Sebuah altar pernikahan yang sudah dihias dengan begitu mewah mendadak telah kehilangan nyawanya. Sepi menyerang membuat seorang tuan muda bernama Rayyan bak kehilangan hidup. Dia memakai setelan tuxedo hitam, sepatu pantofel, rambut yang tersisir rapi, wajahnya begitu tampan. Namun ia diam membisu saat mendapatkan kabar kematian calon istrinya. Perasaan duka menyeliputinya. Dia menangis namun tak bersuara.
Jack selaku sekretaris pribadi yang senantiasa mendampinginya pun tak berani menenangkannya, dia diam saja berdiri dibagian kanan sang tuan muda—sedikit mundur ke belakang.
Hp Jack berdering ada telepon masuk dari seorang mata-mata, ia pun mengambil jarak lima meter dari sang tuan muda kemudian segera ia menjawab teleponnya.
“Halo?”
“Tuan, saya menemukan petunjuk atas kematian nona Serena.”
“Apa, cepat katakan!” tegas Jack tanpa berkedip.
“Saya sudah mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan mobil pengantin yang membawa nona Serena, saat itu melalui cctv di tempat kejadian perkara seorang wanita mendadak berlari dan hampir tertabrak, karena itulah sopir membanting setir ke arah kiri dan membuat mobil nona Serena terseret truck tronton.”
“Kau yakin bisa mempertanggungjawabkan semua laporan mu ini? Aku akan segera memberitahukannya kepada tuan muda.”
“Saya berani menjamin kebenaran ini dengan nyawa saya, tuan Jack. Tentunya saya juga akan mengirimkan video yang saya ceritakan barusan.”
“Baiklah, segera kirimkan padaku.”
“Baik...” tukas mata-mata itu yang kemudian Jack mematikan teleponnya.
Tak seberapa lama pun hp Jack bergetar, dia baru saja menerima video yang membuktikan dalang dari kecelakaan yang merenggut nyawa Serena. Jack memutar video itu dengan suara pelan hingga akhirnya bola matanya membulat sempurna. Tak perlu menunggu lebih lama lagi Jack pun mendatangi tuannya.
Dia membungkuk untuk membisikan sesuatu di telinga tuan muda Rayyan. Rayyan yang entah sejak kapan raut wajahnya berubah dingin bak salju di kutub utara itu pun benar-benar tak bisa menahan emosinya. Tangan kanannya menerima hp Jack. Dia juga menonton video tersebut tak ayal emosinya memuncak. Rayyan beranjak berdiri dan ...
Brak!
Rayyan langsung membanting hp hingga membuat LCD nya hancur. Jack diam, seberapa mahal benda itu pun, dia masih bisa menggantikannya dengan yang baru. Kedua tangan Rayyan terkepal erat dengan mata yang melotot tajam.
“Cari tahu siapa wanita itu, buat dia mau menikahi ku dengan cara apa pun. Dia harus merasakan kesengsaraan yang kurasakan. Dia harus membayar semua perbuatannya. Aku akan membuatnya hidup di dalam neraka!” rahang Rayyan semakin mengeras, dadanya kembang kempis dengan napas panas yang begitu memburu, “Jack!” tegasnya memanggil.
“Saya mengerti tuan, akan saya atur sebaik mungkin...” ujar Jack sembari mengangguk. Dia adalah sekretaris pribadi yang begitu setia. Dia akan melakukan apa pun demi kenyamanan dan ketenangan tuan mudanya. “Saya akan segera pergi untuk mengurus segala sesuatunya,” tukas Jack lalu memberikannya bow dan berbalik badan melenggang pergi.
Jack sudah berada di dalam mobil yang ia kemudikan setengah laju, dia mendatangi seorang invenstor tetap di perusahaan Wint. Kebetulan investor itu adalah sahabat baiknya.
***
Setibanya di kantor invenstor tersebut, Jack masuk ke dalam lift menuju ruangan kerja tanpa membuat janji terlebih dahulu.
Pintu lift yang baru saja terbuka dengan cepat Jack melangkah keluar, dia bahkan tidak menyapa seorang asisten yang tengah duduk dibalik mejanya. Dia begitu terburu-buru.
Klek!
Pintu ruangan terbuka, “Alen!” tegas Jack menyebutkan namanya.
“Jack?” sontak saja Alen yang sedang bermain perempuan itu pun terlonjak kaget.