PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Wanita Simpanan

Wanita Simpanan

Penulis:Alex_Alvaro

Berlangsung

Pengantar
Kezia tidak menyangka bahwa pertemuannya dengan Baskara, yang merupakan anak majikan ayahnya, akan menimbulkan hubungan spesial dan memiliki banyak rintangan di dalamnya. Walau tahu perbuatannya salah, Kezia tetap ingin menjalani hubungan dengan Aska. Akankah keduanya bersatu? Atau, malah menerima jalan hidupnya masing-masing?
Buka▼
Bab

Kezia mematut wajahnya di cermin, mencoba beberapa senyum terbaiknya. Ia akan ke pesta bersama orang tuanya.

Hari ini ulang tahun Tante Anna, nyonya besar BW Group. Tapi sebelumnya, mereka akan ke rumah besar dulu, mengikuti pengajian.

Tante Anna mengundang anak-anak panti asuhan, panti yang dulu pernah jadi rumah Kezia.

"Sayang, apakah kamu sudah siap?" tanya ibunya yang mengintip dari balik pintu kamarnya.

"Iya Bu, kita berangkat sekarang," jawab Kezia bersemangat. Ia senang bisa bertemu dengan adik-adiknya dari panti.

Ayahnya sudah menunggu di dalam mobil, yang akan membawa mereka ke rumah besar keluarga Wibowo.

Sore menjelang malam, di rumah besar sudah berkumpul anak-anak panti.

Sepuluh tahun yang lalu saat usia Kezia enam tahun, ia dipungut Ayah Bagas dan Ibu Dyas dari panti ini. Tidak terasa sekarang usia Kezia sudah enam belas tahun, duduk di kelas dua SMA dan setahun lagi ia akan lulus SMA.

Kezia masih sering ke panti walaupun sudah diadopsi, terutama saat lebaran ia akan berziarah ke makam ibu kandungnya yang dekat dengan panti asuhan. Sedangkan ayah kandungnya, Kezia tidak tahu.

Kezia menghampiri ibu panti dan mencium punggung tangannya.

"Kamu semakin cantik, Kez," ujar ibu panti tersenyum.

"Makasih, Bu," ucap Kezia membalas tersenyum.

ibu panti dulu berambut keriting, sudah tiga tahun ini ia putuskan berkerudung. Kalau Kezia, entahlah, dia belum siap.

Selesai pengajian anak-anak berbaris untuk menerima santunan dari tuan besar dan Nyonya Anna serta putra tunggal mereka Baskara Wibowo.

Ini pertama kali Kezia melihat Aska karena tuan muda itu tinggal dan studi di Amerika.

Ya Tuhan, dia sangat tampan! Berapa ya usia Aska? Delapan belas atau dua puluh tahun.

Saat Kezia sedang mengira-ngira, wajah Aska menoleh, menatap padanya.

Aduh, mati aku!

Dengan cepat Kezia membuang mukanya.

***

Aska dijemput pulang ke Jakarta untuk acara ulang tahun mamanya. Dengan terpaksa ia ikut naik jet pribadi keluarganya itu.

Tiap tahun juga ulang tahun, gumam hatinya.

"What?! Mama akan mengundang anak panti asuhan, anak yatim?" tanya Aska heran, karena baru kali ini keluarganya peduli dengan anak yatim.

"Iya, kenapa kamu heran? Bukankah agama menyuruh kita harus banyak-banyak berbuat kebaikan," jawab Nyonya Anna. Ia mengenakan gamis sutra warna gading dan kerudung yang senada.

"Oh, oke, whatever." Aska tersenyum datar. Ia memakai baju koko warna putih susu dan celana sarung warna hijau tua senada dengan pakaian yang dikenakan papanya, tuan besar Prayoga.

Sore menjelang malam, Rumah Besar sudah kedatangan anak-anak yang memakai pakaian serupa. Baju koko warna putih dan celana panjang warna hijau daun. Seragam panti asuhan Al-fallah.

Aska melihat ada seorang gadis remaja di antara barisan anak-anak perempuan.

Siapa dia? Setidaknya ada pemandangan yang membuat mataku fresh, tidak melulu memandangi anak-anak dan ibu-ibu.

Aska melihat gadis itu menempel pada Bibi Dyas istrinya Om Bagas, asisten pribadi papanya.

Apa dia anak mereka? Let’s cekidot.

Beberapa kali Aska melihat ke arah Kezia, tapi gadis itu selalu buang muka.

Dia malu atau sombong ya?

Aska ingin berkenalan, namun gadis itu selalu menghindar.

Mau ke mana kau gadis? Aku akan mengejarmu, jangan lari kau betina.

Pikiran Aska mulai bekerja.

***

Setelah pengajian, selanjutnya acara di gedung BW group. Undangan terbatas hanya untuk silaturrahmi antar kalangan pemegang saham dan juga kolega. Tidak ada karyawan yang diundang.

Kezia merasa kesepian di antara meriahnya pesta. Di antara banyaknya tamu undangan, tak satu pun yang dikenalnya.

Untuk menghibur hatinya, Kezia mencicipi semua makanan yang tersedia. Khususnya cake ulang tahun, rasanya sangat lezat di mulut Kezia.

Sesekali ia melirik Aska yang sedang bersama tuan besar dan anehnya pria tampan itu juga sedang menatapnya.

Cih, apa dia sedang mengawasiku? Enggak pernah lihat orang makan ya.

Kezia melihat ayahnya bersama tuan besar. Sebagai Asisten Tuan Prayoga, Ayah Bagas harus selalu siaga di sampingnya sedangkan ibunya duduk di samping Tante Anna dan beberapa Ibu-ibu lainnya.

Sambil mencicipi makanannya, Kezia melirik Aska lagi. Entah kenapa matanya selalu ingin melihat pada pria itu. Sekarang Aska sedang bersama gadis-gadis berpakaian seksi dan semua cantik-cantik di mata Kezia.

Aska juga terlihat paling tampan di antara beberapa teman prianya di sana.

Saat Aska menoleh padanya dengan cepat Kezia membuang mukanya.

Cih, sebaiknya aku kabur.

Dengan jantung yang berdegup kencang, Kezia keluar dari gedung dengan membawa wajah malunya. Malu karena selalu ketahuan setiap kali matanya lagi memandangi pria tampan itu.

Kezia berjalan ke taman samping. Melihat ada bangku, ia pun duduk di situ.

Liana lagi apa ya? Coba chat, ah.

Dalam hati Kezia teringat pada sahabat baik dari masa kecilnya, Liana Santoso lalu Kezia mengirim pesan chatnya.

Liana : Bagaimana pestanya?

Kezia : Membosankan!

Liana : Loh, kenapa?

Kezia : Gue di luar gedung sendirian duduk di taman.

Liana : Coba ngajak gue, lo enggak akan kebosanan.

Kezia : …

Selagi Kezia sedang asyik dengan chatnya, sebuah suara menyapanya.

"Kenapa duduk sendirian? Di sini banyak nyamuk," suara seseorang duduk di sebelahnya.

Kezia menoleh pada suara yang menyapanya. Pandangannya terpana menatap tak percaya.

Aska? Aduh, mati aku! Ngapain dia kemari?

Kezia menelan salivanya, dari dekat Aska bahkan kelihatan lebih tampan. Dengan cepat Kezia mengalihkan pandangannya, pura-pura sibuk dengan ponselnya. Kezia memutuskan chatnya dengan Liana.