PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Love Story With U

Love Story With U

Penulis:Annonime97

Berlangsung

Pengantar
Sebuah novel yang menceritakan tentang pertemuan cinta yang tak biasa. Berawal dari sebuah tragedi yang mempertemukan sepasang manusia yang memiliki kepribadian jauh berbeda. Suasana yang memaksa mereka untuk selalu bertemu hingga tersjalin komunikasi yang intens membuat hubungan mereka semakin dekat, hingga terjalinnya sebuah ikatan. Akan tetapi kepribadian yang berbeda akan sama halnya dengan bahan bahan kimia yang berbeda, ketika dicampurkan akan menghasilkan sebuah reaksi kimia sehingga menghasilkan sebuah perubahan. Namun satu hal yang harus selalu diingat, tak selamanya sebuah percobaan akan menghasilkan reaksi yang stabil dan memuaskan. Adakalanya, percobaan itu harus dilakukan secara berulang kali agar bisa menghasilkan sebuah reaksi yang maksimal. Demikian juga dengan CINTA ! Tak selamanya hubungan percintaan itu berjalan dengan mulus, ada badai dan rintangan yang selalu siap menerjang bagaikan sebuah BOM waktu yang akan meledak sewaktu waktu.
Buka▼
Bab

Sebuah virus mematikan secara tiba tiba menggemparkan kota J, Sebuah kota yang menjadi pusat pemerintahan negara Andalas itu seketika berubah menjadi kelam, kota yang selalu ramai dan dipenuhi dengan para pekerja yang berambisi, seketika berubah menjadi kota yang dipenuhi dengan rasa ketakutan.

Suasana mulai mencekam disaat ratusan orang mulai dikabarkan positif terkena virus itu,hingga bertambah menjadi ribuan bahkan diprediksi akan menjadi jutaan.

Dalam sekejap puluhan mayat mulai berjatuhan, dan berserakan disetiap sudut sudut ruangan rumah sakit. Para tenaga medis semaki panik dengan keadaan ini, dan banyak diantara mereka juga menjadi korban.

Semua ini berawal dari seorang nelayan yang berada didaerah perairan pinggir kota J, ditemukan kejang dipinggir pantai. Tubuhnya membiru, dengan mata yang terbuka, terus meraung raung kesakitan, badannya terus bergerak gerak tanpa bisa dikendalikan.

Masyarakat sekitar tempat tinggal nelayan itu seketika panik dan mencoba mencari pertolongan, berbagai cara telah dilakukan namun keadaan pria itu terus memburuk hingga akhirnya meregang nyawa.

Tak berselang lama setelah meninggalnya nelayan itu, seorang wanita mengalami kejadian serupa seperti yang dialami nelayan sebelumnya. Wanita itu kejang kejang seraya berteriak kesakitan, para tetangga juga menjadi panik tak tau harus berbuat apa, hingga wanita itu meregang nyawa sama seperti nelayan kemarin yang telah terlebih dahulu mengalami hal tersebut.

Nelayan yang meninggal kemarin merupakan suami dari wanita yang baru saja meregang nyawa, mereka hanya hidup berdua tanpa ada keturunan.

Keesokan harinya, hal serupa kembali terjadi,bahkan hari ini bukan hanya satu orang yang menglami hal tersebut. Melainkan hampir setengah penduduk desa itu mengalami hal yang serupa.

Kabar tentang kematian yang secara tiba tiba melanda desa itu kian merebak, meluas menjadi topik perbincangan terhangat. Bahkan kabar itu telah sampai ke ibu kota.

Pemerintah mulai khawatir dengan keadaanyang menimpa desa itu, korban terus berjatuhan. Tenaga medis dari pusat ibukota segera dikirimkan ke Rumah sakit yang berada diwilayah kejadian, karena tenaga medis yang berada diwilayah itu tidak sanggup melayani korban yang terus berjatuhan.

Seorang wanitatengah menikmati sarapan paginya seraya memutar siaran televisi dirumahnya. Ia tercekat melihat siaran berita yang tengah mengabarkan musibah yang mengerikan itu.

Triiiiiing

Handphone wanita itu berdering, ia segera mencari cari keberadaan handphonenya yang terus berdering tanpa henti. “Ketemu !” Ucap wanita itu setelah mengobrak abrik seluruh isi ruangan.

“Hallo !” Ucap Wanita itu santai.

“Alana ! Dari mana saja kamu ? Sudah berulang kali aku mencoba menghubungi mu tapi kau tak kunjung menjawabnya !” Suara omelan seorang wanita yang keluar dari handphone Alana.

“Profesor Kimberly ?” Pekik Alana ketika membaca nama kontak yang sedang menelponnya.

“Ya ! Kau baru sadar jika aku yang menghubungi mu ! Aku menunggu mu dilaboratorium induk sekarang, jika kau tidak datang selama lima menit, jangan harap kau akan kuperpanjang menjadi asisten ku.” Ucap Profesor kimberly mengancam gadis itu.

Alana segera berlari kekamarnya, untuk mandi dan berpakaian. Tak berselang lama kemudian Alana telah keluar dari kamar itu, seraya menjinjing tas ranselnya, berlari kemeja ruang tengah untuk meminum segelas susu vanila yang belum ia sentuh sejak tadi.

Setelah itu alana langsung berlari menuju mobilnya, dan bergegas berangkat ke Laboratorium induk, Universitas Andalas.

Universitas Negeri Andalas merupakan universitas terbesar dinegri ini, sesuai dengan namanya yang menyematkan nama negera ini. Alana merupakan sarjana yang baru saja lulus dari universitas itu, karena kepintarannya, dan kepiawaiannya memikat hati profesor Kimberly, ia berhasil diangkat menjadi asisten profesor itu, seraya mengambil program magister di universitas tersebut.

Mobil Alana telah terpakir didepan laboratorium induk, ia segera berlari memasuki ruangan itu, dan meletakkan tas ranselnya diloker, lalu dengan terburu buru mengenakan jas laboratoriumnya dan segera berjalan mendekat kearah profesor Kimberly yang sedang menjelaskan sesuatu dengan beberapa orang mahasiswanya.

“Kau terlambat lima menit Alana ! dan aku akan mengurangi poin mu !” Ucap profesor Kimberly.

“I’m Sorry Prof, Jalanan sangat macet hari ini, dan tolong jangan potong poin ku. Aku janji tidak akan terlambat lagi dilain waktu.” Ucap Alana dengan wajah memohon kepada profesor Kimberly.

“No ! Aku sudah sering mendengar ucapan mu itu. Jadi jangan membantah ku lagi jika kau tak ingin aku mengurangi poin mu lagi !” Tegas profesor Kimberly seraya menatap tajam kearah Alana.

Alana dengan wajah lesu langsung berjalan menuju sebuah kursi kosong. “Apa yang terjadi pada mu ? Sehingga sulit sekali untuk menghubungimu! Kau tau Profesor Kimberly hampir saja murka, gara gara kau tak kunjung menjawab panggilannya.” Bisik salah satu pria yang duduk disamping Alana.

“Hmmm Entahlah, aku kehilangan handphone ku pagi tadi !” Ucap Alana malas.

“Alana sepertinya hukuman mu tak cukup ! Hingga kau masih saja membuat keributan diruangan ini !” Bentak profesor Kimberly yang melihat Alana sedang berbisik bisik dengan Andrean.

“Sorry prof ! Aku tak akan mengulanginya lagi.” Jawab Alana sedangkan Andrean hanya menundukkan kepalanya.

Profesor Kimberly menggeleng gelengkan kepalanya, dan memulai kembali pembicaraan yang sempat tertunda. Diruangan itu terdiri dari lima orang yaitu, Profesor Kimberly, Alana, Andrean, Dikta, dan Kenan.

Profesor Kimberly menunjuk Alana dan ketiga pria itu sebagai asistennya, dan juga tim penelitiannya. Ia sebenarnya tak suka bekerja dengan wanita, karena kebanyakan wanita akan manja ketika harus bekerja dibawah tekanan. Akan tetapi ia menambhakan Alana diantara ketiga pria itu, karena Alana berbeda dengan wanita wanita lainnya.

Alana adalah gadis yang tangguh, ia berhasil menerjangbadai diperantauan dengan nilai yang sangat memuaskan, bahkan ia berhasil menyelesaikan program sarjananya dalam waktu tiga setengah tahun. Hal ini tentu sangat berat bagi seorang mahasiswi jurusan teknik Kimia.

Keempat mahasiswa yang direkrut oleh profesor Kimberly berasal dari jurusan yang berbeda beda. Andrean bersala dari jurusan Mipa Biologi, Dikta mahasiswa Farmasi, dan Kenan merupakan mahasiswa kedokteran.

“Kalian berempat tentu sudah melihat berita pagi ini kan ? Desa W yang berada dipinggir sebelah barat ibu kota, mengalami sebuah tragedi yang menggemparkan. Dalam waktu satu minggu, hampir seluruh masyarakat didesa itu meregang nyawa, karena disebabkan oleh serangan virus yang belum diketahui penyebabnya. Bahkan Virus itu sekarang sudah menyebar kedesa desa sekitar, hingga membuat korban yang berjatuhan semakin banyak.” Ucap profesor Kimberly.

“Iya prof ! Aku sedang melihat berita itu saat kau menelpon ku. Aku merasa semua ini sangat tidak mungkin terjadi dengan begitu cepat, bahkan dapat mematikan dalam waktu yang singkat.” Ucap Alana seraya memukul mukul pulpen kekepalanya.

“Hmm Aku rasa virus ini sangat mudah menyebar, buktinya saja sudah banyak yang terjangkit.” Timpal Andrean.

“Hmm baguslah jika kalian telah melihat berita itu. Profesor Albert mempercayakan tim peneliti kita untuk meneliti keadaan ini, dan mencari penyebab virus itu. Jadi aku sangat mengharapkan kerjasama kalian berempat.” Jelas profesor kimberly.

“Tapi Prof ? Kita belum mengetahui secara pasti apa nama virus itu dan termasuk kedalam golongan yang mana ! Lagian kita juga tidak melihat secara langsung kejadian itu.” Ucap Dikta, akan tetapi ketiga temannya menatap tajam kearah Dikta, berusaha mencegah pertanyaan itu keluar dari bibir Dikta, namun apa boleh buat, Dikta yang tidak paham dengan kondisi itu telah mengeluarkan pertanyaan yang mampu membuat standar emosi Profesor Kimberly yang tidak stabil itu meningkat.

“Aku meminta kalian berkumpul disini untuk meneliti hal itu Dikta ! Jika aku sudah mengetahuinya, aku tidak akan meminta mu kelaboratorium ini pagi pagi !” Teriak profesor Kimberly.

Dikta yang belum dapat mencerna jawaban profesor Kimberly kembali membuka suaranya. “Tapi Prof,..” Ucap Dikta terpotong, karena Alana segera menutup mulutnya.

“Profesor kami akan melakukan yang terbaik untuk tim ini, dan berusaha untuk tidak mengecewakan mu !” Ucap Kenan menenangkan profesor Kimberly.

“Hmm, Aku ada kelas pagi ini. Dan untuk sementara waktu semua kelas ku, biarkan aku yang menghendlenya, jadi kalian hanya tinggal fokus diruang penelitian ini.” Jawab profesor Kimberly dan berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.