[KEDIAMAN KELUARGA ALARIK]
[Ruang Tengah]
'Sudah saat kau pergi adik manis' kata-kata itu selalu terngiang-ngiang dipikiran Alana. Itu bertanda akan berakhirnya kehidupan mewahnya. Alana tidak tahu apa yang sudah salah pada takdirnya? Kenapa ada wanita lain yang merebut kebahagiaannya, kasih sayang orang tuanya, merebut cinta pertamanya dan perlindungan dari neneknya?
Semua orang membencinya. Semua yang dilakukan Alana selalu salah dimata keluarganya serta tunangannya. Alana sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk keluarganya. Alana berhasil masuk kesekolah terbaik dikotanya. Alana selalu menang dalam setiap perlombaan disekolahnya.
Namun semua itu tidak berguna bagi keluarganya. Bagi ayahnya, itu seperti menjatuhkan harga diri kakak angkatnya.
Bahkan mereka menyebut Alana Anak yang sombong karena memiliki tingkat IQ yang tinggi. Alana tidak tahu, permainan apa yang sudah dimainkan oleh wanita itu untuk membuat keluarganya menjauhinya.
Masalah ini mulai terjadi saat lima tahun yang lalu ayahnya tak sengaja membawa seorang anak perempuan yang tua dua tahun darinya. Ayahnya mengatakan bahwa anak itu yatim piatu dan hampir diperkosa. Dan saat itulah seluruh anggota keluarganya mendekatinya dan menghiburnya.
Setelah itu, penderitaannya dimulai. Berlahan-lahan kasih sayang kedua orang tuanya berkurang padanya. Mereka selalu memprioritaskan anak angkat mereka dan meninggalkan anak kandungnya sendiri. Hanya kakeknya yang selalu menyayanginya dan mendukungnya.
"Kau wanita jahat." Alana mendorong tubuh Olivia. Tapi Olivia dengan sengaja menjatuhkan tubuhnya kelantai dan menangis disana.
"Aku tahu dan aku sadar. Aku hanya anak angkat disini. Maafkan aku adik. Aku akan pergi." Olivia berteriak dan menangis saat seluruh anggota keluarga menghampirinya
"Apa yang kau lakukan pada kakakmu, Alana?" Bentak Leyla Alarik
"Aku tidak...!!"
PLAKK
Leyla langsung menampar putri kandungnya dengan keras sehingga membuat sudut bibir putrinya terluka dan berdarah.
Dalam detik itu juga, dunianya berhenti sesaat. Ibunya menampar demi anak angkatnya. Alana kecewa dan marah. Hatinya mati dan kehidupannya mulai memasuki zona hitam. Alana tidak akan pernah melupakan kejadian hari ini. Sudah bertahun-tahun dan baru hari inilah yang paling menyakitkan.
"Ibu menamparku hanya gara-gara wanita murahan itu." ucap Alana sembari menunjuk kearah Olivia. Air matanya mengalir membasahi pipinya
"Kau memang pantas mendapatkannya. Aku menyesal telah mengandungmu dan melahirkanmu karena pada akhirnya kau berubah menjadi monster yang mengerikan. Kalau aku tahu dari dulu aku hanya memelihara anak monster, kenapa tidak dari dulu aku membuangmu?" Bentak Leyla
"Ibu sudah. Alana tidak salah. Aku yang salah. Aku yang sudah keterlaluan. Aku sudah merampas kasih sayang kalian darinya." ucap Olivia sembari menundukkan kepalanya dan memegang lengan ibu angkatnya dan tersenyum jahat melanjutkan sandiwaranya. "Biarkan aku pergi. Biarkan aku kembali kekehidupan ku yang lama. Aku tidak mau Alana membenciku." ucap Olivia. Inilah rencananya selama ini untuk hidup mewah dan mewah dan mengusir Alana.
"Tidak sayang. Kau tidak akan pergi kemana-mana. Diluar sana sangat kejam. Ibu tidak mau terjadi sesuatu padamu.." ucap Leyla
"Tapi Ibu..." Olivia menggantungkan perkataannya
"Kau tidak akan pergi sayang." Itu suara ayah angkatnya, Robert Alarik
"Ya, kau tidak akan pergi. Yang akan pergi dari rumah ini adalah dia." ucap Leyla sambil menunjuk kearah putri kandungnya.
Leyla menatap Alana dengan tatapan benci. "Aku tidak akan pernah mengakuinya sebagai anak yang pernah aku lahirkan." ucapnya
Saat itu juga, hidup Alana sudah menjadi hitam. Rasa marah dan rasa dendam kini telah merasuki hati dan pikirannya. Tidak ada lagi kebahagiaan, tidak lagi kata maaf. Tidak ada kata kepercayaan lagi dalam hidupnya. Dirinya baru berusia delapan belas tahun, tapi hidupnya sudah harus dibuang.
"Mulai hari ini kau bukan lagi putriku kandungku. Aku akan umumkan pada orang-orang diluar sana dan mengarang cerita bahwa kau adalah anak angkatku yang tertukar dengan Olivia saat masih bayi." teriak Leyla di depan Alana. "Cepat. Ambil surat keluarga. Aku akan menghapusnya. Dan jangan ada yang menyebut namanya lagi dirumah ini," ucapnya
Olivia tersenyum puas akan penuturan dari ibu angkatnya.
Akhirnya, Olivia sah menjadi anak angkat mereka dan hidupnya akan bahagia. Serta Olivia juga mendapatkan cinta dari tunangannya Alana.
"Memangnya aku salah apa, Bu? Kenapa ibu bersikap seperti ini padaku?" tanya Alana dengan tatapan tajamnya
"Kau bukan anakku lagi. Dan berhenti kau memanggilku Ibu. Kau sudah menyakiti putriku yang berharga."
"Sudahlah, Kak. Kalau aku menjadi dirimu, aku pasti sudah pergi dan bunuh diri." sindir adik kandungnya yaitu Lucy
"Menjauhlah dari cucuku. Kau tidak pantas memakai nama kami." Itu Suara neneknya
"Alana. Mulai hari ini kita tidak lagi bertunangan karena sampai kapanpun aku tidak bisa mencintaimu. Jadi aku harap kau menerimanya," ucap Derrick Jareda
Ungkapan itu sangat sederhana. Tapi sangat amat menyakitkan untuk Alana. Semuanya telah memutuskan hubungan dan satu lagi laki-laki yang dianggap sebagai Kekasihnya meninggalkannya. Alana sudah membantu banyak hal, sehingga Derrick bisa menjadi CEO yang sukses.
"Apa ini yang kau harapkan, hah?" teriak Alana. Sudah tidak ada kata lembut lagi dari Alana
"Aku membantumu siang dan malam. Kadang aku tidak bisa tidur dan fokus pada pendidikanku. Dan sekarang kau seenaknya mengatakan bahwa kau tidak bisa mencintaiku. hahaha! Dasar laki-laki murahan dan menjijikkan." ucap Alana menatap tajam kearah Derrick
"Jaga ucapanmu, Alana!" bentak Derrick
"Kenapa? Tidak terima? Mau marah? Kau itu laki-laki murahan, menjijikkan, tidak tahu berterima kasih dan juga penjilat," ucap Alana tajam
"Alana!" teriak Derrick dan tangannya terangkat ingin menampar Alana. Tapi Alana dengan gesitnya langsung menahan tangan Derrick.
"Jangan coba-coba kau menamparku. Kau bukan siapa-siapaku, bajingan. Ingat baik-baik kata-kataku, Derrick Jareda yang terhormat. Kau seperti ini itu berkat usahaku. Kau maju dan perusahaanmu berkembang pesat itu juga berkat usahaku. Aku tahu titik lemah dari perusahaanmu itu. Hari ini aku akan membiarkanmu bersama dengan pelacurmu itu untuk bersenang-senang. Tapi disaat waktunya telah tiba, aku akan kembali lagi untuk menghancurkanmu dan juga perusahaanmu, beserta dengan pelacurmu itu. Dan aku akan membuatmu tidak memiliki apa-apa lagi." Alana berucap dengan tatapan tajamnya.
DEG!
Derrick benar-benar terkejut akan ucapan Alana. Memang benar apa yang dikatakan Alana. Perusahaannya berkembang sampai saat ini itu semua berkat Alana. Tapi Derrick berusaha untuk tidak mempercayai semua ucapan Alana.
"Kau jangan mengancamku. Kau pikir aku bakal takut dengan ancaman murahanmu itu," ucap Derrick. Padahal di dalam dirinya, Derrick berusaha membuang jauh-jauh rasa takutnya itu.
Alana tersenyum menyeringai. "Kita lihat saja nanti. Kali ini kau dan pelacurmu itu menang. Tapi nanti kalau saat itu tiba. Akulah yang akan menjadi pemenangnya. Aku akan menghancurkanmu bahkan keluargamu juga. Aku akan membuatmu dan seluruh anggota keluargamu jatuh miskin dan menjadi gembel di jalanan. Tunggu saja. Dan tidak akan ada satu orang pun yang akan mengasihanimu dan keluargamu. Dan aku pastikan kau akan memohon padaku untuk kembali lagi padamu. Jika hal itu terjadi, aku tidak akan sudi menerima pria menjijikkan sepertimu di dalam kehidupanku."
Alana menatap tajam satu persatu wajah anggota keluarganya. "Baiklah. Kalau ini yang kalian inginkan. Aku akan mengabulkannya." Aku Quenza Alana. Aku membuang marga Alarik dibelakang namaku. Dan aku tidak akan menggunakan marga brengsek itu lagi. Aku anak yatim piatu. Kedua orang tuaku sudah meninggal. Aku bukan bagian keluarga Alarik dan kalian juga bukan keluargaku lagi. Sampai kapanpun. Sampai ajal menjemputku." Alana berbicara dengan lantangnya. Kini yang ada di hati dan pikirannya hanya dendam dan kemarahan.
Mereka yang mendengar ucapan Alana merasa takut. Mereka seakan-akan tidak percaya atas apa yang diucapkan oleh gadis yang berusia delapan belas tahun. Mereka dapat melihat dari raut wajahnya. Terlihat wajahnya yang penuh amarah dan dendam.
"Baguslah kalau kau sadar. Sekarang pergi dari rumah ini." Leyla tidak peduli lagi dengan putri kandungnya.
"Ibu, jangan lakukan itu. Alana itu putri kandungmu," ucap Olivia. Sedangkan di dalam hatinya sudah tersenyum bahagia.
"Kau anakku, Olivia. Sedangkan dia bukan siapa-siapaku. Dia hanya seorang monster. Dia tidak pantas mendapatkan kebaikanmu," tutur Leyla. Alana tersenyum sinis kearah Olivia. Dirinya berpikir dan merencanakan sesuatu.
"Silahkan kau bermain dengan permainanmu, jalang. Tunggu saja saat aku meraih segalanya. Aku akan membalasnya," batin Alana.
Alana menatap tajam wajah ibunya. Lalu mendekatkan wajahnya tepat di hadapan wajah ibunya. "Dengan senang hati aku akan mengabulkan keinginanmu, Nyonya Leyla. Dulu kau adalah ibuku. Wanita yang sangat aku hormati, aku sayangi dan aku banggakan. Tepat hari ini hubungan kita sudah tidak ada lagi. Kau bukan ibuku dan aku bukan anakmu. Kau sudah memilih perempuan jalang itu sebagai anakmu dan membuangku anak kandungmu sendiri. Ingat!! Tuhan melihat semua apa yang kau lakukan padaku hari ini. Aku akan kembali lagi dan membalaskan sakit hatiku padamu, Nyonya Leyla. Saat hari itu tiba, kau adalah musuhku. Dan aku akan menghancurkan semua musuh-musuhku, termasuk kau. Aku akan pastikan kau akan mengemis maaf padaku sembari bersimpuh di hadapanku dan bahkan mulutmu itu akan menyebut kata ibu untukku, serta memohon agar aku memanggilmu dengan sebutan ibu. Kalau sampai hal itu terjadi. Aku Quenza Alana tidak akan sudi memanggilmu dengan sebutan ibu dan aku juga tidak akan pernah sudi memaafkanmu dan juga anggota keluargamu lainnya. Camkan itu Nyonya." Alana berbicara dengan penuh penekanan.
Sedangkan Leyla hanya diam ditempat. Tubuhnya bergetar saat mendengar ucapan dari Alana.
Alana menatap tajam wajah anggota keluarganya yang lainnya. "Dan untuk kalian semuanya. Aku Alana tidak akan pernah melupakan kejadian hari ini. Aku tidak akan pernah melupakan penghinaan yang kalian berikan padaku hari ini. Aku tidak akan pernah melupakan tamparan yang diberikan padaku hari ini. Selama aku hidup, selama itulah aku akan terus mengingatnya. Tunggu saja pembalasanku. Dan aku akan kembali untuk membalaskan sakit hatiku pada kalian semua. Aku akan menghancurkan kalian sampai keakar akar nya. Aku akan buat kalian semua menangis darah atas perbuatan kalian padaku. Aku akan membuat kalian semua tidak bisa menegakkan kepala kalian lagi didepan semua orang. Aku akan membuat semua orang diluar sana mengetahui kebusukan kalian yang sebenarnya dan membuat mereka mengetahui siapa yang anak kandung dan siapa anak angkat dikeluarga Alarik?!" teriak Alana dengan lantangnya sembari menunjuk satu persatu wajah anggota keluarganya.
Lalu tatapan matanya tertuju pada Olivia.
"Dan kau pelacur sialan. Bersenang-senanglah. Aku memberikan kesempatan untukmu merasakan kebahagiaan atas apa yang kau raih hari ini. Disaat kesempatanmu habis. Bersiap-siaplah. Aku akan membuatmu merasakan apa yang aku rasakan hari ini. Aku akan membuatmu kehilangan segalanya. Salah satunya adalah aku akan membuat orang-orang diluar sana memandangmu rendah, jijik dan juga hina." Alana berucap dengan senyuman sinisnya.
Setelah puas mengatakan rasa sakit hatinya. Alana pun pergi meninggalkan rumahnya yang sudah ditempati olehnya selama delapan belas tahun. Tapi sebelumnya, Alana melangkah menuju sebuah dinding yang tak jauh dari mereka semua berdiri. Dimana didinding itu terpasang sebuah kamera kecil.
Kamera itu terpasang apik disebuah jam dinding, yang kebetulan warnanya senada dengan kamera tersebut. Alana mengambil kamera tersebut.
CUP!
Alana mencium kamera tersebut. "Kau akan membantuku untuk membalaskan dendamku suatu saat nanti," batin Alana menyeringai. Lalu memasukkan kamera itu kedalam saku celananya. Dan Alana pun pergi meninggalkan rumah neraka itu.
Dengan bermodalkan uang tabungan nya selama ini, Alana akan pergi ke Jerman. Dan memulai hidup barunya disana. Setelah lama menunggu, sebuah taksi melintas didepan nya dan Alana pun menaiki taxi itu.