PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Jodoh Dari Aplikasi

Jodoh Dari Aplikasi

Penulis:Nuy06

Berlangsung

Pengantar
Di selingkuhi oleh pacarnya membuat Nadira sangat sakit hati, bagaimana pun baim adalah laki laki yang ia cintai sepenuh hati. Melihat Nadira selalu bersedih membuat Emi enggak tega, dan akhirnya Emi menyarankan agar Nadira segera mencari pengganti Baim. "Lo kira mudah cari pengganti, " Ucap Nadira "Tentu saja mudah. " Ucap Emi lalu menyambar hp Nadira, dengan fokus dia pun langsung mendaftarkan Nadira di aplikasi pencari jodoh. Akankah Nadira bertemu dengan laki-laki baik dan bisa menghapus rasa sedihnya? Yuk ikuti kisahnya di "Jodoh Dari Aplikasi"
Buka▼
Bab

Malam ini Nadira berdandan secantik mungkin, setelah sekian lama akhirnya dia akan bertemu dengan kekasihnya yang baru pulang dari luar kota.

Dia telah lama menanti malam ini, setelah dua tahun LDRan akhirnya dia akan bersama lagi seperti dulu.

"Semangat banget neng, " Ucap Emi yang baru pulang kerja.

"Ya elah, sewot aja lo." Ucap Nadira sambil terus berdandan di depan kaca tanpa menoleh ke arah sahabatnya itu.

"Awas nanti kacanya pecah kalau kelamaan dandan. " Ketus Emi kembali.

"Alah, bilang aja lo iri. " Tawa Nadira, lalu dia pun berbalik dan menghadap Emi.

"Gimana? Dan cantik belum? "

" Lo mau di apain aja juga cantik, tanpa dandan juga cantik. Jadi gue heran liat lo capek capek dandan kayak gt. " Crocos Emi lalu segera berjalan ke arah dapur.

"Makasih buat pujiannya, ya udah gue pamit dulu ya. Jaga rumah baik baik. " Ucap Nadira lalu menyambar tas nya yang terletak di meja.

"Jangan lupa bawa kunci cadangan, satu lagi lo jangan pulang larut malam, ingat jaga diri. Ok" Ucap Emi memperingati Nadira.

"Siap Tuan putri. " Ucap Nadira lalu memeluk Emi, dan dia pun segera pergi.

Nadira dan Emi adalah sahabat dari SMA hingga sekarang mereka bekerja, mereka berdua adalah dua wanita tangguh yang hidup di ibukota mengandalkan tenaga.

Dan hampir semua Emi tau tentang Nadira, begitu juga sebaliknya. Nadira juga mengetahui semua tentang Emi.

Kini Nadira sudah sampai di halt bus, tapi bus yang di tunggu-tunggu gak juga kelihatan.

"Apa aku pakai taxi aja kali ya? Takut nanti Baim udah nunggu lama. " Gumamnya sendiri.

Setelah berpikir sejenak, akhrinya dia pun memilih untuk memesan taxi online.

Gak menunggu lama, taxi yang di pesan pun telah tiba. Dengan segera Nadira naik dan memberitahu alamat yang akan di tujunya.

Enggak butuh waktu lama dia pun sampai di badara.

Setelah membayar ongkos taxinya dia pun langsung turun dengan senyuman yang melebar di bibirnya.

Dia berjalan sambil sesekali tersenyum.

Belum jauh dia melangkah dia telah melihat Baim si pujaan hati.

Saat dia akan berteriak memanggil kekasihnya itu, tiba tiba dia pun mengurungkan niatnya.

Bukan karena ingin memberi kejutan atau lain sebagainya, dia mengurungkan niatnya karena dia melihat ada seorang gadis yang berlari dan memeluk sang kekasih.

Badanya serasa lemas dan hatinya bergetar hebat.

"Enggak enggak, aku harus berpikiran positif, mana tau itu sepupu atau saudaranya. " Ucapnya dalam hati.

Perlahan dia pun mendekat ke arah ke dua insan yang terlihat sangat mesra itu.

"Baim! " Ucapnya.

Yang di panggil terlihat gugup dan mulai salah tingkah, dengan cepat dia pun melepas pelukan perempuan itu.

"Eh, kok kamu ke sini? Aku kan udah bilang gak usah di jemput. " Ucapnya dengan suara berat.

Hati Nadira begitu sakit mendengar kata kata yang keluar dari mulut pacarnya itu.

"Aku kangen sama kamu, makanya aku mau segera ketemu. "

"Dia siapa sayang?" Ucap perempuan yang ada di samping Baim.

Kali ini Baim terlihat semakin serba salah.

"Teman saat SMA dulu, ia kan Nadira. " Tatapan Baim mohon agar Nadira mengiyakan apa yang dia katakan barusan.

Perempuan yang bersama Baim itu pun melihat ke arah Nadira, seolah meminta jawaban dari apa yang di katakan oleh Baim.

"Jangan nangis Nadira, stop jangan nangis. Lo harus kuat, ingat jangan mempermalukan diri lo sendiri di hadapan laki laki seperti dia. " Ucap Nadira dalam hati.

Dengan tenang dia pun mengangguk sambil tersenyum.

"Ia mba, Baim adalah sahabat saya, karena udah lama enggak ketemu jadi saya rindu. Pas saya tau dia pulang sekarang saya berinisiatif untuk menjemputnya. " Ucap Nadira dengan sangat tenang.

"Oh, ku kira kamu pacarnya. Syukurlah kalau kalian hanya sahabat saja. Aku itu orangnya percemburu jadi langsung menduga yang bukan-bukan. "

"Jadi mba pacarnya Baim? Kenalin nama saya Nadira. " Ucapnya sambil menjulurkan tanganya.

"Kenalin nama saya Desy, saya bukan pacarnya Baim tapi tunangnya. " Ucap Desy sambil membalas jabatan tangan Nadira.

Kali ini Nadira hampir runtuh, badanya terasa lemas dan hatinya terasa sangat sakit. Sebelum air mata itu tumpah dia pun langsung pamit pada orang yang ada di hadapanya itu.

"Oh, kalau gitu saya permisi dulu ya Baim dan mbak Dessy, saya lupa ada janji dengan teman. " Ucap Nadira lalu langsung balik badan dan meninggalkan mereka berdua.

Dia masih mendengar jika Desy memanggilnya, tapi dia pura pura enggak mendengar panggilan itu.

Dia sedikit berlari tanpa menghiraukan orang orang yang heran melihatnya. Kini air matanya gak mampu ia tahan lagi.

"Apa salahku? Kenapa kau menyakitiku seperti ini. " Ucap Nadira sambil menepuk nepuk dadanya.

Dia terus berjalan tanpa menghiraukan apa pun, dia bahkan enggak menghiraukan hujan deras di luar.

Dia terus berjalan sambil menangis. Dia enggak pernah mengira Baim akan menghianatinya.

Yang ia tau laki laki itu sangat mencintainya, dia begitu memperhatikanya dan dia selalu ada di saat dia lagi membutuhkanya.

Tujuh tahun mereka bersama tak pernah sekali pun Baim membuatnya terluka, bahkan ucapanya pun enggak pernah menyakiti hatinya.

"Terus apa ini? Kenapa dia tega, apa salahku? Kalau aku ada salah seharunya kamu bicara, bukan seperti ini. " Teriak Nadira sambil terus berjalan menerobos hujan yang semakin deras.

Terlintas kembali semua kenangan kenangan indah yang mereka lalui selama tujuh tahun ini.