PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Enra

Enra

Penulis:Akhza Biru

Berlangsung

Pengantar
Enra tidak bisa menahan diri terhadap lingkungannya yang terus mengkucilkan dan menjauhi dirinya karena sang ibu yang punya kelainan jiwa. Sakit balas sakit, Enra melakukan apa pun, agar orang-orang yang menyakitinya juga merasakan hal yang lebih sakit dari yang ia rasakan. Hatinya dipenuhi oleh kebencian, termasuk kepada sang ibu yang berkelainan jiwa dan ayahnya yang memilih pergi meninggalkannya.
Buka▼
Bab

Enra menghirup udara dingin yang segar, mencoba merasakan aroma kebebasan dan ketentraman jauh dari keramaian. Tidak ada kehidupan di sekitarnya, hanya mobil atau motor yang sesekali berlalu lalang. Tentu saja, jalan kaki bukanlah kebiasaan kota ini, orang-orang cenderung memilih angkutan umum atau punya mobil pribadi agar lebih cepat sampai tujuan. Hanya beginilah, yang membuat hati dan pikirannya terasa sedikit lebih baik. Tidak sedikit pun ia merasa kesepian, karena bagi Enra bukan kesendiriannya yang membuat sepi, tapi sesuatu yang lain.

Tak terasa, gedung sekolah Enra sudah terlihat dari kejauhan, terlihat angkutan umum berhenti di halte seberang jalan. Segerombolan siswa berlompatan turun, beberapa dari mereka merenggangkan badan merasa merdeka karena sepanjang perjalanan harus duduk sempit-sempitan. Beberapa yang lainnya langsung menyeberangi jalan, langsung melangkah menuju kelas masing-masing.

Enra menaikkan syal yang ada di lehernya hingga menutupi sampai hidung. Lalu, berjalan menunduk saat sudah mendekati keramaian. Dia tidak ingin siapa pun menyadari keberadaannya, itu lebih baik dari pada hari yang menjadi rusak.

Namun, tanpa Enra sadari dari belakang seorang siswa dengan sengaja menjulurkan kakinya ke langkah Enra, membuatnya tersungkur dan jatuh. Sontak semua murid melihat ke arah Enra. Syal yang ia kenakan terlepas, memperlihatkan wajahnya ke semua orang.

“Ups, maaf, Ra. Gak sengaja,” ucap gadis itu seraya menyeringai.

Semua orang hanya mengalihkan pandang menahan tawa. Tidak ada satu pun yang ingin membantu karena tidak ingin terlibat. Enra mengepalkan tangannya ingin rasanya membalas, tapi dia mengurungkan niatnya. Dia berdiri dan membersihkan debu di seragam dan tasnya.

Semua murid sudah kembali berjalan menuju kelas mereka. Kecuali, Vie yang tertahan oleh Bu Ana. Teman-teman Vie meninggalkannya, saat menyadari keberadaan Bu Ana. Mereka tidak ingin terkena masalah lagi karena ulah Vie. Vie yang tertahan Bu Ana, menahan rasa sebal terhadap teman-temannya dan hanya terdiam, tidak menjawab pertanyaan Bu Ana.

Bu Ana hanya menghela napas panjang, lalu menggelengkan kepala.

“Masuk kelasmu!’ perintah Bu Ana melepaskan Vie.

Bu Ana melihat punggung Enra yang telah masuk ke gedung sekolah. Sekali lagi, ia menghela napas panjang. Lalu, tibat-tiba tersadar sedang diperhatikan. Dia melihat ke arah murid yang sejak tadi, berdiri beberapa langkah di belakangnya.

“Ada apa, Laika?” tanya Bu Ana.

Perempuan berkacamata itu, tersentak kaget. “Ti-tidak ada, Bu. Per-permisi."

Sekali lagi, Bu Ana menggelengkan kepala melihat kelakuan para siswanya pagi ini.

***

"Sial, awas saja! Suatu hari nanti akan kubalas!"

Enra melepaskan syal yang ia kenakan, lalu melipatnya untuk dimasukkan ke dalam tas. Dia memutuskan untuk membaca buku sembari menunggu jam pelajaran pertama di mulai.