjreng nggak jelas lagu apa yang dinyanyiin. Cepet kamu susul bapak ditoko sana!, bapak lagi kekurangan orang," Ratna mengomeli anak bujangnya itu.

Risa pun tertawa kecil mendengar ucapan Ibu itu yang sedang mengomeli pemuda tersebut.

"Iya-iya, baru juga mau enak santai, Rendi abisin kopi dulu baru ketoko," jawab Rendi pada Mamahnya agar berhenti mengomel.

"Iya, cepetan!" perintah Ratna, kemudian masuk kedalam rumah.

Risa yang tersadar akan terlambat masuk kantor, lalu buru-buru pergi.

Risa kemudian menunggu tukang ojol di perempatan jalan besar yang sudah dipesannya.

Sesampainya dikantor Risa menuju meja kerjanya, lalu menyapa seorang perempuan disampingnya,

"Mbak Inaku yang cantik, apa kabar hari ini?" sapa Risa pada seorang perempuan yang umurnya dua tahun lebih tua darinya.

"Kenapa lo? Abis kena santet, manis bener suara lo muji gue cantik, biasa juga suara lo cempreng," ceplos Mbak Ina yang tadinya sedang duduk menatap komputernya, lalu melirik kearah Risa yang berdiri disampingnya.

"Ah ...Mbak Ina, Risa tuh lagi happy banget pagi ini," ujar Risa dengan wajah ceria.

"Kenapa? Abis dapet warisan ya lo? Atau lo akhirnya dapet gebetan baru!?" tanya Mbak Ina penasaran.

"That's right!" Risa memetikkan jari kanannya mengisyaratkan bahwa apa yang dikatakan Mbak Ina benar.

"Hah!, beneran lo dapet warisan!?" tanya mbak Ina dengan ekspresi terkejut.

"Bukan, bukan. Pertanyaan Mbak Ina yang ke dua tadi," jawab Risa sembari menggelengkan kepalanya.

"Hah!?, lo udah punya gebetan?" tanya Mbak Ina lagi dengan wajah penasaran.

"Husstt ...jangan keras-keras, berisik!" ujar Risa sambil jari telunjuk menyentuh bagian tengah bibirnya.

Risa kemudian duduk disamping Mbak Ina, karena meja kerja Risa dan Mbak Ina bersebelahan.

"Trus-trus?" desak Mbak Ina tak sabar.

"Tadi gue liat cowok cakep banget, waktu gue lewat depan rumahnya," ujar Risa bersemangat.

"Tuh cowok rumahnya deket kosan lo dong!" Mbak Ina menebak.

"Iya Mbak, gimana lanjut nggak nih?" tanya Risa meminta saran dari Mbak Ina.

"Sikat! Jangan sampe lepas!" ujar Mbak Ina meyakinkan Risa untuk mengejar cowok yang ditaksir Risa.

"Semangaaatt!!" teriakan Risa menggema diseluruh ruangan.

Orang-orang yang berada didalam kantor yang sama dengan Risa dan Mbak Ina pun menoleh kearah teriakan itu.

Seolah tak peduli dengan tatapan rekan-rekan kerjanya, Risa pun melanjutkan obrolannya dengan Mbak Ina.

"Tapi Mbak, kalo tuh cowok udah punya pacar gimana?" tanya Risa dengan nada merendah.

"Tikung aja, ha...ha.." jawab Mbak Ina sembari tertawa.

"Wah ...Mbak Ina sesat nih!"

"Eh ...lo dengerin gue ya Risa, selama janur kuning belum melengkung, lo bebas ngelakuin apa aja buat ngedapetin cowok yang lo taksir," ujar Mbak Ina sambil merangkul pundak sahabat yang sudah dianggap sebagai seorang adik oleh Mbak Ina, yang dikenalnya itu saat pertama kali Risa bekerja.

"Ok, makasih Mbak Ina atas wejangannya," ujar Risa sambil tangan kanannya menyentuh bagian dada.

Sepulang dari kantor, Risa melewati rumah Rendi lagi.

"Sepi banget rumah cowok tamvan itu", ujar Risa sembari melewati rumah Rendi yang terlihat sepi tak berpenghuni.

Risa hampir sampai dikosannya, kemudian berpapasan dengan seorang ibu-ibu yang sedang lewat sehabis dari warung.

"Ibuk, habis dari mana?", sapa Risa dengan nada lembut.

"Abis dari warung, Neng," jawab ibu itu, yang terhenti karena sapaan dari Risa, "Neng baru pulang ngantor ya?" ibu itu balik bertanya pada Risa.

"Iya buk," jawab Risa, "Kalo gitu saya duluan ya buk," ujar Risa, kemudian pergi kearah kosannya yang sudah dekat.

Risa termasuk gadis yang ramah dengan tetangga sekitar kosannya.

Sesampainya dikosan, Risa kemudian berbaring ditempat tidurnya, memikirkan sosok Rendi.

"Rendi punya akun sosial media nggak ya?" ujar Risa dalam batin, kemudian mengambil tasnya yang diletakkan diatas meja. Kemudian mengambil ponselnya.

Risa pun membuka instagramnya untuk mencari akun sosial dari Rendi.

"Nama lengkap Rendi siapa ya?", gumam Risa, "Coba gue ketik 'Rendi' siapa tau muncul foto dia," sambung Risa, lalu mengetik nama seseorang yang dicarinya diakun sosial media instagram miliknya.

Hasil pencarian pun muncul.

"Banyak juga yang namanya Rendi," ujar Risa heran, "Ada 'Rendi aja', 'Rendi_cihuy', 'RendiNM05', 'Rendi Purnama' , 'Rendi Gemilang', 'Rendi', 'Rendi' , 'Rendi', banyak banget dah, jadi puyeng gue", ujar Risa, mengedipkan matanya berulang kali saking banyaknya nama Rendi yang tertera dipencarian Instagram.

"Coba gue ulang lagi, gue liat fotonya baik-baik," Risa menscroll ulang layar ponselnya keatas berharap menemukan akun instagram milik Rendi yang ia cari.

"Rendi, Rendi, Rendi ini, bukan-bukan, Rendi Purnama, wait!" ujar Risa seketika berhenti mengeja nama Rendi setelah melihat foto profil milik 'Rendi Purnama' itu.

Kemudian Risa menekan akun 'Rendi Purnama' tersebut. Dilihatnya dengan seksama foto-foto yang diposting diakun itu.

"Wow ...amazing", mata Risa terbelalak melihat foto-foto yang ada diakun instagram tersebut.

"Cakep Bin Ganteng boo ...ini pas rambut pendek belahan tengah, enjus gila!" ekspresi wajah Risa yang terkagum-kagum, dengan beberapa kali memukul-mukul kasurnya.

Risa kemudian melihat foto lainnya.

"Yang ini, ada poni depan, udah kayak oppa-oppa korea, kalo ini oppa Bandung," ujar Risa yang lagi-lagi terkagum melihat kegantengan Rendi.

Risa melihat foto lainnya lagi.

"Ini foto sekarang kayaknya, rambutnya udah gondrong, tapi cakepnya nggak luntur gituh, malah makin eksotik, behh ...parah!, Rendi aku padamu, Lope yo-u," ujar Riska, kemudian mencium layar ponselnya yang terdapat foto Rendi seperti orang bucin.

"Gue save ah ...fotonya, yang mana ya, yang bikin hati gue menggelegar," ujar Risa sembari menunjuk-nunjuk dagunya, "Semuanya cakep-cakep," sambung Risa yang masih terkagum.

"Foto yang sekarang aja ah, gondrong gini, background potonya juga epic banget, sesuai dengan wajah tamvanmu Rendi," ujar Risa tersenyum sumringah.

Risa kemudian mendownload foto Rendi yang tanpa izin itu.

"Maaf ya Rendi, gue jadiin wallpaper diponsel gue, biar bisa liat lo terus," ujar Risa dengan wajah ceria.

Risa kemudian meletakkan ponselnya diatas meja, lalu pergi kearah dapur untuk makan sesuatu karena perut Risa sudah mulai keroncongan.