PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Cinta Seorang Pengganti

Cinta Seorang Pengganti

Penulis:Pena Baper

Berlangsung

Pengantar
Tragedi malam yang terjadi disebuah club itu membuat seorang Risky mengklaim kepemilikannya atas seorang Dinda dan itu yang membuat Dinda merasa tidak bebas. Dinda benci sebuah ikatan karena ia tak ingin terikat, jiwa bebasnya masih sangat ingin liar di luar sana. Pada akhirnya ia bertemu dengan Flora di salah satu cafe dan ia tidak bisa percaya bahwa mereka berdua sangat mirip seperti saudara kembar. Sebuah ide terlintas di otaknya untuk bertukar posisi dengan Flora. Dengan memanfaatkan situasi Flora yang sedang membutuhkan uang banyak akhirnya Dinda berhasil meyakinkan Flora dengan memberikan uang yang di butuhkan oleh Flora itu dan sebagai gantinya Flora harus menjadi dirinya untuk berada dalam ruang lingkup seorang Risky yang begitu membuat nya tertekan. Sedangkan dirinya menikmati kebebasannya di dunia luar tanpa memusingkan lagi tentang Risky. Mampukah Flora bertahan dengan kehidupan yang sama sekali tidak pernah ia pikirkan akan terjadi? Lalu akankah ada benih-benih cinta yang muncul di hati Flora? Ikuti kisahnya ya
Buka▼
Bab

Di Sebuah club malam, Risky Pranaja Dirgantara duduk sendiri menikmati music yang sedang mengalun. Beberapa wanita datang untuk singgah dan menawari diri agar bisa menemani tuan muda yang sendirian.

Meski berada di balutan kaos yang melekat di tubuh dirinya itu tidak akan membuat orang melupakan dirinya yang merupakan seorang Tuan muda Dirgantara.

Disana, tak jauh dari tempat ia berada beberapa orang sedang asik berjoget mengikuti music. Mungkin saja mereka-mereka itu sama seperti dirinya yang sedang ingin melepaskan stres serta beban hidup di punggung.

"Hai sayang, kamu terlihat begitu tampan sekali." Ucap seorang wanita mengenakan dress selutut dengan menampakkan sedikit belahan dadanya.

Risky menoleh pada wanita disampingnya itu sekilas, cantik. Itulah satu kata yang bisa menggambarkan wanita disampingnya itu. Mungkin kalian sudah bisa membayangkan nya tanpa harus di jelaskan lebih detail.

"Maaf saya sedang ingin sendiri nona." Ucap Risky menolak wanita itu secara halus.

"Panggil aku Dinda."

Risky menaikkan alisnya, "Oke, maaf Dinda saya sedang tidak mau menerima servis atau apapun malam ini." Ucap Risky

Iya, Dirinya selalu datang ke tempat ini untuk mencari hiburan dengan wanita-wanita yang menurut nya oke untuk menemani ia melewati malam-malam nya itu.

"Oh ya? Kalau seperti itu kita sama Tuan. Aku juga sedang tidak menerima servis apapun malam ini. Jadi bolehkah aku duduk disini bersama mu?" Tanya Dinda dengan begitu menggoda suara nya.

Tak ingin berdebat lagi, Risky mengangguk mengizinkan wanita di hadapannya itu duduk.

"Terimakasih Tuan, ngomong-ngomong apa yang membuat anda datang kemari?"

"Hanya ingin." Jawab Risky singkat.

"Oh ya? Apa Anda sedang menghadapi masalah yang berat tuan?" Tanya Dinda lagi

Risky diam ia malas untuk menjawab pertanyaan yang sungguh membuat dirinya muak itu.

Tak mendapatkan jawaban Dinda menjatuhkan tas selempang nya dengan sangat sengaja hingga tas itu terjatuh di bawah meja.

"Tuan, bisakah anda membantu saya mengambil nya?"

Risky memoleh dan kemudian menundukkan kepalanya untuk mengambil tas selempang Dinda yang jatuh. Namun tanpa di sengaja matanya menatap kaki yang mulus dan begitu putih di hadapannya dengan sedikit di buka hingga bisa dilihat dengan jelas warna celana dalam yang di kenakan Dinda.

Risky sungguh terlena dan langsung menelan ludahnya, seperti nya dirinya itu sedang terangsang oleh Dinda.

"Tuan apakah anda sudah mendapatkan nya?" Tanya Dinda

Risky langsung menggeleng kan kepalanya mengusir pikiran yang tidak-tidak di otaknya itu. Bagaimanapun ia adalah pria normal dimana jiwa kejantanan nya itu akan keluar jika diberikan sedikit saja rangsangan.

"Ini nona."

Dinda mengangguk dan langsung menerima nya, "Terimakasih tuan maaf jika merepotkan anda."

Risky hanya diam tidak menjawab apapun, dirinya sibuk dengan pikirannya tadi. Jika tadi ia tidak menolak gadis ini sudah pasti saat ini mereka akan berakhir di dalam kamar.

"Tuan, apakah kau melihat mereka?" Tunjuk Dinda pada sepasang kekasih yang sedang berciuman mesra di bawah sinar lampu yang redup.

Risky mengikuti arah tunjuk Dinda dan kemudian mengangguk, hal semacam itu sudah lumrah terjadi di tempat seperti ini.

"Kenapa dengan mereka?" Tanya Risky yang terkejut saat menoleh ke arah Dinda yang ternyata sudah berpindah disampingnya.

"Coba anda lihat saya tuan dari atas hingga ujung kaki."

Seperti perintah, Risky mengikuti ucapan Dinda. Wajahnya begitu cantik dengan bibir tipis dan sebuah lubang pipi di sebelah kiri. Hidung nya mancung serta dagu nya lancip. Pandangannya beralih pada tubuh Dinda yang begitu montok dan seksi. Pakaian nya terlihat begitu menunjukkan bentuk tubuhnya yang molek. Terakhir pandangan nya jatuh pada paha putih polos yang masih membuat ia kepikiran sejak tadi. Dress nya semakin terangkat hingga menutupi sedikit saja isi di dalam celana dalam Dinda membuat Risky tidak bisa mengendalikan dirinya lagi untuk segera melahap wanita disampingnya itu.

"Tuan, apakah kau ingin berciuman dengan ku?" Tanya Dinda dengan begitu menggoda.

Risky yang sudah tak terkendali lagi nafsunya langsung mendekati Dinda untuk mencium bibir yang sejak tadi menggoda nya itu.

"Apakah kau yakin nona? Saya bukan lah laki-laki baik dan saya tidak akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada anda nantinya."

"Saya juga bukan lah wanita baik-baik tuan, toh kita sama-sama tahu semua yang ada disini juga bukan orang baik-baik. Jika kita semua orang baik-baik bukan disini tempat kita tapi di masjid."

Risky terkekeh geli mendengar jawaban Dinda, bisa-bisanya gadis itu bicara tentang masjid disini.

"Baiklah nona, sudah berapa kali anda melakukannya?" Tanya Risky

"Bahkan saya belum pernah mencoba."

Risky menatap Dinda, pantas saja tadi ia tidak pintar merayu.

Tanpa berpikir panjang Risky langsung melumat bibir tipis yang sejak tadi menggoda itu. "Balas ciumanku nona." Ucap Risky mengajari Dinda yang hanya diam saja sejak tadi.

Dinda langsung membalas ciuman itu dengan begitu lihai seolah ia sudah begitu berpengalaman. Risky tersenyum, "Tidak sulit mengajari anda ternyata." Ucap Risky saat mereka melepaskan ciuman untuk mengambil Napas.

Dinda tersenyum, "Lakukan apa yang selalu kamu lakukan tuan pada wanita-wanita sebelumnya aku ingin merasakan yang lebih dari ini." Ucap Dinda sambil mengelus tubuh Risky dengan begitu lembut.

Risky tersenyum dan mencium sekilas bibir Dinda, "Tidak nona, maukah kamu menjadi orang spesial dalam melakukan ini?" Tanya Risky.

Tanpa pikir panjang Dinda mengangguk kan Kepala nya sebagai jawaban membuat Risky mengembangkan senyumnya.

Kembali mereka berciuman di bawah lampu yang redup dan musik yang mengalun. Untungnya mereka berada di tempat yang jauh dari banyaknya orang berlalu lalang. Iya, tempat yang hanya tersedia untuk pelanggan VIP.

Dinda sudah berbaring diatas sofa panjang sedangkan Tangan Risky bergerak lincah membuka dress milik Dinda hingga perut putih polos itu bisa dilihat dengan jelas tanpa ada halangan apapun dan Risky sungguh terkagum dengan apa yang baru dilihat nya itu. Risky menurunkan resletingnya dan mengeluarkan kepunyaannya yang sudah mengeras itu akibat rangsangan yang diberikan oleh Dinda sejak tadi.

Memang dirinya selalu kesini dan ditemani banyak wanita tapi tidak pernah melakukan seperti ini. Hanya malam ini ia bisa tertipu oleh setan cantik hingga dirinya tidak bisa dikendalikan lagi. Wanita-wanita itu biasanya hanya menemani dirinya duduk minum tanpa melakukan apapun. Tapi sekarang? Dia lah yang terangsang sendiri dengan wanita setan ini. Tak Ada satupun wanita yang bisa membuat ia terangsang selama ini dan sudah dipastikan Dinda adalah orang pertama kalinya.

Saat tangannya benar-benar ingin membuka dress itu sampai ke atas tiba-tiba saja Dinda berdiri dari posisi baring nya dan langsung pergi meninggalkan Risky yang sedang bergairah pada tubuhnya itu. Tanpa mengatakan apapun Dinda pergi sambil berlari secepatnya.

Risky yang sudah berada di puncaknya itu mau tak mau harus melanjutkan sendiri tanpa lawan mainnya. Beberapa menit kemudian cairan keluar dari milik nya menandakan sebuah pelepasan. "Ahhhhh,"

Setelah membersihkan punya nya ia langsung merapikan pakaiannya itu dan kemudian pergi untuk mencari Dinda yang pergi saat permainan sedang berlangsung.

Ini merupakan kali pertama ia dipermainkan oleh seorang wanita seperti ini. Dan ia akan menemukan Dinda bagaimanapun caranya, wanita itu harus menjadi miliknya.