PopNovel

Baca Buku di PopNovel

Workaholic Babysitter

Workaholic Babysitter

Penulis:SasameRyu

Berlangsung

Pengantar
Yuki hanyalah mahasiswi miskin tapi cerdas dan suka bekerja keras. Ia bekuliah di sore hari dan bekerja di cafe saat malam hari. Saat pagi hari ia selalu merasa bosan. Ia memutuskan untuk mencari pekerjaan tambahan. Sayang sekali ia belum juga mendapatkannya. Hingga suatu malam saat ia pulang bekerja ia tidak sengaja menolong seorang anak yang akan diculik. Pagi harinya setelah merawat anak itu semalaman ia akan memulangkan ke rumahnya. Tapi saat ia akan pulang anak itu malah menempelnya dan tidak mau jika Yuki pulang. Ayah dari anak itupun dengan tidak rekanya membiarkan Yuki bermain dengan anak-anaknya. Dan saat akan pulang bukan hanya satu tapi kedua anak itu tetap menempelnya. Hingga salah satu anak itu menyarankan supaya Yuki menjadi babysitter mereka. Dan sang ayah dengan gampangnya setuju. Ya, inilah hidup baru Yuki akan dimulai.
Buka▼
Bab

Shiro Yuki. Atau biasa dipanggil Yuki, adalah anak bungsu dari keluarga Shiro. Kaluarga Shiro sendiri terkenal karena kerja keras, kecerdasan dan kejujuran mereka di desa tempat mereka tinggal. Semua keturunan mereka memilih menjadi pengusaha kecil-kecilan di desa.

Hanya Yuki yang berani pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikan nya. Ia mengambil fakultas bahasa dan sastra, ia ingin menjadi pengusaha penerbit buku terkenal dan sukses.

Untuk kuliah Yuki mengambil kelas sore, yang dimulai pukul 15.00 dan selesai pukul 17.00. Setelahnya ia akan pergi bekerja di cafe hingga pukul 22.00 dan baru akan pulang ke apartemen kecil yang ia sewa. Biaya kuliah ia dapatkan dari beasiswa karena kecerdasan dan kerja keras yang ia miliki. Selain bekerja di cafe ia juga menjadi editor dan penulis freelance untuk tambahan uang jajan katanya.

Saat ini ia sedang mendengarkan penjelasan dari dosen tercinta. Saking cintanya semua mahasiswa ingin sekali mencukur kepala tak berambut itu. Tugas yang diberika sudah tak bisa ditoleransi lagi. Bukan soal banyak atau sulit, tapi tugas yang diberikan lebih ke aneh. Memangnya ada mahasiswa bahasa disuruh membedah kodok saat mata kuliah Sastra Inggris.

"Pak, maaf sebelumnya tapi jam pembelajaran sudah selesai. Kita juga harus pulang untuk mengerjakan tugas yang bapak beri," ucap salah satu mahasiswa. Dosen itu melihatnya dan beralih ke jam tangan. Setelah itu ia meletakkan spidol ke tempatnya dan beralih mengambil tasnya di meja.

"Kerjakan tugas yang saya beri. Jika tidak jangan harap lulus dari mata kuliah saya," ucapnya dan berlaku pergi keluar. Saat siluetnya sudah dipastikan menghilang semua mahasiswa langsung menjerit kesenangan. Yuki sendiri segera membereskan buku dan berpamitan dengan yang lainnya.

"Aku duluan teman-teman," teriaknya dan dibalas sahutan dari teman-teman yang ada di dalam kelas.

Saat ini ia sedang menuju ke cafe tempat ia bekerja. Cafe itu cukup terkenal di lingkungannya. Banyak remaja, anak-anak, orang tua ataupun keluarga yang kesana. Entah minum kopi, memesan kue, atau yang lainnya.

Yuki sendiri segera memasuki ruangan khusus staf. Dia mengganti bajunya dengan baju kerja yang diambil di loker. Setelah itu ia segera menuju ke belakang mesin kasir karena memang itu posisinya.

"Yuki, kau sudah tiba? Kalo begitu cepat gantikan aku. Aku ada kencan hari ini," ucap seorang wanita dengan rambut pendek sebahu.

"Dengan siapa lagi? Yang kemarin atau baru lagi?" Tanya Yuki sambil mengambil alih posisi di belakang kasir.

"Masih yang kemarin kok, tenang saja, hahaha," ucap wanita itu yang bernama tag Yuici Osa.

"Ya, kuharap kali ini lancar," ucap Yuki sambil melayani pelanggan yang ingin membayar.

"Terima kasih doamu Yuki. Dan aku berharap kau segera mendapatkan jodoh," ucap Osa sambil berlari sebelum Yuki melemparkan sepatunya. Yuki sendiri hanya menghela napas, sudah terbiasa dia teman kerjanya itu.

Cafe cukup ramai dan semakin ramai. Hingga malam hari. Yuki dan teman kerja yang lain sampai tidak bisa istirahat tadi. Tapi tidak apa, karena itu akan terhitung sebagai lembur. Yuki suka lembur, semakin banyak lembur semakin banyak uangnya.

Saat ini cafe sudah tutup. Yuki juga akan segera pulang.

"Yuki, kau akan pulang sendiri?" Tanya salah satu teman kerjanya.

"Ya, seperti biasanya," jawab Yuki.

"Aku bisa saja memberimu tumpangan, tapi aku yakin kau pasti akan menolaknya," jawab temannya itu dan dijawab tawa dari semua teman yang lain. Yuki memilih berpamitan dan segera pergi dari sana.

Saat ia berada di dua jalan hatinya sedikit bimbang. Ingin melalui jalan yang biasa ia lalui atau jalan yang lainnya. Dan dia lebih memilih melalui jalan yang lainnya. Supaya menantang adrenalin sepertinya. Jalan itu cukup sepi, tapi terdapat banyak lampu jalan. Sedangkan jalan yang ia lalui, selaku ramai tapi lampu jalan nya sedikit redup.

Saat sedang nyusuri jalan itu ia seperti mendengar suara anak kecil menangis dan berteriak minta tolong. 'Tahu begini aku melalui jalan yang biasanya saja,' ucapnya dalam hati.

Didepan sana ia dapat melihat seorang anak? Mungkin. Sedang diseret untuk dimasukkan kedalam mobil. Yuki berpikir jika anak itu kabur makanya dibawa pulang dengan cara diseret. Tapi, ada yang aneh. Anak itu semakin lama semakin histeris. 'Wah ngga bener nih,' ucap Yuki dalam hati lagi.

Yuki tanpa takut segera berlari dan menendang salah satu dari mereka hingga terjatuh ke depan.

"Mau dibawa kemana anak itu?" Tanya Yuki dengan intonasi suara tinggi.

"Bukan urusanmu, lebih baik kau pergi," ucap salah satu dari mereka.

"Kalian pasti mau menculiknya kan?" Tanya Yuki. Mereka seger diam hingga salah satu dari mereka membuat alasan.

"Tidak, anak ini kabur dan kami mencoba membawanya pulang perintah dari ibunya".

"Tapi, ibu hiks ku sudah hiks meninggal hiks," jawab anak itu sambil masih menangis.

Yuki segera menghajar orang-orang itu. Dalam sekejap mereka sudah tidur di tanah dengan kondisi yang cukup mengenaskan. Meski tubuh Yuki pendek dan kecil dia bisa membanting seorang pria yang memiliki tubuh dua kali lipat dari dirinya.

Yuki langsung menggendong anak itu dan di bawa ke apartemennya. Sesampainya disana ia segera mengganti baju anak itu dengan baju miliknya yang sudah kecil. Dan betapa terkejutnya dia, ternyata anak itu adalah lelaki. Ia segera mengganti bajunya dan menyiapkan makanan untuknya dan anak itu.

Saat di meja makan anak itu langsung memakannya dengan sangat lahap. Seakan-akan tidak pernah makan tiga hari.

"Adik kecil kami siapa namamu?" Tanya Yuki.

"Akihiko Yukio, panggil saja Yukio. Nama kakak siapa?" Tanya anak itu.

"Shiro Yuki," jawab Yuki sambil tersenyum. Kerena melihat senyuman Yuki anak itu langsung terpesona sampai sendoknya jatuh. Yuki yang melihat itu segera tersenyum maklum.

"Lain kali jika makan jangan melamun, jika sendoknya jatuh ke lantai kan jadi kotor," ucap Yuki sambil mengambil sendok dan mengembalikan ke tangan Yukio. Yukio sendiri hanya tersenyum sambil memperlihatkan gigi kelincinya.

"Yukio tinggal dimana? Besok biar kakak antar pulang, setelah makan Yukio tidur dengan kakak dulu ya," ucap Yuki.

"Di mansion Akihiko, oke," ucap Yukio.

Mereka segera menyesuaikan makan malam dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, tangan, kaki dan menggosok gigi. Sekarang mereka sudah di dalam kamar. Yukio tidur didalam pelukan Yuki. 'Nyaman, seperti dipeluk mama,' ucap Yukio dalam hati. Biarlah mereka tidur setelah melakukan hal yang melelahkan seharian. Sepertinya Yuki lupa untuk menanyakan kenapa Yukio bisa ada di lingkungan itu. Tapi karena lelah ia mencoba tidak peduli dan tidur.