PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Fana Merah Jambu

Fana Merah Jambu

Penulis:Rifka_anisya27

Berlangsung

Pengantar
Cinta merupakan hal yang fana. Namun, bukan berarti tidak nyata. Seperti halnya langit senja yang berwarna merah jambu. Keindahannya memang hanya sesaat dan berlalu, tetapi bukan berarti tak kan kembali hadir untuk mengobati rasa rindu. Begitu pula dengan perjalanan hidup manusia. Layaknya matahari yang menghiasi cakrawala. Adakalanya datang fajar pertemuan, mentari perjalanan, dan senja perpisahan. Serta malam yang penuh kesunyian dan kerinduan.
Buka▼
Bab

Di depan teras rumah. Fana merah jambu ku berdua. Momen-momen tak palsu air tuhan turun aromamu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku.

Hal bodoh jadi lucu. Obrolan tak perlu kala itu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku. Rasanya tak cukup waktu. Terlalu cepat berlalu. Soreku nyaman denganmu.

Menarilah menarilah menarilah denganku. Genggam tangan cokelatku, berputar-putar denganku. Menarilah denganku. Menarilah menarilah.

Di depan teras rumah. Fana merah jambu ku berdua. Momen-momen tak palsu air tuhan turun aromamu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku.

Hal bodoh jadi lucu. Obrolan tak perlu kala itu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku. Rasanya tak cukup waktu. Terlalu cepat berlalu. Soreku nyaman denganmu.

Menarilah menarilah menarilah denganku. Genggam tangan cokelatku, berputar-putar denganku. Menarilah denganku. Menarilah menarilah.

Di depan teras rumah. Fana merah jambu ku berdua. Momen-momen tak palsu air tuhan turun aromamu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku.

Hal bodoh jadi lucu. Obrolan tak perlu kala itu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku. Rasanya tak cukup waktu. Terlalu cepat berlalu. Soreku nyaman denganmu.

Menarilah menarilah menarilah denganku. Genggam tangan cokelatku, berputar-putar denganku. Menarilah denganku. Menarilah menarilah.

Di depan teras rumah. Fana merah jambu ku berdua. Momen-momen tak palsu air tuhan turun aromamu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku.

Hal bodoh jadi lucu. Obrolan tak perlu kala itu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku. Rasanya tak cukup waktu. Terlalu cepat berlalu. Soreku nyaman denganmu.

Menarilah menarilah menarilah denganku. Genggam tangan cokelatku, berputar-putar denganku. Menarilah denganku. Menarilah menarilah.

Di depan teras rumah. Fana merah jambu ku berdua. Momen-momen tak palsu air tuhan turun aromamu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku.

Hal bodoh jadi lucu. Obrolan tak perlu kala itu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku. Rasanya tak cukup waktu. Terlalu cepat berlalu. Soreku nyaman denganmu.

Menarilah menarilah menarilah denganku. Genggam tangan cokelatku, berputar-putar denganku. Menarilah denganku. Menarilah menarilah.

Di depan teras rumah. Fana merah jambu ku berdua. Momen-momen tak palsu air tuhan turun aromamu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku.

Hal bodoh jadi lucu. Obrolan tak perlu kala itu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku. Rasanya tak cukup waktu. Terlalu cepat berlalu. Soreku nyaman denganmu.

Menarilah menarilah menarilah denganku. Genggam tangan cokelatku, berputar-putar denganku. Menarilah denganku. Menarilah menarilah.

Di depan teras rumah. Fana merah jambu ku berdua. Momen-momen tak palsu air tuhan turun aromamu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku.

Hal bodoh jadi lucu. Obrolan tak perlu kala itu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku. Rasanya tak cukup waktu. Terlalu cepat berlalu. Soreku nyaman denganmu.

Menarilah menarilah menarilah denganku. Genggam tangan cokelatku, berputar-putar denganku. Menarilah denganku. Menarilah menarilah.

Di depan teras rumah. Fana merah jambu ku berdua. Momen-momen tak palsu air tuhan turun aromamu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku.

Hal bodoh jadi lucu. Obrolan tak perlu kala itu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku. Rasanya tak cukup waktu. Terlalu cepat berlalu. Soreku nyaman denganmu.

Menarilah menarilah menarilah denganku. Genggam tangan cokelatku, berputar-putar denganku. Menarilah denganku. Menarilah menarilah.

Di depan teras rumah. Fana merah jambu ku berdua. Momen-momen tak palsu air tuhan turun aromamu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku.

Hal bodoh jadi lucu. Obrolan tak perlu kala itu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku. Rasanya tak cukup waktu. Terlalu cepat berlalu. Soreku nyaman denganmu.

Menarilah menarilah menarilah denganku. Genggam tangan cokelatku, berputar-putar denganku. Menarilah denganku. Menarilah menarilah.

Di depan teras rumah. Fana merah jambu ku berdua. Momen-momen tak palsu air tuhan turun aromamu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku.

Hal bodoh jadi lucu. Obrolan tak perlu kala itu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku. Rasanya tak cukup waktu. Terlalu cepat berlalu. Soreku nyaman denganmu.

Menarilah menarilah menarilah denganku. Genggam tangan cokelatku, berputar-putar denganku. Menarilah denganku. Menarilah menarilah.

Di depan teras rumah. Fana merah jambu ku berdua. Momen-momen tak palsu air tuhan turun aromamu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku.

Hal bodoh jadi lucu. Obrolan tak perlu kala itu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku. Rasanya tak cukup waktu. Terlalu cepat berlalu. Soreku nyaman denganmu.

Menarilah menarilah menarilah denganku. Genggam tangan cokelatku, berputar-putar denganku. Menarilah denganku. Menarilah menarilah.

Di depan teras rumah. Fana merah jambu ku berdua. Momen-momen tak palsu air tuhan turun aromamu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku.

Hal bodoh jadi lucu. Obrolan tak perlu kala itu. Tersalurkan aliran syaraf buntu. Martin tua media pembuka.

Berdansa sore hariku. Sejiwa alam dan duniamu. Melebur sifat kakuku. Rasanya tak cukup waktu. Terlalu cepat berlalu. Soreku nyaman denganmu.

Menarilah menarilah menarilah denganku. Genggam tangan cokelatku, berputar-putar denganku. Menarilah denganku. Menarilah menarilah.