“Sayang, kamu sangat tampan...”
“Tentu saja, aku jauh lebih baik daripada si sampah Zainaldi Qadir itu...”
“Johan, semua orang sangat menyayangimu ...”
Di depan pintu penginapan, Zainaldi Qadir tercengang melihat apa yang terjadi di dalam kamar penginapan itu.
Ia tidak pernah berpikir bahwa pacarnya Tiana Zaki telah melakukan hal yang sangat menjijikkan dengan laki-laki lain di penginapan itu, dan melihat ekspresi mabuk Tiana, tampaknya ia sama sekali tidak merasa bersalah. Sebaliknya, ia malah terlihat menikmatinya.
“Tidak!”
Susu kedelai yang baru saja ia beli jatuh ke lantai, membuat aktivitas dalam ruangan itu berhenti sejenak.
Tiana buru-buru memakai baju, tetapi saat ia mendongakkan kepalanya dan melihat Zainaldi, ia terlihat bingung, “Zainaldi…...”
“Ternyata kamu, Zainaldi Qadir, si pecundang. Kamu sangat tahu kami sedang lelah, lalu kamu kemari mengantar sarapan untuk kami. Kamu ingin aku semakin berstamina?” Pria di atas tempat tidur melihat Zainaldi sedang berdiri di depan pintu, ia segera duduk dengan ekspresi wajahnya yang seolah-olah tengah merendahkan sembari menyalakan sebatang rokok, “Tiana dan aku tidak masuk kelas hari ini. Jika Guru Pontianak itu mengabsen, jawablah untuk kami!”
Mereka semua adalah mahasiswa tahun ketiga Universitas Timur Laut. Meski pelajarannya cenderung mudah, tapi dosennya cukup disiplin dan mereka harus selalu hadir.
Zainaldi tidak menjawab, dengan bodohnya ia hanya memandang Tiana tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Tiana tergesa-gesa memakai kemeja pria, sebagian besar tubuhnya terlihat dari luar. Kulitnya yang putih dan pinggulnya yang montok adalah suatu keindahan yang belum pernah Zainaldi lihat sebelumnya.
Tiana dan Zainaldi telah berpacaran selama setengah tahun. Meskipun mereka telah hidup bersama, mereka tidak pernah melakukan hal-hal intim. Tiana selalu menampilkan sisi dirinya yang pendiam, tetapi hari ini, Zainaldi telah melihat Tiana yang sangat berbeda!
Ia benar-benar tidak terkendali!
Wajah pria di tempat tidur itu menunjukkan ekspresi tidak senang, ia kemudian memukul Zainaldi: “Zainaldi, apa yang kamu lihat? Tiana, kemari dan katakan padanya, suruh dia pergi!”
Mendengar hal ini, Tiana berdeham dengan canggung seraya berkata, “Zainaldi, aku secara resmi mengatakan padamu bahwa mulai saat ini kita putus! Pergi, dan jangan sampai aku melihatmu lagi!”
Zainaldi sadar dan bertanya dengan suara getir, “Kenapa? Apakah aku tidak cukup baik untukmu?”
“Ini bukan tentang kamu baik atau buruk!” Mata Tiana dingin, “Zainaldi, apa kamu ingin aku mengatakan sesuatu yang lebih buruk dari ini? Kamu adalah orang miskin. Kualifikasi apa yang kamu miliki untuk memberiku kebahagiaan!”
“Seluruh sekolah tahu kamu menunggak uang sekolah. Bahkan kamu sulit melanjutkan ke perguruan tinggi. Bagaimana dengan masa depanmu? Apakah kamu ingin aku bersamamu, si pecundang yang malang, bisakah kamu memberiku kebahagiaan?”
“Kamu sudah seperti seekor anjing, dan setiap hari aku merasa mual saat melihatmu!”
“Kamu bukan anak kecil lagi, lihat dirimu dengan jelas, kamu tidak layak bersamaku!”
Tiana memandangnya rendah seraya berkata: “Aku pernah bersamamu sebelumnya dan mengira kamu adalah orang kaya. Aku tidak pernah mengira kamu miskin, aku tidak mendapatkan apa yang aku mau. Kamu tidak segera memutuskanku, maka aku harus menjadi jahat dan mengajakmu putus duluan!”
“Kamu, apa yang kamu bicarakan ...” Zainaldi melihat ekspresi tegas Tiana, ia merasa sangat sedih.
“Kenapa, apa kata-kataku kurang jelas?” Melihat Zainaldi seperti ini, di hati Tiana sedikitpun Tiana tidak ada belas kasihan, ia terlihat semakin jijik. Ia mengacungkan jarinya ke hidung Zainaldi, “Kamu tidak melihat seperti apa dirimu? Ya, kamu terlihat seperti anjing, kamu tidak pernah bisa meraih yang kamu mau dan kamu selalu mengatakan ingin membahagiakanku? Bahagia apanya!”
“Kamu bahkan tidak bisa membeli IPhone, lihat yang lain! Marlina Wahadi dan yang lainnya di kelas kita, setelah mereka punya pacar, mereka semua punya IPhone yang harganya lebih dari 20 juta rupiah!”
“Tapi kamu? Aku malu jika harus mengatakan bahwa kamu masih saja menggunakan ponsel tua dari abad yang lalu! Setiap kali aku melihatmu menggunakan ponsel tua itu, aku merasa malu!”
Zainaldi melangkah mundur dan menatap Tiana dengan getir.
Ia tahu pacarnya membenci orang miskin dan mencintai orang kaya. Dulu ia berpikir, hal seperti ini normal. Lagi pula, masyarakat saat ini menertawakan orang miskin daripada pelacur. Ia juga tahu beberapa anak perempuan di kelasnya berhubungan intim dengan orang-orang tertentu hanya karena uang.
Ia tidak menyangka, bahwa pacarnya sendiri juga mengkhianatinya karena uang!
Melihat kondisi tempat tidur yang berantakan, hati Zainaldi sangat pedih seperti ada sayatan pisau: “Tiana, apakah kamu sangat menyukai uang?”
“Omong kosong macam apa jika ada yang mengatakan tidak suka uang?” Tiana mendengus dingin, “Lihatlah bagaimana keadaanmu sekarang, aku bahkan bisa melihat bagaimana penampilanmu sepuluh tahun yang akan datang! Kamu merasa pintar, tapi sekarang apa gunanya pintar? Apa kamu bisa dibandingkan dengan Johan?”
Saat berbicara, ia bersandar pada pria di sebelahnya, dan berkata dengan lembut, “Kak Johan adalah pria sejati di mataku! Dan kamu hanyalah sampah!”
Kak Johan yang dimaksud Tiana adalah Johan Yasin, tuan muda dari keluarga kaya di kelas.
Johan merangkul bahu Tiana dan berkata sambil tersenyum: “Zainaldi, saat ini aku sedang bahagia, aku tidak ingin berdebat denganmu, keluar dari sini! Aku ingin berterima kasih padamu karena belum menyentuh tubuh Tiana dalam setengah tahun berpacaran! Tiana yang ada di tempat tidur dapat melakukan semua jenis gerakan … Ngomong-ngomong, setelah aku melihat kemolekan Tiana hari ini, aku tidak akan mengata-ngataimu lagi. Anggap saja itu sebagai kompensasi untukmu yang sangat menyedihkan, hahaha!”
“Sayang, ngeselin deh...” Tiana dengan malu-malu bersandar di lengan Johan dan berkata dengan manja.
Zainaldi mengepalkan tangannya.
Dasar Pezina!
“S*al, dalam beberapa bulan lagi, aku akan berumur 22 tahun. Larangan keluargaku akan dicabut dan aku akan segera menjadi kaya!”
Awalnya, Zainaldi ingin memberitahu pacarnya Tiana tentang hal itu di hari ulang tahunnya, saat itu tiba, ia akan melihat ekspresi terkejut dan gembira dari pacarnya. Tapi ia tidak pernah menyangka akan melihat pemandangan ini sebelum hari ulang tahunnya.
Ia menghela nafas berat, ada baiknya memiliki larangan keluarga. Jika ia menikahi wanita seperti itu, itu akan menjadi kesedihannya!
Tiana yang malang, jika ia tahu bahwa ia telah membuang pewaris keluarga terkaya di dunia demi berhubungan dengan Johan, ia pasti akan sangat menyesal!
Tiba-tiba ada sebuah pesan singkat masuk ke ponsel tua di sakunya
“Nak, Ayah harus mengurus sesuatu, aku akan pergi ke luar negeri untuk sementara. Sebelum itu, aku akan mencabut laranganmu. Aku akan memberimu sejumlah uang dan jaga dirimu dengan baik. Bertahun-tahun kamu telah hidup menderita, sekarang berbahagialah!”
“Ding!”
Segera setelah itu, pesan singkat lain datang.
“Pengguna Bank Bunga yang terhormat, kartu bank anda telah dicairkan. Saldo dalam kartu anda adalah sebesar Rp. 1.000.000.000.000,00. Semoga hari anda menyenangkan.”
Mata Zainaldi berbinar, baru saja ia memikirkannya, larangannya sudah dicabut!?